Part 8. Yeodeolp

23 6 1
                                    

Part 8. Yeodeolp
By : Adelia Yulianti


Hallo sobat semuaa💝💝
Ini dia kelanjutan cerita Fey. Sepertinya masih berselisih sama Dey.

Yuk langsung simak aja cerita Areumdaun Duo yang unik ini. Iya kan partner ketcehkuhh puspakirana55 besok giliran beliau yang bercerita Dey😍

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Kuputuskan untuk tidak mengangkat dua panggilan dari nomor tak dikenal. Entah dari siapa, aku tak peduli. Kali ini aku benar-benar tak punya selera untuk menjawab telepon sekali pun itu penting.

Bagaimana tidak? Diri ini masih begitu kesal dengan Dey yang sengaja meninggalkanku di ruang kerja AD padahal belum selesai berbicara. Aku tahu, ia mengalihkan pembicaraan ketika aku mengatakan kepadanya jika ia sedang dekat dengan seseorang. Padahal aku hanya tidak ingin Dey mudah percaya dengan orang yang baru saja dikenalnya.

Tepat pukul sembilan lebih empat puluh menit, aku tengah duduk di mobil sambil menunggu Dey datang. Sengaja aku lebih dulu masuk ke mobil. Menunggunya yang sedang mengobrol dengan Wina, karyawan AD yang memijitnya barusan, membuatku menggelengkan kepala. Padahal tadi, ia menyuruhku agar cepat pulang karena begitu lelah. Sekarang? malah ngobrol di depan salon AD.

Sekitar sepuluh menit, langkah kaki Dey terdengar dan membuka pintu belakang mobil. Dahiku mengernyit. Mendengarnya membuka pintu belakang membuatku geram.

"Duduk di depan Dey!" pintaku padanya.

Gadis itu tak menjawab, tetapi akhirnya ia pindah ke sebelahku. Aku melirik. Terlihat Dey bersedekap dan membuang muka.

Setelah memasang sabuk pengaman dan menghidupkan mesin mobil, kuinjak gas perlahan. Jalanan tidak terlalu ramai karena sudah cukup malam, tetapi sengaja kujalankan mobil pelan. Aku mulai membuka percakapan dan melanjutkan pembicaraan kembali yang sempat terpotong tadi.

"Dey, kakak capek kalau harus meributkan masalah ini terus-terusan. Kakak hanya enggak habis pikir kalau caranya seperti ini, berarti kamu itu enggak menghargai kakak." Kuturunkan intonasiku mencoba untuk perlahan menuntaskan perselisihan yang terjadi ini.

Dey menoleh. Sejenak tatapan kami beradu. Tak lama ia membuang muka kembali.

"Siapa sih yang enggak menghargai Kakak?! Kakak aja yang berlebihan!" jawab Dey kasar.

Aku kaget ketika Dey membalas ucapanku dengan nada kembali meninggi.

"Lah! Iya, kan?! Kalau kamu menghargai kakak, kamu akan bilang sebelum wawancara dan membicarakan jawaban apa nanti sesuai kesepakatan! Ini enggak!” Intonasiku makin tinggi. Diri ini merasa sudah mati-matian berjuang demi membangun bisnis, tapi tidak dihargai oleh adik sendiri.

Entah mengapa kali ini aku merasa benar-benar tidak mengenali gadis yang berada di sampingku. Ia bukan Dey yang kukenal dulu! Bukan!

Dey yang kukenal dulu begitu penurut dan selalu ingin bersamaku. Bahkan, ketika membangun AD pun, Dey begitu antusias dan memberi banyak masukan untuk perkembangan AD. Tetapi sekarang? Sangat berubah drastis.

Sebenarnya aku sudah merasakan Dey mulai berubah sejak lama. Semenjak kuliah aktivitasnya padat. Membuat kami jarang bertemu dan berkomunikasi. Saat itulah aku merasa Dey lambat laun berubah.

Padahal, sejak kecil aku dan Dey begitu akrab. Sering melakukan aktivitas bersama dan apa yang kusukai adikku iti menyukainya, termasuk K-Pop. Setiap ada konser, Dey bersemangat untuk ikut menonton.

Areumdaun DuoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang