Chapter 17.

548 79 4
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi dari lima menit yang lalu. El masih terdiam berdiri menikmati angin roop top. Di bawah sana banyak orang berlalu lalang dengan dunianya masing-masing.

Setelah menarik nafas panjang, ia menuju ke kelasnya. Sesekali membenarkan kacamata bulat yang selalu selalu bertengger dihidungnya.

Ketika memasuki kelas, hanya ada beberapa murid. Karena kebanyakan sedang istirahat di kantin.

"Lo nggak apa-apa El? Diapain aja sama Minara?" Ziva langsung menghampirinya.

"Aku baik-baik aja."

"Gue berteman cukup lama sama kalian. Dulu, Minara nggak sekejam ini sampai kehadiran Neera."

"Dia beneran nggak ketebak." Ziva menyetujui ucapan El. "Btw, Neera mana?"

"Keluar, eh itu dia." Ziva menunjuk Neera yang baru datang setelah diantar oleh seseorang. "Arkan?"

"Gue pacaran sama Arkan." Neera langsung mengaitkan jari-jarinya ke jari Arkan yang sedang tersenyum.

El yang melihat hanya terdiam, kakak tirinya berpacaran dengan orang yang dia sukai? Ayolah, lelucon apa ini?

Setelah merebut Kakaknya, kini Arkan merebut semuanya.

Selesai menjelaskan semuanya ke teman-teman Neera, Arkan memilih untuk pergi ke kelasnya. Neera pun langsung menuju tempat duduknya. Ia langsung mengambil salah satu buku yang menurutnya aneh, rasanya ia sama sekali tidak mempunyai buku dengan sampul hitam.

Lembaran pertama, ia mendapati banyak kata-kata kasar. Lembaran kedua dan seterusnya hanya berisi coretan abraks.

Setelah itu Neera baru tersadar, ia langsung menuju membuka tas putih miliknya. Ketika dia membuka, satu katak baru saja melompat membuat pekikan nyaring.

"Katak? Maaf saya terlambat." Guru tersebut langsung duduk ditempat duduknya. Ia langsung mengabsen.

"Minara tidak ada?"

"Mungkin bolos lagi pak." Dika selaku ketua kelas hanya beranggapan seperti itu karena Minara sering kali bolos setelah jam istirahat.

"Yasudah, ada yang tau rumah Minara? Untuk mengirim tas Nya." guru tersebut hanya basa-basi padahal dia juga tahu bahwa Minara anak kepala sekolah, hanya saja itu adalah ucapan nya ketika murid bolos.

"Saya pak." El mengancungkan tangannya, ia juga ingin minta maaf kepada Minara. Mungkin Minara tidak mau mengikuti pelajaran hanya karena ada dirinya.

El merasa sangat bersalah.

"Tolong anterin," balas gurunya yang disahuti anggukan El.

Pelajaran pun dimulai tak terasa dua jam telah mereka lewati, hingga tanpa sadar bel pulang pun berbunyi. El langsung membereskan alat tulisnya serta tas Minara lalu menuju parkiran sekolah untuk mengambil sepedanya, menuju kerumah Minara.

Setelah sampai didepan gerbang rumah Minara, El menaruh sepedanya, namun ketika ia ingin masuk terlihat mobil yang tampak tak asing baginya. Setelah seseorang itu keluar, El terkejut dan langsung bersembunyi dibalik pohon.

"Kok bisa kepala sekolah ada di rumah Minara?" gumam El ketika kepala sekolah sudah memasuki rumah Minara.

(Vote+comen jangan lupa)

Minara [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang