Minara sedang berdiri, matanya terus bergerak kesana kemari menatap orang-orang dibelakangnya mulai menjauhi. Dihadapannya pagar sedang terkunci. Matahari di atas sana sedang terik-teriknya. Minara terlambat.
Ia tidak mungkin menunggu satpam untuk membukanya kemudian menyuruhnya untuk menjalani hukuman. Minara langsung berlari ke arah samping sekolah.
Di sana ada tembok yang langsung menuju kelasnya dilantai atas. Dengan sigap ia langsung mencari-cari tangga yang pasti sering digunakan orang seperti dirinya untuk memanjat.
Tembok tersebut langsung terhubung dengan teras lantai kelasnya. Ketika Minara berdiri di pembatas, ia langsung melompat keras.
Tanpa tau, bahunya langsung bertubrukan dengan seseorang yang kini sedang menyapu.
"Neera?"
Neera yang memang sekarang sok lemah, ia langsung terduduk. Minara pun juga sama, ia langsung berdiri membersihkan bokongnya.
"Lo sengaja dorong gue?!" Neera tidak terima.
"Ah seharusnya Lo lebih berfikir, gue dorong lo nggak mungkin juga gue ikut jatuh." Minara jengah.
Belum sempat Neera kembali menjawab, El langsung datang mengkhawatirkannya. Membantu Neera untuk berdiri.
"Kamu nggak kenapa-kenapa, kan?"
"Dia sengaja dorong aku, El!"
"Heh apa Lo?" Minara maju mendekati Neera, kemudian mendorong bahu Neera membuatnya hampir terjatuh kembali jika El tidak menahannya.
"Kamu punya dendam apa sama Neera?!" El langsung mendorong kembali Minara.
"Dendam? Neera sendirilah yang bisa menjawabnya."
Minara memilih meninggalkan dua orang tersebut, baginya tidak ada hasil apapun jika dia menjelaskan semuanya.
"Gue bukan orang yang suka menjual masa lalu," lirihnya sambil menenggalamkan wajahnya di meja.
"Minara! Bangun!" El langsung menggebrak mejanya.
"Lo apa-apaan sih El?!"
"Kamu yang apa-apaan? Kelakuan kamu udah keterlaluan!" Minara hanya terdiam, masih menunggu ucapan El selanjutnya. "Nggak lebih dari sampah."
Mendengar perkataan El, Minara langsung menariknya ke arah roop top. Setelah sampai, Minara langsung mendorongnya.
"Lo tau! Jika bukan gue lu cuman sampah masyarakat!" Minara menarik kerah El yang kini tersungkur. "Gue nggak pernah ngelakuin lo keterlaluan El, gue tau siapa yang gue beri itu. Lo nggak usah sok campur."
"Aku udah muak sama kamu."
Tanpa mendengarkan ucapan El, Minara langsung berlari ke bawah mengambil satu tong sampah. Menghamburkannya mengelilingi El yang kini terduduk.
"Gue nggak yakin, kalau bukan gue yang jadi kang bully di sini. Lo bakal lebih kejam ditindas mereka." Minara menarik nafas panjang. "Lo nggak tau Neera seperti apa."
"Neera baik, aku yang terlalu bodoh selama ini ngira kamulah yang baik."
Ternyata benar, sia-sia Minara memberitahu El. Ia langsung mencengram kedua pipi El dengan keras sebelum datang seseorang yang menghancurkan semuanya. Arkan, laki-laki itu langsung mencengkram erat lengan Minara.
"Cewek gila!"
"Lepasin gue, Arkan!" Minara memberontak.
Arkan yang menariknya langsung terhenti, tangannya membuka salah satu ruangan tak terpakai. Seperti sebuah gudang. Ia langsung mendorong Minara, persis ketika Minara memperlakukan El tadi.
"Sekarang gue akan jadi orang yang disegani warga SMA Aksara!" ujar Arkan langsung menutupi pintu gudang tak lupa menguncinya untuk mengurung Minara.
"Arkan brengsek!"
Minara menggedor-gedor pintu gudang itu, berharap ada yang lewat. Namun mungkin, jika ada yang lewat pun mereka tidak akan membantu Minara, mereka lebih memilih Minara tidak ada. Karena tau nihil, Minara pun hanya terdiam, merosot kan badannya bersandar di pintu.
(Vote+comen jangan lupa)
KAMU SEDANG MEMBACA
Minara [END✓]
Teen Fiction[Tahap Revisi] Minara Faleesha--Seorang gadis yang memiliki hati kejam tak terbanding. Semua orang sering menyebutnya 'Kang bully' itulah kelakuan Minara di SMA Aksara. Namun nyatanya ... Dia adalah seorang yang memiliki sejuta rahasia, sejuta keboh...