Part 4. Net
By Adelia YuliantiBismillah
Pagi sobat semua. Kembali lagi dengan cerita Areumdaun Duo yang akan menemani kalian sarapan pagi di hari minggu yang cerah ini.
Oh iya kali ini Fey yang akan bercerita.
Yuk! Langsung disimak aja 😍
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻Pukul sepuluh lebih dua puluh menit aku baru berada di parkiran salon AD. Terlalu siang dari biasanya memang. Padahal hari ini ada beberapa yang harus kukerjakan. Mulai dari melengkapi perencanaan keuangan bulan depan, mengecek kerjaan kapster, mengecek stok barang, dan juga menjenguk salah satu karyawan AD yang sakit.
Joice bilang, Rena, office girl salon AD sudah dua hari ini tidak masuk. Karena pelanggan sedang banyak-banyaknya, jadi mereka kewalahan untuk membersihkan AD. Itulah sebabnya Joice mengatakan padaku kalau ini gawat darurat.
Aku dan Dey memang agak cerewet dalam hal kebersihan. Para karyawan harus selalu menjaga kebersihan diri dan kebersihan salon. Selain mengutamakan sapaan ramah, salon AD pun harus bersih dan juga wangi. Karena pastinya, akan membuat para pelanggan nyaman berada di salon AD.
Hawa dingin bekas hujan semalam membuatku merapatkan outer nude yang kukenakan pada tubuh ini. Kulangkahkan kaki menuju pintu masuk AD dengan menjinjing sebuah laptop untuk mengerjakan perencanaan keuangan bulan depan.
Aku mendorong gagang pintu berbahan kaca lalu disambut ramah oleh Nisa resepsionis AD. Aroma lavender memenuhi sudut ruang salon. Senyuman hangat memecah suasana hatiku kala melihat foto Cho Si-won vokalis Super Junior yang terpampang di dinding resepsionis. Aku begitu mengaguminya. Selain tampan, ia juga berbakat menjadi penyanyi, aktor dan juga model.
"Pagi, Mbak Fey. Tumben nih datangnya agak siang?" tanya nisa.
"Pagi juga Nisa. Iya tadi saya beli beberapa perlengkapan kebersihan dulu." Sembari menunjukkan plastik putih kepadanya.
"Sini saya bantu simpan di belakang," tawar nisa menghampiriku.
Aku tersenyum. "Terima kasih Nisa." sembari memberikan plastik putih yang berisikan perlengkapan kebersihan itu.
"Sama-sama Mbak Fey." Nisa mengambil plastik itu dan membawanya ke belakang.
Aku segera menuju ke ruang perawatan. Terlihat para asisten kapster sedang merapikan dan menata peralatan salon. Suasana salon memang belum terlalu ramai. Hanya ada dua pelanggan yang sedang creambath.
"Pagi semua ....!" sapaku dengan senyuman ramah ketika sampai di ruang perawatan.
"Pagi juga, Mbak Fey," sahut beberapa kapster.
Terlihat Joice turun dari lantai dua membawa tumpukan handuk kecil untuk di simpan di lemari bawah. Saat sedang asyik membawa handuk sembari melantunkan lagu K-Pop kesukaannya, aku mengagetkan dari belakang.
"Joice!" Teriakku sembari memegang pundaknya.
"Eh kodok terbang, kodok terbang!" Primadona AD pun kaget lalu mengeluarkan kata-kata khas dari bibirnya yang tebal itu.
"Mana ada kodok terbang Joice!" Aku tertawa terbahak-bahak mendengar latah primadona AD itu.
"Ih Mbak Fey. Usril deh! Akika kaget tau," rengek Joice.
Aku masih saja mentertawakan Joice. Bibirnya tak berhenti berkata-kata.
"Untung ini handuk gak jatoh. Kalau jatoh, bisa-bisa akika dipecat sama Mbak Dey. Terus balik ke kampung. Nanti akika bukan dipanggil Joice lagi. Tapi Karsono. Aduh Cyiiiin! Jangan sampe deh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Areumdaun Duo
General Fiction"Enggak Dey! Cara itu bukan untuk kita. Udahlah, enggak usah punya pikiran yang aneh-aneh kayak gitu! Kita kan sudah sampai di titik ini. Jangan sampai mundur lagi, Dey!" "Siapa yang mau mundur? Justru Dey mau bikin kita maju, Kak!" * * * Fey dan D...