Chapter 04.

798 102 3
                                    


***
Matahari cerah sudah menghiasi pagi di sekolah SMA Aksara. Terlebih dengan kelas IPA 2 yang sangat energik kala mengetahui bahwa Minara tidak ada, atau bahkan tidak masuk kelas.

Pasalnya, sekarang Minara sedang di kejar guru kesiswaan karena terlambat datang ke sekolah. Dan memilih meloncat dari tembok belakang. Salahkan El yang semalam mengajaknya untuk jalan-jalan ke bukit sampai larut malam.

Minara tetap berlari tak menentu arah, pikirnya saat ini adalah menghindari guru parubaya yang sedang mengejarnya dengan berbagai umpatan. Hingga pada saat dia lengah, Minara pun tertabrak dengan seorang siswi, yang membuatnya tertangkap oleh sang guru. Murid perempuan itu terus menunduk memilih untuk meninggalkan Minara.

"Nih, apa gue bilang." Arkan datang membawa sebotol minuman.

Padahal Minara baru saja berdiri di depan bendera, memilih opsi kabur atau tetap melanjutkan hukuman.

"Tau aja lo! Gue abis lari-lari dikejar BuTut!" Arkan terkekeh kemudian memilih pergi.

Minara memilih untuk meninggalkan hukuman, berjalan sepanjang lorong dengan meneguk minuman dari Arkan.

Dia membuka pintu kelas dengan kencang. Tertawa dengan keras melihat teman sekelasnya kaget setengah mati. Kelasnya persis dengan kapal pecah, Minara berdecih. Matanya menangkap seorang murid perempuan yang sedang menghadap ke belakang tanpa menghiraukannya.

Minara berjalan menuju ke Ziva. "Itu siapa?"

"Anak baru, namanya Neera," jawab Ziva yang membuat Minara merasa familiar dengan nama tersebut.

Minara menghampiri perempuan yang bernama Neera itu. Dan—benar saja!

"Kok lu bisa kesini?!" tanya Minara kepada Neera yang membuatnya menoleh asal arah suara. Neera pun juga terkejut dan langsung berdiri, memundurkan langkahnya.

"Heleh, nama teman sekelas aja lu gak tahu, apalagi nama anak baru," ujar Eva yang membuat Minara menatap dingin kehadapannya.

Minara menatap Neera dengan senyuman sinis, membuat Neera mundur sampai ke sudut kelas.

"Lu ngapain kesini hah!?" teriak Minara sembari menarik rambut Neera yang sedang tergerai.

"Lu Minara kan?" tanya Neera yang sedang tak percaya bahwa yang di hadapannya adalah seorang Minara, teman sekelasnya waktu SMP.

"Iya, gue Minara yang akan siap bully lo kapan aja!"

Minara mengambil sebuah gunting yang setiap hari dia selipkan di kantong jaketnya. Minara menggunting rambut Neera asal sampai bahu dan menyoret baju Neera dengan sebuah spidol papan tulis.

Neera terdiam, tak menyangka Minara bisa berbuat seperti ini padanya. Dia merasa direndahkan!

"Gue kasihan sama lu, nih," ujar Minara seraya memberikan jaketnya kepada Neera dan memasangkan nya dengan lemah lembut. "Siap-siap! Pembalasan dendam akan dimulai!"

Neera hanya bisa tersenyum sinis, tunggu saja, dia tetap akan menang dari Minara. Inilah awal dari pembalasan dendam!

Minara pun memasuki kelasnya dengan santai, dan langsung menuju tempat duduknya untuk tertidur. Disusulah Neera yang datang sembari menunduk masih tak percaya apa yang terjadi pada dirinya.

"Lah, kok bisa jaketnya Minara ada di Neera?" tanya Eva, tetapi tak ada sahutan hanya suara hening kemudian guru pun datang untuk memulai pelajaran.

(Vote+comen jangan lupa)

Minara [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang