Baru setengah jam update 19, sekarang update part 20. Yeay! Emang cucok nih partnerkuh puspakirana55.
Yuk! Simak kisah selanjutnyaa cerita Dey😍
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Part 20. Seumul
By puspakirana55Aku menatap punggung Helen dan Siska yang melangkah ceria meninggalkan kubikelku. Mereka sempat menyapa dan meledek karena aku masih berkutat dengan satu tugas yang belum selesai. Aku pura-pura merengut dan memohon agar ditunggu dengan alasan takut kalau ditinggal sendirian. Keduanya malah mencebik sebelum kata-kata Helen terdengar dan membuatku khawatir.
“Lo kan enggak sendirian. Masih ada Boco.” Dagunya menunjuk ke ruangan Pak Ardi. “Minta temenin dia aja. Makan malam terjamin kalau sama dia. Minta anter pulang juga pasti mau. Gentle bangetlah pokoknya.”
“Memang dia sebaik itu sama semua anggota timnya?” Aku mencoba menghilangkan kekhawatiran.
“Yang gue tahu sih, gitu. Kalau kunjungan ke cabang bareng dia juga gitu. Pulang malam ditraktir dinner dulu, terus dianterin pulang. Gita sama Nanda yang sering kunjungan bareng dia. Kita berdua jarang soalnya banyak kerjaan yang mesti diberesin di kantor.”
“Iya, Dey. Jadi, walaupun lo masih lajang, enggak usah ge-er. Dia emang perhatian banget sama kita-kita.” Siska menimpali. “Jangan sampai jadi korban kayak mantan boce lo.”
“Maksudnya?” Aku mengerutkan kening.
“Ya, mantan boce lo tuh kege-eran sama perhatian boco kita. Katanya sih nembak terus ditolak. Kan enggak cuma sakit hati kalau kayak gitu, malunya juga enggak ketulungan. Kalau gue sih, gengsi nembak cowok segala.”
“Enggak apa-apa kali, zaman sekarang kan emansipasi, Sis. Cuma sayang sikap mantan boce lo kekanak-kanakan. Kita-kita ini dijutekin melulu, apalagi Gita sama Nanda. Katanya kalau ketemu, mata mantan boce lo udah kayak mau keluar aja dari rongganya. Padahal Gita sama Nanda sering bareng boco kita karena kerjaan. Lagian mereka udah berkeluarga.”
Ucapan Helen membuatku berpikir, jangan-jangan sikap Bu Listya berubah akhir-akhir ini karena aku diminta pindah ke sini. Bukan masalah kehilangan tenaga dan keahlianku, melainkan karena aku dianggap “mendekat” kepada “target’-nya.
Nada pemberitahuan pesan masuk mengurai lamunanku. Pesan dari Hara.
Aulia Maharani: Dey, gue udah kelar sebenarnya.
Aulia Maharani: Tapi boce gue minta bantuin Putri dulu.
Aulia Maharani: Dia kan baru sebulan di tim gue.
Aulia Maharani: Jadi gue belum bisa nemenin lo di sana.
Aulia Maharani: Sabar, sabar aja ya ngadepin yang nge-modus mulu.Aku tersenyum. Setelah mendengar penjelasan Helen dan Siska tadi, hati jadi lebih tenang.
Me: Enggak apa-apa, Ra.
Me: Lagian boco gue enggak modus, kok.
Me: Nanti gue ceritain kalau udah di taksi ke rumah lo.Hari ini Hara tidak membawa mobil karena tadi pagi tidak bisa dinyalakan. Aku bersiap melanjutkan pekerjaan setelah Hara menjawab “oke”. Kupasang headphone, memilih lagu Imsomnia dari Stray Kids, dan menyentuh tuts laptop. Melihat tampilan pekerjaan di layar, aku menarik napas dalam. Setengah jam cukup!
Sesuai perkiraanku sekitar setengah jam kemudian, diiringi lagu DDU-DU DDU-DU dari Black Pink, aku mengeklik tanda menyimpan fail, menautkan kedua tangan di atas kepala kemudian meregangkan badan, dan bersenandung sambil bergoyang mengikuti irama. Done! Tinggal kirim em .... Aku terlonjak karena ada yang menepuk punggung.
Aku menoleh dan segera melepas headphone melihat Pak Ardi tersenyum berdiri di luar kubikelku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Areumdaun Duo
General Fiction"Enggak Dey! Cara itu bukan untuk kita. Udahlah, enggak usah punya pikiran yang aneh-aneh kayak gitu! Kita kan sudah sampai di titik ini. Jangan sampai mundur lagi, Dey!" "Siapa yang mau mundur? Justru Dey mau bikin kita maju, Kak!" * * * Fey dan D...