Part 38. Seoreun Yeodeolp

23 6 0
                                    

Pagi ini aku update cerita Dey yang makin gemesin. Gemesin kenapa ya kira-kira?

Yuk ah langsung aja disimak ceritanya🤩

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Part 38. Seoreun Yeodeolp
By: puspakirana55

Sambil membalas sapaan beberapa reseller yang sudah hadir di ruangan gathering dengan senyum dan anggukan kecil, aku melangkah ringan menuju pintu masuk. Lagu "Who"s Laughing Now" yang membuat ceria dan bersemangat dari Ava Max membuat hati ikut berdendang.

Tadinya aku ingin memutar lagu Stray Kids, tetapi Hara dan Vinka tidak menyarankan itu. Alasan mereka sebagian besar tamu yang datang bukan penggemar K-Pop. Akhirnya aku setuju dengan penawaran mereka, lagu-lagu Stray Kids tetap boleh berkumandang, tetapi setelah acara gathering selesai nanti sebagai pengantar para reseller pulang.

Aku mengedarkan pandangan sambil terus berjalan. Senyum ini melebar melihat melihat jumlah kursi yang cukup banyak dan panggung dengan dua layar besar yang menayangkan produk-produk Kireina bergantian.

Saat ini, aku bermaksud ke meja tamu di luar ruangan sehingga bisa menyambut para reseller sekalian mengenal wajah mereka. Aku hampir sampai di ambang pintu ketika terdengar seseorang berkata, "Ini lho Mbak Dey, owner Kireina."

Aku menoleh dan melihat Vinka bersama perempuan usia sekitar 40 tahun mendekatiku. Dari nama di dada kanannya, aku tahu ia salah satu dari tiga reseller terbesar Kireina. Otomatis langkahku terhenti.

"Mbak Dey, kenalkan ini Bu Tantri, salah satu yang akan dapat penghargaan nanti."

"Ya Allah, ternyata masih muda banget, ya. Usia berapa, Mbak Dey?"

"Tahun ini 26, Bu." Aku tersenyum. "Terima kasih banyak sudah bersedia menjadi reseller Kireina dan selamat atas pencapaian pembelian produk kami."

"Duh, masih muda sekali, tapi sudah punya bisnis yang oke. Sudah menikah atau ...."

"Masih available dia, Bu." Vinka tertawa kacil. "Kalau Ibu punya adik laki-laki yang masih jomlo, bisa tuh dikenalin sama Mbak Dey."

"Vinka, ih!" Aku membelalak kemudian tersenyum lebih lebar kepada Bu Tantri. "Alhamdulillah, saya juga tidak menyangka Kireina mendapat sambutan sangat baik dari para pelanggan. Bu Tantri sudah siap untuk sharing di acara talkshow setelah makan siang nanti?"

"Tapi produknya memang bagus. Banyak yang cocok. Dan harga bersaing." Bu Tantri mengacungkan jempol. "Insyaallah, saya siap, Mbak. Mbak Dey moderatornya, kan?"

"Bu Tantri, Mbak Dey, saya pamit dulu mau bantu di meja tamu. Kasihan Lika sendirian di sana." Vinka menunjuk meja tamu dengan dagu dan lirikan mata.

Aku mengangguk dan tanpa sadar pandanganku mengikuti Vinka yang meninggalkan kami. Aku tertegun melihat Kak Fey, Kak Ardi, Mama, dan Papa mendekati meja tamu. Bagaimana bisa mereka hadir di sini padahal aku tidak mengundangnya?

Kak Ardi! Ya, sepertinya ia memanfaatkan undangan untuk TU. Aku sempat bimbang apakah perlu mengundang kru TU atau tidak. Akhirnya kuputuskan mengundang karena merasa tidak enak hati mereka sudah sangat membantu pemasaran Kireina.

Aku sengaja mengirimkan undangan itu kemarin menjelang Isya. Berharap Kak Ardi sudah punya acara sehingga yang hadir kru lain. Aku jadi menyesal mengundang kru TU.

Aku juga kesal, semestinya satu undangan hanya untuk bertiga, sesuai syarat yang tercantum di sana. Apa karena mereka merasa keluargaku sehingga berhak mendapatkan perlakuan spesial? Keluarga? Apa masih disebut keluarga jika mereka menyakitiku? Rahang ini mengeras.

Areumdaun DuoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang