Chapter 26

2.1K 299 150
                                    

~Happy Reading~

Disinilah sekarang kedua pasangan ibu dan anak itu berada. Disebuah mobil dengan suasana hening yang menjadi pelengkap isi mobil yang tengah Titan kemudikan. Melihat suasana yang sangat canggung, Mereka memutuskan untuk langsung kembali pulang setelah melihat kenyataan yang sungguh mengejutkan dan tidak pernah disangka sebelumnya.

"Jadi Titan ini benar anak mu Ni?" Tanya Hanin mencoba kembali meyakinkan dirinya sendiri.

Rani menoleh kesamping untuk menatap lawan bicara yang duduk di sebelahnya dengan tatapan tidak percaya. "Iya, Titan ini anak ku yang pernah aku ceritakan pada mu lima tahun lalu saat kita tidak sengaja bertemu di salah satu pusat perbelanjaan"

"Semua terasa seperti mimpi. Aku tidak menyangka anak dari sahabat karib ku ternyata mantan kekasih putriku"

Di kursi depan mata Jihan dan Titan bersamaan membulat terkejut dengan pernyataan Hanin barusan. Tidak heran bagi mereka berdua mengingat Hanin pasti menyangka Rani sudah mengetahui hubungan keduanya yang telah berakhir yang padahal belum sama sekali wanita itu ketahui. Tapi bukan itu yang membuat mereka terkejut dan takut, melainkan bagaimana respon Rani selanjutnya yang mengetahui hal ini secara tiba-tiba.

Alis Rani menyatu. "Mantan kekasih bagaimana maksud kamu?"

"Kamu tidak mengetahui hubungan mereka berdua?"

"Aku mengetahuinya, bahkan aku sangat mendukung hubungan mereka sejak dulu. Maka dari itu aku bingung saat mendengar kamu mengatakan bahwa mereka sudah berstatus sebagai mantan kekasih"

Hanin terbelalak kaget. Dia merasa bersalah karena selama ini sudah menjauhkan Jihan dari orang yang tepat. Rani adalah salah satu sahabat dekatnya yang dari dulu hingga sekarang selalu membantu dia di saat mengalami masalah ekonomi atau masalah lainnya, mengingat bahwa dulu sebelum menikah dengan Bramantyo dia bukan orang berada.

Rasa bersalah kini menyergapi relung hati Hanin saat kembali mengingat bagaimana ancaman dan kata-kata kasar yang ia tujukan pada Titan, putra dari sahabat baiknya itu.

"Siapa yang bilang sih mah? Aku sama Titan belum putus kok. Ya kan sayang?" Kata Jihan meraih tangan kiri Titan untuk digenggam.

Jihan tidak lagi memperdulikan adanya sang mamah di kursi belakang yang menatap ke arahnya dengan wajah kaget. Jihan siap jika harus kembali menanggung kemarahan mamahnya, karena lagi pula sekarang kebahagiaan yang bisa dia pertahankan hanya tinggal Rani dan Titan. Demi apapun, Jihan belum siap kehilangan Rani lagi hari ini juga. Ia takut wanita itu membenci dirinya saat mengingat pengakuan terakhir Jihan disekolah beberapa bulan yang lalu tentang dirinya yang sudah memiliki kekasih.

"Jadi kalian belum putus?" Tanya Hanin pada dua anak di kursi depan.

Rani tertawa kecil mendengar pertanyaan sahabatnya. "Gimana bisa kamu berfikir mereka putus? Mereka bahkan semakin romantis. Lihat saja beberapa hari belakangan ini, Titan sering mengajak Jihan untuk main ke rumah sepulang sekolah" Tangan Rani perlahan menggenggam tangan Hanin, membuat sang empu menoleh menatap ke arahnya. "Gak heran kenapa aku bisa sesayang ini ke Jihan, karena ternyata dia anak kamu. Sahabat baik ku"

"Maaf Ni, tapi sebelumnya aku mau jujur satu hal pada kamu"

"Apa itu?"

"Sejak putriku mengenalkan Titan sebagai kekasihnya, aku gak pernah menerima anak mu. Aku selalu meminta Jihan untuk memutuskan hubungannya dengan Titan, karena seperti yang aku ketahui dari guru-guru disekolah mereka bahwa putramu itu adalah salah satu murid yang terkenal nakal" Ujar Hanin memberi jeda. "Aku hanya tidak ingin putriku jatuh di orang yang salah dan bernasib sama seperti ku"

STORY WITH MANTAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang