Chapter 31

3K 313 207
                                    

~Happy Reading~

Wajah gelisah dan ketakutan seorang Jihan tidak bisa ia tutupi. Sejak tadi gadis itu berjalan mondar-mandir sambil sesekali mengecek ponsel miliknya, membuat Jea dan Lista yang tengah bersamanya menatap dengan tatapan jengah.

"Jihan"

Panggilan itu membuat Jihan berbalik badan cepat. Matanya menemukan seseorang yang sejak tadi menjadi bahan kekhawatirannya, Sekarang dia sudah bisa sedikit bernafas lega. Jihan berlari kecil di ikuti oleh Lista dan Jea yang ikut menghampiri Hanin yang berdiri sedikit jauh dari mereka dengan Rachell yang berdiri di samping wanita itu.

Jihan memegang kedua lengan sang mamah dan menelisik ke segala bagian badan Hanin untuk memeriksa apakah mamahnya baik-baik saja selama mengikuti rapat di dalam aula.

"Mamah gak kenapa-napa kan mah? P-papah ada nyakitin mamah gak?" Tanya Jihan dengan wajah penuh kekhawatiran.

Yang ditanya hanya tersenyum tipis lalu berbalik memegang kedua pundak Jihan berniat menenangkan putrinya. "Mamah baik-baik aja sayang, Kan ada sahabat kamu Rachell yang dari tadi jagain mamah. Berhenti untuk khawatir ya"

"I-iya mah, Tapi apa tadi papah ada ngeliat mamah di dalam juga?"

Kening Hanin mengernyit. "Bahkan mamah tidak melihat adanya papah mu di dalam"

"Mamah yakin?"

Hanin mengangguk yakin dengan ucapannya, membuat Jihan bisa bernafas semakin lega sekarang. Segala ketakutan yang ia rasakan kemarin ternyata tidak benar terjadi dan Jihan sangat bersyukur akan hal itu. Setidaknya tidak akan ada keributan yang akan berakhir dengan mempermalukan dia dan juga mamahnya di sekolah hari ini.

"Mbak Hanin"

Suara itu membuat tubuh Jihan seketika melemas tidak bertenaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara itu membuat tubuh Jihan seketika melemas tidak bertenaga. Semangat dan rasa bahagianya seketika pudar saat mengetahui siapa orang yang memanggil mamahnya. Itu Shirren, Istri papahnya sekaligus penghancur keluarga mereka.

"Apa kabar mbak? Aku sedikit terkejut tadi saat melihat Mbak berada disini juga. Apa itu berarti anak kita satu sekolah ya?" Ujar Shirren mencoba ramah dengan menunjukkan senyum lebar bersemangatnya.

Jihan sudah membuang wajahnya kesamping merasa muak akan drama yang di buat oleh si penggoda di depannya. Sudah dia tebak sebelumnya, jika bukan sang papah yang hadir maka pasti Shirren lah yang berada di sekolah sebagai wali Yoga.

Malas untuk membalas sapaan dari Shireen, Hanin memilih mengabaikan dan tetap menatap Jihan beserta para sahabat putrinya. "Jihan mamah harus segera kembali ke butik dengan tante Rani, dia sudah menunggu mamah di parkiran"

"Iya mah, Hati-hati dan sampaikan salam Jihan untuk nya"

'Cup'

Hanin mendaratkan kecupan di kening Jihan. "Jaga diri kamu ya sa––"


STORY WITH MANTAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang