28. Latihan Kedua.
Dering bel tanda jam pulang sekolah telah tiba, seluruh murid bergegas merapikan buku-buku dan alat tulis mereka masing-masing. Begitu juga dengan Kiara, Alena dan Azila.
Setelah memasukan seluruh peralatan sekolah dan mengeluarkan baju gantinya, Kiara langsung pamit kepada Alena dan Azila untuk pergi megganti pakaian di kamar mandi sekolah.
"La, gue duluan ya, mau ganti pakaian dulu soalnya," ucap Kiara.
"Iya, siap, ketemu dibawah aja ya, Ki," balas Azila.
Ya, jadwal Ekskul Kiara dan Azila memang bersamaan. Namun, letak nya saja yang berbeda, Ekskul basket yang berada di lapangan dan Ekskul PMR yang berada di ruangan khusus nya sendiri.
"Hari ini gue bakal pulang sendiri lagi deh. Ya udah, gue balik duluan, ya, bye-bye kalian berdua," ucap Alena.
Setelah itu Alena langsung keluar dari kelas dan pulang ke rumah nya dengan seorang diri.
Kiara pun begitu, ia langsung keluar kelas dan berbelok ke arah kamar mandi.
Seperkian menit kemudian Kiara kembali ke kelas nya, berniat mengambil tas yang sengaja ia tinggal di kelas. Namun, saat telah sampai di kelas, Kiara tidak melihat tas sekolah milik nya. Bahkan, kelas sudah sangat sepi. Lantas, kemana anak-anak lain yang tadi sempat Kiara lihat masih berada di kelas?
Kiara bergegas turun ke bawah. Siapa tau saja tas nya telah dibawa duluan oleh Azila.
"Ki, cepat sini!" teriak Rio setelah melihat Kiara turun dari tangga.
Kiara yang tadinya berniat menghampiri Azila untuk menanyakan dimana letak tas nya pun akhirnya mengurungkan niat tersebut. Dan beringsut menghampiri Rio dan anggota Ekskul basket lainnya.
Ternyata, Ekskul basket sudah ingin mulai. Pelatih dan anggota inti sudah berdiri didepan barisan.
Didalam hatinya, Kiara terus mengucapkan umpatan-umpatan teruntuk dirinya sendiri. Seharusnya ia tidak usah berlama-lama saat berada dikamar mandi tadi.
Kiara kembali menetralkan mimik wajah yang tadi nya tegang menjadi lebih santai. Lalu ia bergabung lada barisan anggota lainnya.
Seperti biasa, pembukaan diisi oleh Aimar selaku pelatih Ekskul basket ini. Menundukan kepala dan melafalkan doa didalam hati. Sekitar lima belas menit kemudian mereka sudah dipinta untuk melakukan pemanasan.
Aimar memilih berdiri dipinggir lapangan untuk memastikan aktifitas serta kegiatan seluruh anggota nya, dan memberikan Alben tugas untuk memimpin pemanasan sore itu.
"Lari lima putaran, habis itu kembali ke barisan dan mulai pemanasan nya," teriak Alben.
Seluruh anggota pun mengikuti perintah Alben begitu juga dengan Kiara. Ia mulai terbiasa dengan aktifitas seperti ini, ya, lebih tepat nya harus terbiasa, karena ini adalah salah satu langkah untuk mencapai apa yang ia impikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TE AMO, ALBEN! [COMPLETED]
Roman pour Adolescents"Antara sedih dan senang. Berliku dan bergelimang dalam hidup. Semua seimbang dan tak perlu untuk bimbang." ㅡ Kiara Austiana Kiara Austiana, gadis remaja yang gila akan tarian. Balet adalah tujuan Kiara menempuh impian dengan tarian indah. Untuk K...