Chapter 13.

575 82 1
                                    

Minara pun bolos sekolah dan memilih tidur di rooftop. Sungguh saat ini dia muak melihat wajah Neera yang berpura-pura bahwa dia adalah korban. Bel istirahat pun membangunkan Minara dari tidurnya. Dengan sigap dia turun kebawah untuk kekantin.

Namun, semua meja penuh terisi, dia rindu setiap makan istirahat di rooftop bersama El. El malah duduk dengan Neera dan Ziva sembari tertawa ria lalu memandang sinis terhadap Minara. Minara pun menemukan meja kosong, tapi terlebih dahulu di duduki oleh Arkan.

"Gue duluan!" teriak Minara seraya langsung memakan makanan nya. Arkan hanya menatap datar Minara dan juga melanjutkan makannya.

"Arkan, sampai kapan sih lu terima gue jadi anggota," cibir Minara terhadap Arkan yang masih diam tak bergeming. "Gue kurang apa sih, udah cantik, baik, kejam juga lagi." Minara masih berceloteh tentang dirinya yang membuat Arkan risih seketika.

"Please, terima gue," mohon Minara sekali lagi. Namun, tetap tidak ada suara dari Arkan yang membuatnya sebal lalu menuangkan jus alpukat nya kedalam bakso yang sedang Arkan makan. Tetap saja, Arkan masih diam dan langsung meninggalkan meja tempatnya makan. Minara langsung menjegal langkah Arkan yang membuat Arkan jatuh mencium lantai kantin.

"Mau lu apa hah!?" teriak Arkan yang sudah muak dengan kelakuan Minara, dia langsung mendorong Minara jatuh tersungkur diujung kantin. "Gue tahu lu disegani warga sekolah, karena kelakuan lu. Tapi lu tau? lo itu cuman pengemis teman dengan alasan tidak akan membully nya." Arkan langsung meninggalkan Minara yang sedang terpaku mendengarkan ucapannya. Banyak murid-murid yang menonton kejadian dan mulai berbisik-bisik tentang Minara.

El yang melihat kejadian langsung membelah kerumuman dan membantu Minara untuk berdiri. Namun, uluran tangannya tidak disambut oleh Minara. Minara lalu berlari meninggalkan kerumunan dan masuk ke ruang kepala sekolah.

"Keluarkan murid yang bernama Arkana Mahatma!" pinta Minara terhadap ayahnya yang sedang menyusun dokumen tampak tak menghiraukan kehadiran sang anak.

Minara hanya berdiri dengan lesu menunggu jawaban ayahnya. Namun, tak ada suara pun yang terdengar. Tak adakah yang peduli padanya? Haruskah Minara mengulangi pertanyaannya itu lagi?

"Min! Urusan kamu sama Neera belum selesai, tolong jangan buat masalah lagi," ujar wali kelas Minara yang baru datang seraya menaruh dokumen ke meja ayahnya. "Ikut saya lagi ke ruang BK, biar masalah nya cepat selesai."

Minara hanya bisa mengikuti sang wali kelas sembari menoleh kebelakang melihat ayahnya yang masih sibuk tak menghiraukan dirinya sama sekali.

"Bela dirimu jika kamu tidak bermasalah," ujar wali kelas seraya mendaratkan bokong nya kekursi. Terlihat masih ada Neera yang di temani Ziva.

"Kunci loker saya rusak." Minara langsung mengeluarkan dua kunci loker yang satunya masih bagus dan yang satunya sudah patah. "Lagipula jika saya melakukannya tetap tidak bisa, kelas sudah dikunci."

Lalu datanglah guru yang sedang membawa rekaman CCTV dan melihatkan rekaman nya. Tampak, kelas sedang sunyi tak ada satu orangpun yang masuk. Lalu siapa yang salah?

Setelah melihat rekaman tersebut, Minara tersenyum smirk sembari melipat tangannya didepan dada. "Tidakkah kalian berpikir bahwa siapa orang yang pertama kali masuk ke kelas lalu menaruh bangkai tikus kedalam loker Neera?"

(Vote+comen jangan lupa)

Minara [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang