Ketika memasuki UKS, Minara langsung merebahkan tubuhnya. Beruntung dia tidak mengikuti pelajaran. Hanya membersihkan, tanpa mengobati lukanya, ia langsung tertidur.
Tanpa terasa, dua jam sudah ia tertidur. El membangunkanya. "Bangun Min!"
El menggoyangkan pundak Minara. "Bangun! Udah istirahat nih."
Minara langsung membuka mata, terduduk bersandar. El menatapnya, dan langsung melihat lengan Minara. Dengan sigap ia langsung menutupinya dengan jaket.
"Udah tunggu gue di luar aja."
"Tap-"
"Duluan aja, Rafael!"
"Ya udah. Aku tunggu di luar." Rafael melangkahkan kakinya ke pintu, kemudian menutupnya.
Minara mengucek matanya, menguap, kemudian merebahkan badannya lagi. Ia merasa sangat lelah.
"Min? Ayo!" panggilan El dari luar membuat Minara menggerutu kesal.
"Bentar El!"
Dengan malas Minara mendatangi El. "Ayo, gue lapar."
Mereka berdua berjalan ke arah kantin yang sudah penuh dikarenakan Minara sangat lambat. Jadilah mereka memakannya di roof top.
Walaupun makannya dengan lesehan, bagi El ini adalah hal yang sangat istimewa. Kapan lagi dia makan berdua dengan Minara?
Di hadapannya kini Minara makan dengan lahapnya, sesekali anak-anak rambutnya terbawa mengikut angin.
"Maafin aku waktu nggak percaya sama kamu."
Minara menghentikan acara makannya, ia menatap El dengan tersenyum.
"Ayolah, gue rindu tau makan sama lo berduaan gini. Nggak usah bahas si Neera-Neera."
Baru saja Minara ingin berdiri, kakinya tidak sengaja menyenggol jus alpukat milik El.
"El, sorry."
"Min! Aku belum minum apa-apa!" teriak El membuat Minara langsung berlari.
Di roof top, mereka kejar-kejaran sembari tertawa. El sudah nampak lelah mengejar Minara yang masih semangat berlari.
Minara menghampiri El, menyerahkan minumannya. Baru saja El ingin mengambil, Minara terlebih dahulu meneguknya hingga habis.
"Yah, udah habis El."
"Minara!"
"Daripada mubazir? Bel bentar lagi bunyi nih."
El hanya bisa cemberut. "Kamu duluan aja, aku mau beli minum."
Minara membereskan makanannya, kemudian terlebih dahulu ke kelas meninggalkan El.
Di dalam kelas, semua teman-temannya sedang mengerumuni loker masing-masing. Minara langsung membelah kerumunan. Langsung melihat isi lokernya, ia juga mendapatkan hal yang sama.
"Seharusnya nih jelas ditaruh CCTV!" Ucapan Ziva disetujui yang lainnya.
Mereka yang ingin beranjak keluar, teurungkan kala melihat Eva baru datang dengan menangis.
"Lo kenapa?" tanya Neera melihat Eva membereskan tasnya.
"Gue dikeluarin dari sekolah!" Eva menghapus air matanya kasar. Menghampiri Minara. "Semua ini gara-gara Lo!"
"Gue nggak salah apa-apa, ya!"
"Lo beruntung Min, Lo beruntung bisa seenaknya bully kami tapi sama sekali nggak pernah dikasih hukuman."
Minara hanya menaikkan alisnya, ia memang sudah sering dihukum tapi tidak pernah ia laksanakan.
"Kenapa Lo nggak tanya ke teman Lo itu aja?" Minara menunjuk ke arah Neera.
Eva langsung mendorong Minara. "Gue bersyukur banget, di sini sekarang bukan Lo lagi yang berkuasa."
Minara kembali mendorong Eva, menjambak rambutnya. Eva pun melakukan hal yang sama.
Bu Arni langsung menarik lengan Eva, perkelahian itu terhenti. "Sudahlah Eva!"
"Setidaknya gue beruntung! Hari terakhir sekolah gue bisa bully Lo Minara!"
(Vote+comen jangan lupa)
KAMU SEDANG MEMBACA
Minara [END✓]
Teen Fiction[Tahap Revisi] Minara Faleesha--Seorang gadis yang memiliki hati kejam tak terbanding. Semua orang sering menyebutnya 'Kang bully' itulah kelakuan Minara di SMA Aksara. Namun nyatanya ... Dia adalah seorang yang memiliki sejuta rahasia, sejuta keboh...