[ O2. Alben, sialan! ]

165 42 71
                                    

02. Alben, sialan!

Aku punya sejuta impian. Aku punya seribu harapan. Tetapi,  akhirnya pun semesta yang mempunyai kenyataan.
ㅡ TAA_O2 ㅡ

"Apa yang menjadi impian gue, itu enggak ada sangkut pautnya sama sekali 'kan sama lo?" Ucap Kiara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang menjadi impian gue, itu enggak ada sangkut pautnya sama sekali 'kan sama lo?" Ucap Kiara. Ia tetap memandang lurus ponsel nya.

"Hm ... emang enggak ada sih. Tapi, terkadang impian lo itu bisa menghambat kehidupan lo sendiri," ujar Alben.

Kiara menoleh, menatap Alben dengan tatapan tajam. "Maksud lo?"

Alben membalas tatapan Kiara dengan tatapan meremehkan. "Setinggi apa pun lo bermimpi, tetap yang punya kenyataan itu semesta, bukan lo, Kiara."

Kiara benci di tatap seperti itu oleh Alben. Kenapa sih laki-laki ini sering sekali mengganggu dirinya? Sangat bertolak belakang dengan sifat Ibu nya.  Ya, Kiara kenal dengan Ibu nya Alben, bagaimana tidak. Ibu nya Alben adalah Lovandra Adhitama, penari profesional yang terkenal dan tersohor di negara nya, dan juga idola Kiara di dunia Balet.

Kiara pikir Alben adalah laki-laki baik, dan ramah yang memiliki tutur kata sopan seperti sang Ibu. Tetapi, nyatanya malah jauh berbeda. Di mata Kiara, Alben tidak lain dari laki-laki bermulut pedas, yang selalu mengganggu kehidupan Kiara.

Laki-laki sombong yang selalu membanggakan keahlian nya di bidang olahraga, juga laki-laki yang memiliki wajah tampan. Namun, apa gunanya paras kalau lisan tidak bisa di jaga dan malah sering digunakan untuk menyakiti hati seseorang?

Awal mula mereka bertemu tepatnya saat mereka sama-sama baru masuk SMA, saat masa orientasi lebih tepatnya. Di sana Kiara duluan yang menyapa Alben, tetapi balasan dari laki-laki itu adalah ejekan. Kiara ingat betul apa balasan dari Alben saat itu.

"Hai juga, Kiara. Cewek pendek yang selalu berharap bisa menjadi penari top kayak Bunda gue."

Sudah lah, tak ingin berlama-lama dengan laki-laki ini. Kiara pun akhirnya memilih untuk pergi saja. 

"Berisik, enggak ada faedah nya sama sekali gue di sini," ucap Kiara. Gadis itu menyimpan ponsel dan earphone nya kedalam kantong. Lalu bergegas pergi meninggalkan Alben yang masih tersenyum mengejek ke arah Kiara.

Setelah Kiara benar-benar hilang dari pandangan, Alben pun mengeluarkan suatu benda yang cantik nan indah miliknya. Senyuman mengejek yang Alben lontarkan tadi berubah menjadi senyum dan tatapan sendu. "Kapan gue punya keberanian untuk ngasih benda ini ke lo, Ra."

Berbeda dengan Alben, saat ini Kiara benar-benar sedang tidak mood. Memang salah ya punya mimpi dan keinginan? Ah, sudah lah dari pada terus memikirkan perkataan dari laki-laki menyebalkan itu, Kiara lebih memilih untuk kembali ke kelas nya.

TE AMO, ALBEN! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang