Chapter 07.

620 89 2
                                    

[Tahap Revisi]

***

Sekarang, di bawah matahari terik Minara berdiri di parkiran tepatnya di samping motor sport milik Arkan.

"Ngapain lu?" tanya Arkan yang baru datang, seragam keluar serta memakai jaket berlambang A dengan membentuk bintang.

"Lama banget, waktu gue habis gara-gara nungguin lo tau!"

"Apa sih? Pergi sana!" Selesai memasang helm-nya, Arkan langsung mengibaskan tangannya terhadap Minara untuk menyuruh pergi.

Dia sudah siap menggas motornya tanpa peduli terhadap Minara yang masih mengoceh ria. Motor Arkan melaju dengan asap yang menyembul. Sepertinya ia sedang terburu-buru sekali.

Seketika Minara batuk karena asap knalpot, setelah batuknya reda dengan sigap dia mengejar Arkan yang sudah sangat jauh. Minara menghentakkan kaki dengan kesal di depan pagar SMA Aksara, banyak murid-murid yang berhamburan ingin pulang dari sekolah.

Terlihat juga ada El yang sudah siap dengan sepedanya untuk pulang. "Tolongin gue!" Minara menarik tas El membuat langkah sepeda El terhenti.

El membawa Minara meminggir dari gerbang. "Mau dibantu apa?"

"Tolongin gue, bujuk si Arkana."

"Eunghh, El nggak mau." El menggeleng. "Ngapain sih jadi anggota geng? Nggak ada gunanya Min." El bersiap untuk menginjak pedal sepedanya.

"Ada gunanya, kok."

"Apa? Mau jadi yang pertama biar jadi tambah famous?" Jleb, omongan El emang menusuk ya Bund. "Padahal Minara udah jadi yang pertama di hati El, loh."

Enyahlah! Buaya darat! Batin Minara bergidik ngeri.

"Udah deh, pergi sana!"

"Nggak mau ikut?" tawar El. "Padahal El pengen dipeluk Minara dari belakang lagi loh." El mengedipkan sebelah matanya genit.

"Pergi dari hadapan gue sekarang!" Dengan sigap El mengayuh sepedanya dengan cepat sembari terkekeh.

Minara kembali memasuki angkot yang sudah banyak berisi murid-murid penuh. Setelah Minara masuk ke dalam, semua murid bergeser, menjauh darinya.

"Apa sih?" gumam Minara yang juga ikut bergeser. Kalau ada yang bergeser, dia pun juga bergeser dong. Bukan cuman orang lain yang bisa!

Minara turun angkot di depan markas geng Altair. Tadi dia belum sempat mengobrol dengan Arkan, habisnya Arkan sepertinya sangat buru-buru. Benar saja, sesampainya di depan pintu markas, semua sunyi, sepi.

Bahkan, pintu pun terkunci. Dengan terpaksa Minara duduk di depan markas sembari memainkan ponselnya.

Hari sudah mulai gelap, tetapi para anggota Altair belum menampakkan hidungnya. Hingga datanglah segerombolan motor sport yang pertanda mereka telah datang.

"Ngapain lu kesini?" tanya Arkan dengan wajah babak belur, teman-temannya pun sama, sepertinya mereka habis tawuran, pikir Minara.

Minara mencoba mengusap lebam yang ada di pipi Arkan. Kemudian teman Arkan yang membawa kotak P3K langsung diambil Minara untuk mengobati.

"Punya masalah hidup apa sih lu sampe tawuran segala," gumam Minara yang masih terdengar jelas oleh Arkan.

"Awww, bisa gak sih kek cewek gitu lemah lembut," balas Arkan ketika Minara menekan lukanya.

"Terus gue apa hah!?" teriak Minara yang membuat Arkan spontan berlari masuk ke dalam untuk melihat keadaan teman-temannya.

Setelah keluar, Arkan langsung menghampiri Minara. "Namanya geng nggak jauh dari kata tawuran Min. Bukannya lo mau masuk geng? Tapi kok anti dengan tawuran. Gue jadi ragu."

Uwoooww! Arkan ngomong panjang kali lebar. Ayo! Beri tepuk gemuruh.

"Lu gak balik?" tanya Arkan seraya menyodorkan makanan buat Minara.

"Nah peka lu. Bentar habisin makanan ini dulu!" jawab Minara yang langsung melahap makanan yang membuat Arkan terkekeh.

Selesai memakan makanan, Minara pun pulang. Lumayan makan gratis, pikirnya.

Minara pun pulang ke rumah, ketika memasuki rumahnya, terlihat ayahnya yang sedang menunggu di ruang tamu.

"Saya akan mengirim kamu ke Jerman!" Minara tidak menyahut sama sekali.

Minara lebih memilih memasuki kamarnya dan langsung mandi. Dan mempersiapkan untuk pergi ke konser ibunya nanti malam. Bukan konser sih, seperti acara yang ibunya menjadi tamu.

Selesai bersiap-siap, Minara pun berangkat dengan menggunakan mobil milik El yang ingin menemaninya untuk pergi ke konser. Mungkin tampak nya El memang cupu, tetapi nyatanya tidak seperti itu. Walaupun sifat polos nya tidak berubah-ubah.

Setelah membeli tiket mereka pun memilih tempat duduk dan langsung melihat konser pemenang ajang bakat model. Terlihat Kana Ayunda sangat cantik, apalagi badannya yang sangat pas padahal sudah menikah. Memang sih, beliau sudah tidak lagi menjadi model. Dan memilih menjadi aktris, ataupun presenter. Yang penting perkejaannya sering muncul di televisi.

(Vote+comen jangan lupa)

Minara [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang