•Tahap Revisi•
Sebuah panggung megah dengan berbagai ucapan perpisahan, diadakan di lapangan besar SMP Cemara. Selesai murid-muridnya menyanyikan lagu perpisahan, acara itu kini hampir selesai.
Terlihat seorang murid perempuan berkepang dua masih berdiri di depan gerbang sekolahannya. Sampai, ada satu temannya menghampiri.
"Minara?"
Minara langsung memundurkan langkahnya, lawan bicaranya itu kini tersenyum. Entah senyum seperti apa, membuat Minara langsung menunduk ketakutan.
"Ah, ternyata orang tua lo nggak datang juga?"
Minara menggeleng. "Mungkin sebentar lagi Ayah bakal datang."
"Apa susahnya bilang kalau lo nggak punya orang tua hah?!"
Minara mendongak, baru saja ingin menjawab, mereka kedatangan seorang wanita yang langsung dipeluk lawan bicaranya tadi.
"Mama!"
"Ini teman kamu, Neera?"
Neera menatap Minara jengah, terpaksa menganggukkan kepalanya. Mamanya langsung tersenyum, berkenalan dengan Minara yang masih menunduk.
"Udah ya, Ma! Aku mau main sama Minara."
Neera langsung menarik lengan Minara, membawanya untuk ke belakang sekolah. Sesampainya, ia langsung mendorong Minara dengan keras.
"Kamu mau ngapain?"
"Benar kata gue, ortu Lo nggak ada! Lo cuman cewek antah berantah yang datang ke sekolah ini!"
Neera meninggalkan Minara, ia langsung memanggil teman-temannya yang sedang membawa banyak barang-barang.
"Lo seharusnya nggak di sini, Min. Ah, lebih tepatnya seharusnya lo nggak usah ada di dunia ini!"
Neera menyiramkan sesuatu cairan yang warnanya sangat keruh, serta bau nya sangat menjijikkan.
Minara terbatuk hebat, namun tetap dipaksa untuk mendongak.
"Lo tau siapa yang naik ke panggung tadi? Papa gue! Min, dia donatur terbesar di sini. Dan Lo tau siapa yang berkenalan dengan Lo tadi? Mama gue!"
"Lantas Lo punya siapa?"
Minara menangis, tidak mampu menjawab karena itu benar adanya.
"Mari kita buat perpisahan yang sangat menyedihkan!"
Neera dan yang lainnya tertawa puas, sembari menendang-nendang kaki Minara yang sedang menenggelamkan wajah di lututnya.
Titisan air tersebut masih menetes di helaian rambutnya, baju sekolahnya kini tidak bewarna putih bersih lagi, serta alas kakinya pun sudah dibuang entah kemana.
Dendam, dendam itu masih membara.
Minara tersenyum sinis, mendongakkan kepalanya ketika melihat Neera dan teman-temannya sudah beranjak pergi.
Ia menatap tubuh mereka dari kejauhan, mereka yang tanpa merasa bersalah bisa-bisanya bercengkrama sembari tertawa.
"Dendam itu akan terus ada sampai kapanpun!" Minara berteriak seraya mencengkram erat roknya yang lusuh.
(Vote+comen jangan lupa)
KAMU SEDANG MEMBACA
Minara [END✓]
Ficção Adolescente[Tahap Revisi] Minara Faleesha--Seorang gadis yang memiliki hati kejam tak terbanding. Semua orang sering menyebutnya 'Kang bully' itulah kelakuan Minara di SMA Aksara. Namun nyatanya ... Dia adalah seorang yang memiliki sejuta rahasia, sejuta keboh...