Part 33. Seoreun Set

13 4 0
                                    

Malam sobat semuaaaa. Malam ini aku update cerita Fey ya! Denger-denger dia lagi renov cabang AD. Yu langsung simak aja kisah dari Fey😍
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Part 33. Seoreun Set
By Adelia Yulianti

“Pa!” Aku menghampiri Papa yang sedang duduk di sofa. Kulirik jam masih menunjukkan pukul sebelas kurang sepuluh menit. Masih ada waktu sekitar sepuluh menit sebelum berangkat untuk menceritakan aktifitas Dey kepadanya.

“Iya Fey! Ada apa?” Lelaki separuh baya itu segera menyuruhku untuk duduk dihadapannya. Tak lama kemudian, Mama datang sambil membawa pisang goreng hangat buatannya.

Aku bergegas duduk di sofa yang berada di ruang tengah itu. Sementara Mama duduk di sebelah Papa.

“Pa! tau gak? sekarang kan Dey udah punya bisnis baru, Pa! Bisnis kecantikan juga untuk kulit dan juga wajah. Nama produknya Kireina. Dia yang meracik sendiri pake bahan tradisional, lho. Hebat ya, Pa! Berawal cuma masarin lewat online, sekarang malah udah berkembang. Denger-denger Dey sudah sewa ruko untuk bisnisnya itu.”

“O, ya? Papa seneng  dengernya,”ucap Papa seraya menatapku lalu menatap Mama yang berada di sebelahnya. Mereka berdua saling tatap dan tersenyum satu sama lain.

Papa ada benarnya juga mengapa beberapa waktu lalu tak melibatkan Dey lagi di AD. Ternyata, Dey benar-benar bisa berkembang tanpa bantuan Papa dan juga aku. Aku bangga pada Dey, ia begitu beruntung. Bisa mandiri mengelola usaha yang baru dirintis tapi sudah banyak progresnya, ia juga punya rekan yang banyak. Sehingga bisa memudahkan proses pemasarannya. Dan yang paling penting, ia punya Ardi yang sangat mencintai adikku itu. Aku tahu kalau Ardi sangat mencintai Dey, saat pertemuan pertama kali sebulan lalu, pendar matanya begitu kentara acap kali menyebut nama Dey.

“Iya, Pa! Tanpa sepengetahuan Dey, Fey saat ini sudah pakai produk Dey untuk AD. Dan sudah banyak sekali manfaat yang dirasakan oleh pelanggan AD,”ucapku segera mendekatkan ponsel sedari tadi ada digenggamanku. Aku menunjukkan produk Kireina kepada Papa. Papa terlihat senang melihat usaha Dey secepat itu berkembang.

“Papa turut bangga melihat Dey berkembang. Tapi kira-kira kapan dia pulang, Fey?”tanya Papa mengambil pisang goreng yang ada di atas meja.

Aku baru saja menaruh ponsel di atas meja. Setelah itu aku mengambil pisang goreng buatan Mama. Tapi seketika berubah pikiran karena mendengar kata-kata Papa. Aku tahu Papa dan Mama pasti merindukan Dey. ”Coba nanti Fey Wa Dey ya? Kemarin-kemarin kan gak pulang karena sibuk packing dan lain-lain, Pa.”

“Iya sih. Semoga Dey sehat selalu ya, Ma!

“Aamiin,” ucapku berbarengan dengan Mama.

***

"Ntar malem jadi kan, Fey?" Pertanyaan yang dilontarkan Genta barusan
sontak membuatku mendongak dari layar ponselku lalu menatap ke pemilik senyum mirip Cho Si Won itu.

“Jadi gak ya?”aku tersenyum sambil memasukkan ponsel ke dalam tas.

“Jadiin dong dinnernya. Kapan lagi dinner bareng,”kata Genta seraya membuka pintu masuk AD

Baru saja aku dan Genta sampai AD, Genta sudah menerorku agar mau dinner dengannya.

Aku menatapnya lagi”Emang besok-besok gak bisa gitu?”tanyaku mengernyit.

Ia tersenyum.”Ya bisa aja sih, cuma ya sekarang aja” Ia mendekat lalu berdiri di sebelahku. Ia menatapku dengan tatapan tajam. Membuat jantung ini serasa tak berdetak dalam waktu beberapa detik. Aku segera mengalihkan pembicaraan. Membuang getar di dada ini.

“Oh iya kamu nanti jadi kan antar saya ke ruko?” ucapku mengalihkan pembicaraan.
“Ya, jadilah. Tapi…,”ucapannya menggantung.

“Oh iya. Saya cek kerjaan kapster dulu!” Aku berdiri dihadapan meja resepsionis lalu berjalan ke ruang perawatan. Terdengar ia mengikutiku dari belakang.

Areumdaun DuoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang