Chapter 25.

519 76 0
                                    


Kedatangan Arkan dan Neera menggunakan motor sport miliknya di sekolah membuat menarik perhatian murid perempuan SMA Aksara. Pasalnya, geng Ramirez yang mereka ketahui geng yang sangat ditakuti di kota dikalahkan dengan geng Altair yang bahkan levelnya sangat jauh dengan Ramirez.

Geng Ramirez mengalami kekalahan satu kali dalam hidupnya, dengan lawan yang bahkan tak sebanding. Anggota-anggotanya banyak yang meninggal, ataupun dirawat di rumah sakit bekas perkelahian semalam.

"Kenapa gue baru sadar kalau ada cowok ganteng di sekolahan kita!"

"Udah ada pawangnya mbak."

"Ah iya! Cocok banget, gilakk!"

Masih banyak celotehan kaum hawa ketika melihat Arkan dan Neera berjalan bersisian. Keduanya nampak tersenyum merekah, seperti pasangan yang sangat bahagia. Entah sebagai pasangan saling mencintai atau saling menguntungkan.

Mereka berdua berjalan membelah kerumunan, tanpa tau di sana ada Minara sedang bersandar di tiang. Menatap ke arah mereka dengan nanar, karena Arkan baru saja mengirim pesan bahwa dia sudah dikeluarkan dari geng Altair. Sudah tidak diperlukan lagi.

"Hebat Lo Neer, bisa dapatkan Arkan yang ... Wahh." Ziva langsung menghampiri Neera yang terkekeh.

"Gue mau buat pengumuman untuk semuanya."

"Pengumuman apa?" tanya Ziva.

"Ayo semuanya ikut gue ke kelas!"

Sebagian murid mengikuti Neera, sedangkan Arkan sendiri memilih untuk tidak mengikuti karena katanya ada urusan.

"Lo juga Min, ayo ikut!"

Minara tidak ingin sama sekali, namun tangannya terlebih dahulu di pegang kedua suruhan Neera.

Sesampainya di kelas, Neera langsung membuka suara. "Bagaimana rasanya menderita sekolah di sini?"

Semua murid terdiam di depan kelas.

"Rasanya menderita ketika ada Minara kan? Bagaimana dia membully kalian!"

Semua langsung setuju ketika nama Minara disebut.

"Jadi gue mau negosiasi, setelah ini tidak ada lagi yang namanya pembullyan. Sekolah kita bakal aman."

"Omong kosong!" teriakan Minara membuat rambutnya langsung dijambak.

"Tapi, kita harus membalaskan dendam kita semua ke Minara yang sudah membuat menderita!"

Yang lain nampak berapi-api, negoisasi Neera memang menguntungkan. Lagipula, mereka sudah menunggu hari ini dari lama.

"Keluarkan semua yang kalian tahan!"

Dua orang yang disuruh Neera langsung mendorong Minara memasuki kelas. Minara tersungkur, sebanyak 30 orang memasuki kelas. Yang paling mengerikan, laki-laki juga ikut masuk ke dalam.

"Buka, Neera!" El datang terengah-engah kala Neera mengunci pintu kelas.

"Lo sama sekali nggak mau balas kelakuan Minara selama ini?" tanya Neera ke El yang sedang menatap nanar Minara dari balik kaca.

El menggeleng membuat Neera jengah, ia langsung melangkahkan kaki pergi.

"Ziva! Dika! Ayo tolongin Minara!" El langsung menghampiri Ziva dan Dika yang kini mematung.

Di belakang Dika ternyata sudah ada kepala sekolah dengan wajah khawatir, ia langsung membuka pintu dengan kunci cadangan.

"Minara!" Dimas langsung memeluk Minara yang kini sangat memprihatikan.

Seragamnya yang sudah dipotong-potong, tak lupa rambutnya yang hampir membuatnya botak.

"Geng Ramirez mau nyerang di luar!"



Minara [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang