Malam sobat semuaa😍
kembali lagi dalam cerita Arumdaun Duo. Kali ini aku akan melanjutkan cerita Fey😍Denger-denger akan ada konser Stray Kids Lho. Kira- kira apa yang akan dilakukan oleh Fey ya? Karena kan mereka tuk kan suka K-Pop😍
Yuk! Simak kisah selanjutanya😍
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Part 19. Yeol Ahop
By: Adelia Yulianti"Selamat siang, Mbak Fey," sapa Eva yang sedang duduk di ruang perawatan. Ia baru akan melakukan beberapa perawatan rambut dengan Riska. Sepertinya ia melihatku dari balik cermin di hadapannya.
Selesau makan siang, aku baru turun sekaligus mengecek kerjaan kapster dan para karyawan lainnya. Aku tersenyum membalas sapaan Eva. Akhir-akhir ini Eva rajin ke salon. Hampir setiap minggu ia selalu melakukan perawatan di AD. Setiap pelanggan yang sudah member card berhak atas diskon sepuluh persen. Jadi, kebanyakan dari mereka merasa sayang jika tidak memanfaatkan.
Salon AD memang selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan. Maka dari itu, sejauh AD berjalan, hampir tidak pernah ada komplain yang tidak bisa diselesaikan. Karena prinsip AD, ketika ada masalah apapun di hari yang sama harus selesai.
"Hai, Eva," sahutku sembari tersenyum. Kulangkahkan kaki menuju tempat duduknya sembari membawa majalah Percepatan Bisnis yang sedang kubaca.
"Eh, eh gimana kemarin? Mbak Fey ketemu kakakku?" Tanya Eva sembari menyipitkan matanya ke arahku.
Aku mengernyitkan dahi dan mengangguk.
"Iya sudah kok Va," sahutku
"Asik! Usahaku berhasil berarti ya?"
"Usaha apa?" Kutarik kursi hitam yang ada di depan cermin, lalu duduk di hadapan Eva.
"Eh, maksudnya, kacamataku yang ketinggalan berhasil dikasih ke aku," jawab Eva sembari menutup mulutnya. Seperti orang yang salah tingkah.
Aku menepuk pundaknya dengan majalah yang sedang kupegang.
“By the way, makasih ya, Va. Berkat kamu menceritakan curcolku tentang AD ke Kakakmu itu akhirnya dia memberikan beberapa masukan untuk AD. Sekarang saya mulai merealisasikan masukannya sedikit demi sedikit. Karena semenjak aku mengelola sendiri, rasanya gak bisa handle sendiri” Tiba-tiba aku membayangkan perbincangan kemarin dengan Cho Si Won versi Depok itu.
Eva mendehem keras. Melihat senyumku mengembang.
“Iya, aku senang kalau Kakak Genta bisa bantu Mbak Fey. Kali aja bisa bantu yang lain,”sahutnya kembali menyipit.
“Iya dia memang bisa bantu yang lain kok!”
Mata Eva seketika berbinar. Ia menggenggam tanganku kencang.
“Serius?”
“Iya serius! Jadi Kak Genta itu punya teman yang Namanya Ardi. Nah menurut Genta, Ardi ini sangat ahli urusan pemasaran dan relationship, Va. Jadi saya minta tolong agar Kakakmu bilang ke Ardi itu,” ucapku sembari tersenyum.
Mendengar kata-kataku barusan, Eva melepaskan tangannya yang tadi keras menggenggam tanganku.
“Aku kira, Kak Genta ngomong bisa bantu apa gitu,” Eva merengut.
“Lah, emang Kak Genta mau ngomong apa lagi?” dahiku kembali mengernyit.
“Mau bantu jadi pendamping hidup gitu,” ledek Eva meringis.
“Hush apaan sih!” aku tersenyum sembari berdiri. Sejujurnya aku jadi salah tingkah ketika Eva mengatakan seperti itu.
Eva tertawa terbahal-bahak membuat para pelanggan yang ada di ruang perawatan memperhatikan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Areumdaun Duo
General Fiction"Enggak Dey! Cara itu bukan untuk kita. Udahlah, enggak usah punya pikiran yang aneh-aneh kayak gitu! Kita kan sudah sampai di titik ini. Jangan sampai mundur lagi, Dey!" "Siapa yang mau mundur? Justru Dey mau bikin kita maju, Kak!" * * * Fey dan D...