Malam sobat semua! Malam ini aku akan update cerita Fey ya. Yuk disimak kelanjutan kisahnya😍🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Part 29 Seumul Ahop
By Adelia Yulianti“Fey ntar kamu tetep ke salon hujan-hujan gini?” tanya Mama yang sedang duduk di ruang tengah.
Hujan deras mengguyur rumah sedari pagi. Setelah hampir dua pekan tidak membasahi alam semesta ini.
Kulirik jam dinding besar. Angkanya menunjukkan pukul sembilan lebih lima belas menit. Aku segera menghampiri perempuan separuh baya itu lalu duduk di sebelahnya. “Iyalah, Ma.” Seraya menyenderkan tubuhku ke pundaknya. Rasanya jarang sekali aku melakukan hal ini lagi. Dey dulu begitu manja dengan Mama.
Sedangkan aku, diumur lima belas tahun untuk memeluk Mama hampir tidak pernah melakukan lagi karena sibuk dengan urusan masing-masing.
Mama mengelus-elus rambut ikalku.“Kamu bukannya lagi gak enak badan?”tanya Mama memegang dahiku.
“Udah mendingan kok, Ma! Lagi juga kan sekarang Fey sendirian yang urus salon. Jadi kalau sehari Fey gak ke sana, kasihan kapster dan para karyawan lain. Khawatir ada drama kaya listrik mati lah, stok kosong lah. Soalnya kan Mama tahu sendiri sekarang AD lagi rame-ramenya,” ucapku sembari mengambil pisang goreng hangat yang ada di atas meja.
Mama tersenyum melihatku yang masih mengunyah pisang goreng.“Gak terasa kamu sudah besar. Perasaan masih Mama gendong-gendong dulu kamu, Fey,” kata Mama seraya mengacak-acak rambutku.
Aku hanya balik membalas senyumnya karena masih sibuk mengunyah pisang goreng ke dua.
“Denger-denger lagi deket ya sama cowok?,” Mama melirik sebelum akhirnya tertawa kecil.
Mendengar ucapan Mama, refleks aku langsung batuk. Rasa-rasanya pisang goreng yang aku makan ini mendadak jadi racun yang membuat tercekit tenggorokanku.Mama tertawa sembari mengambil gelas berukuran sedang yang berisi air mineral yang ada di sebelah pisang goreng.
“Nih minum dulu.” Mama menyodorkan gelas ke tanganku. Aku segera meraih dan meminumnya sampai habis.
***
Setelah hujan reda, aku segera bersiap-siap untuk ke AD. Karena sore hari ini, akan bertemu dengan kekasih Dey, Ardi. Setelah saling merescedhule jadwal, kini aku dan Ardi sepakat hari ini bertemu di Kafe pilihannya.Apa aku akan datang sendiri? Tentu tidak. Ada Genta yang akan ikut bersamaku. Genta akan menjemputku di AD. Seluruh karyawan AD sudah mengetahui kedekatanku dengan Genta. Padahal, aku masih saja salah tingkah jika Genta berada di AD.
***“Hai, Joice!” sapaku sembari menepuk pundak Joice yang sedang berada di hadapan Nissa,si resepsionis berlesung pipi itu.
“Eh kodok kakinya lima,Eh! Aduh Cyin ngagetin aja deh!” Joice menoleh.
Aku tertawa mendengar latahnya itu.
“Eh, Mbak Fey udah dateng!”
Tiba-tiba Joice menatapku dari ujung kaki ke ujung kepala.”Tumben Mbak cantik ini rapi banget!mau ke mana nih?”
Aku tersenyum simpul.” Ih kamu deh. Suka usril bin kepo!” aku tertawa terbahak-bahak,” balas Joice menepuk pundakku.“Aduh Cyin! Itu bahasaku dibawa-bawa si, ah! Akika jadi malu. Serius Mbak cantik mau pergi hari ini?”
Aku mengangguk.
“Pastis ama Cho Si Won, ya?” ledeknya.Aku menatapnya sinis. Walau sejujurnya di hati ini sedang tertawa mendengar bahwa tebakan Joice ternyata benar. Kalau Genta akan menjemputku.
“Cho Si Won mah gak bisa ke mana-mana. Ke kamar mandi aja gak bisa!” balasku tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Areumdaun Duo
General Fiction"Enggak Dey! Cara itu bukan untuk kita. Udahlah, enggak usah punya pikiran yang aneh-aneh kayak gitu! Kita kan sudah sampai di titik ini. Jangan sampai mundur lagi, Dey!" "Siapa yang mau mundur? Justru Dey mau bikin kita maju, Kak!" * * * Fey dan D...