Chapter 01.

1.4K 164 8
                                    

***
Seorang gadis dengan rambut sebahu yang sedang memakai sebuah jaket pada hari Senin masih bisa santai berdiri dibarisan upacara. Seolah-olah keberuntungan memihak padanya, selalu. Dia, masih enggan berbaris dibarisan murid yang melanggar aturan. Wajahnya yang angkuh tampak tak menghiraukan cuaca yang sedang panas terik.

Dia adalah—Minara Faleesha—gadis pentolan sekolah ditakuti murid-murid karena dia sering membully murid-murid yang sok jagoan. Dan pada akhirnya, sekolah di sini tak ada satupun murid lemah atau apapun. Semua, sama rata.  Hanya ada—Minara—Kang Bully.

"Topi aku Min!"

Minara tersenyum iblis selesai menyembunyikan topi milik—El—ke dalam kantong jaketnya. Lumayan, daripada mendengarkan sang kepala sekolah memberi amanat yang tak tau sampai mana selesai.

"Udah pergi sono!" Minara mendorong El untuk pergi ke barisan murid yang melanggar.

Dengan terpaksa, amat terpaksa. El berjalan dengan langkah gontai sesekali melihat ke arah Minara yang sedang tersenyum sinis.

El atau nama panjangnya adalah—Rafael Rajendra. Yang selalu menggunakan kacamata persis dengan orang culun.

Selesai upacara, bel pun berbunyi, dengan sigap mereka pun kembali ke kelas lalu mengikuti pelajaran. Namun sayang. kini, kelas IPA 2 sedang tak ada guru yang mengajar.

"Ada lihat uang gue gak? Sebelum upacara gue taruh di sini, kok." Gadis tersebut masih berusaha mencari uangnya sampai-sampai menghamburkan segala apa yang ada.

"Masuk kelas paling pertama adalah Minara." Ketua kelas—Dika—Memberi tahu.

"Ziv, lu satu-satunya teman gue, gak mungkin gue yang ambil." Balas Minara tak mau kalah.

Zivanna—adalah satu-satunya teman Minara

"Mau-maunya sih lu temanan sama kang bully?" tanya gadis dengan rambut tergerai serta makeup tebal yang menghiasi wajah nya.

"Ngaku gak lu!" Sambung nya lagi yang membuat Minara menarik rambutnya seketika lalu diseretnya gadis yang bernama tag Revalina Dewi itu kesudut kelas. Semua hanya bisa menoleh kebelakang dan bersikap biasa saja, sepertinya hal itu lumrah ketika dilakukan ketika tak ada guru.

Minara pun menarik rambut Eva lalu berbisik tepat ditelinga nya. "Ini yang disebut kang bully?" tanya Minara dengan menatap tajam ke arah Eva dan langsung menghempaskan tangannya dari rambut.

Datang lah El yang sedang membawa botol minuman yang langsung dirampas oleh Minara lalu diguyurkan nya ke wajah Eva yang membuat makeup diwajahnya luntur seketika. Semua hanya bisa tertawa melihat wajah Eva yang sudah luntur dari makeup tanpa ada polesan lagi, kantong mata yang hitam serta berjerawat sangat menghiasi wajah Eva. Eva hanya bisa menangis, dan langsung kembali ketempat duduknya.

"Lu Bilang bahwa gue yang pertama kali masuk kekelas, kok tau? Jangan-jangan lu yang pertama kali ada dikelas!" teriak Minara terhadap Dika yang sedang mematung. Semua pun hanya bisa menyimak lalu disusul Ziva yang sedang memeriksa tas milik Dika. Dan benar saja uang berjumlah lima ratus ribu sedang ada didalam lembaran buku LKS milik Dika.

"Maaf, ibu gue belum dapat gaji, gue takut dikeluarin karena gak bayar SPP. Dan nunggak lima bulan," jelas Dika yang membuat temannya terharu, memang Dika adalah murid miskin.

"Lain kali bilang dong," balas Ziva seraya menepuk pundak Dika. "Santai aja, kalo lagi butuh gue bisa bantu."

Minara hanya bisa menatap nanar, murid terpintar memang selalu dibela, apapun yang dia lakukan pasti mendapatkan simpati teman-temannya, sedangkan Minara?
Namun ia akan membuktikan bahwa dia bisa hidup sendiri tanpa ada simpati.

"Kantin yuk," ajak Ziva yang membuyarkan lamunan Minara. Hanya Ziva lah seorang yang mau berteman dengan Minara, entah apa yang membuatnya mau berteman.

Namun, dipertengahan jalan seorang menabraknya dan menumpahkan mangkok berisi bakso di sepatu Minara. "Bersihin!" teriak Minara seraya menarik ujung baju siswa yang menabraknya, dia adalah---Arkana seorang siswa berandal yang sering ditakuti karena dia adalah ketua geng yang bernama Altair. Namun, bagi Minara, Arkana adalah seorang pecundang.

"Gue gak sengaja," jawab Arkana yang membuat Minara menatapnya tajam.

"Bersihin, atau ... Lu gak akan tenang hidup di sekolah!" ancam Minara seraya menarik kerah baju Arkan.

"Udah Min, biarin aja," sambung Ziva yang ingin mengajak Minara mencari tempat duduk, namun nyatanya Minara masih menunggu Arkan untuk membersihkan sepatunya.

Semua hanya bisa menonton keributan yang terjadi di kantin, Minara masih menatap tajam kearah Arkan yang nampak enggan membersihkan. "Gini nih, contoh orang yang gak bertanggungjawab." Minara lalu pergi meninggalkan Arkan tak lupa menabrak bahunya. Arkan hanya bisa menoleh kebelakang, dan menyesali perbuatannya yang membuat harga dirinya jatuh, Minara adalah seorang yang harus dihindari!

Namun ketika asik memakan di kantin, tiba-tiba saja El datang dengan membawa sebuah ember berisikan air dan langsung diguyurkan nya ke sepatu Minara. Yang membuat emosi Minara naik seketika, sepatunya sudah basah kuyup bahkan air menerobos ke kaos kakinya.

"RAFAEL! AWAS LO YA!" teriak Minara yang langsung mengejar El yang sedang berlari ngos-ngosan.

(Vote+comen jangan lupa)

Minara [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang