Hari pun berganti. Kini, Minara sedang di ruang BK bersama Neera yang sedang berpura-pura menangis. Sepertinya ia adalah korban yang paling menyedihkan, yang membuat para guru-guru iba dan memandang sinis terhadap Minara.
"Maaf saya telat." Kana Ayunda—yang menjadi wakil ibu Neera yang baru saja datang dengan sigap dipeluk Neera kuat.
"Mom! Dia yang udah nyiram Neera sengaja!" Neera menunjuk ke Minara yang sedang mematung.
Minara mencoba bersikap biasa saja, walaupun dalam hatinya dia sangat kacau. Sekuat tenaga menahan tangis melihat seorang wanita yang telah melahirkannya dipeluk orang lain dengan sebutan Mom.
Bahkan Kana sangat erat memeluk Neera sembari mengusap kepala Neera dengan kasih sayang.
"Min?" Kana nampak terkejut setelah melihat Minara. Anak kandungnya yang sudah tumbuh besar.
"Selamat pagi, nyonya Kana."
Sekarang, ibu Neera tahu, bahwa anak tirinya bersekolah dimilik mantan suaminya. Dia tidak ingin berurusan, sekuat apapun ingin menghukum Minara, tidak akan bisa.
"Saya harap kejadian ini tidak terulang lagi, ya?"
"Hukum Minara dulu, Mom!" Neera protes melepaskan pelukan.
Kana menggeleng. "Biarkan guru-guru yang memberi sanksi."
Sudah cukup, Minara tidak dihukumkan? Dengan langkah cepat Minara keluar dari ruangan. Meninggalkan Neera yang masih memberi usul-usul hukuman apa yang pas untuk dirinya.
Minara berlari menuju roof top, dengan segala tumpah air mata yang sudah tidak tahan dia keluarkan. Sesampainya di rooftop, Minara langsung bersimpuh, memeluk lututnya dengan tatapan kosong.
"Ayah! Minara tadi dikurung di gudang sekolah!"
"Ayah, kata mereka Minara gak punya orang tua!"
"Jangan menyusahkan saya Min!" Minara kecil sedang ditarik menuju kamarnya, tak lupa dikunci.
Setelah tadinya di sekolah Minara menampar Neera kecil yang habis menghina Ayahnya. Minara hanya ingin membela ayahnya, Neera sudah keterlaluan. Namun apa yang dia dapatkan? Ayahnya sama sekali tidak pernah mendengarnya alasannya.
"Saya sibuk Min! Menjauh lah." Minara kecil mundur dari langkahnya.
Kemudian tanpa tak ia duga-duga, ibunya Kana Ayunda datang menjenguknya di rumah yang langsung disambut Minara gembira. Pasalnya dia hanya melihat foto ibunya dari gambar ataupun televisi.
"Boleh Minara panggil Bunda?"
Sapaan Minara tidak dihiraukan sama sekali oleh Kana, ia terlebih dahulu mendatangi Dimas kemudian pergi tanpa memperdulikan Minara yang sedang melambaikan tangannya terhadap mobil Kana yang menjauh.
Tangis Minara tak henti-henti, ia mengacak rambutnya frustasi. Kesukaan Minara hanya satu, memandangi televisi yang ada ibunya. Terkadang, Minara kecil mengusap televisi dengan tangisan. Dulu dia bodoh! Dulu dia lemah! Maka dari itu seharusnya sekarang dia sudah kuat. Seharusnya begitu, tapi untuk sekarang bolehkan jika Minara menyerah?
Minara bangkit berdiri, berjalan ke pembatas rooftop dengan langkah gontai. Selangkah lagi, tetapi suara seseorang mengagetkan Minara.
"Turuti perintah saya, sekali saja, jangan menyerah!" Ternyata yang berujar adalah Kana Ayunda yang sudah menghampiri Minara.
"Padahal saya pun juga bisa membunuh kamu sedari dulu, tapi apa? Saya kasihan sama kamu. Dengan susah payah saya terima kamu, dengan sekuat tenaga saya membesarkan kamu walaupun hanya sampai umur tiga tahun. Hidup dengan seseorang yang tidak kita cintai tidak mudah Min, dan ayahmu ingin bertanggung jawab mengurus kamu selanjutnya. Jadi tugas saya hanya sampai disitu, jika kamu bunuh diri. Percuma dong saya dulu-dulu merawat kamu mati-matian." Ada satu tetes yang keluar dari mata Kana. Menghela nafas gusar kemudian melanjutkan perkataannya. "Turuti sekali saja, ya? Dan jangan pernah ganggu Neera sedikitpun!"
Selesai itu, Kana langsung melenggangkan kaki pergi menghapus air mata dengan kasar.
Minara terdiam mematung, matanya menghadap kebawah melihat ibunya sudah ada di parkiran walaupun matanya melirik ke atas Minara untuk menuruti perintahnya.
Egois!
KAMU SEDANG MEMBACA
Minara [END✓]
Teen Fiction[Tahap Revisi] Minara Faleesha--Seorang gadis yang memiliki hati kejam tak terbanding. Semua orang sering menyebutnya 'Kang bully' itulah kelakuan Minara di SMA Aksara. Namun nyatanya ... Dia adalah seorang yang memiliki sejuta rahasia, sejuta keboh...