"Antara sedih dan senang. Berliku dan bergelimang dalam hidup. Semua seimbang dan tak perlu untuk bimbang."
ㅡ Kiara Austiana
Kiara Austiana, gadis remaja yang gila akan tarian. Balet adalah tujuan Kiara menempuh impian dengan tarian indah.
Untuk K...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lima bulan terasa sangat singkat bagi Kiara, dari bulan Agustus hingga Desember, saat-saat ini benar-benar Kiara lewati dengan perasaan gembira.
Ujian akhir semester tahun ini juga sudah Kiara lalui dengan baik. Walau sempat tertinggal beberapa mata pelajaran disekolah karena terlalu giat nya ia berlatih di sanggar. Namun, Kiara dapat mengejar materi-materi yang tertinggal itu dengan baik.
Hari ini adalah hari Sabtu, jadwal Kiara biasa melaksanakan setengah dari waktu nya disanggar. Tidak hanya itu, hari ini juga bertepatan dengan hari terakhir berlatih Balet, karena diminggu depan acara tahunan itu akan dilaksanakan.
Dalam proses lima bulan ini, Kiara benar-benar berharap jika dari lima anggota yang mewakilkan kelas Balet nanti, akan ada nama diri nya yang menjadi salah satu perwakilan.
Kiara juga selalu bersungguh-sungguh dalam setiap pertemuan latihan, ia menjaga attitude pada sesama anggota dan juga pelatih-pelatih nya. Walau terkadang rasa malu dan 'membanding-bandingkan' masih rutin menghampiri.
Kiara tetap berusaha melakukan yang terbaik untuk dirinya dan juga orang-orang disekitar.
"Ki, ayo masuk!" ajak salah satu teman Kiara disanggar yang bernama Angela Amaralh.
Kiara menoleh dan menganggukan kepalanya, lalu gadis itu ikut masuk ke dalam kelas dengan Angela.
Didalam sana sudah ada Lovandra dan ke dua pendiri sanggar lainnya ㅡPuspita dan Nandita. Dengan membawa sebuah kotak persegi panjang berwarna merah muda.
"Ayo girls, cepat masuk. Kami mau menyampaikan suatu pengunguman nih," pinta Nandita.
Para anggota pun mulai berbaris dengan rapi, dan menyimak pengunguman yang akan diberi.
Masih pada postur tubuhnya yang mungil, Kiara tetap berada pada posisi paling depan.
Lovandra, Puspita dan Nandita ikut berbaris menghadap seluruh anggota.
"Mulai saja, Lov," tutur Puspita.
Lovandra mengangguk lalu dengan perlahan ia membuka kotak berwarna merah muda tersebut. Wanita dewasa itu kini menatap ke seluruh muridnya.
"Kalian sudah tahu 'kan jika minggu depan sanggar kita akan melaksanakan acara tahunan?" tanya Lovandra memastikan.
"Iya, Miss," jawab para anggota bersamaan.
"Untuk kelas lain sudah diberi pengunguman siapa saja yang akan mewakilkan masing-masing kelas. Dan, hari ini saya sendiri akan mengungumkan siapa saja anggota yang akan mewakilkan kelas Balet," ucap Lovandra.
Lantas ia mulai mengeluarkan ke empat kertas yang perlembar nya sudah tertulis nama-nama yang akan mewakilkan kelas Balet.
"Jadi, inilah ke lima perwakilan dari kelas Balet ...." Lovandra sengaja menjeda ucapan nya agar membuat suasana lebih tegang.