Malam sobat semuaaaa. Hari ini aku akan update part 25. Gak kerasa ya🤭
Nah hari ini Fey, Eva dan Genta nonton konser lho. Terus ketemu Dey. Yuk disimak!
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Part 25. Seumul Daseot
By : Adelia YuliantiAku menghampiri Eva yang sedang berdiri di parkiran AD setelah memarkirkan mobil merah. Sepertinya ia sudah menunggu lama. Padahal, aku menduga bahwa akan sampai lebih dahulu. Karena aku tahu Eva adalah Miss Perfect yang serba lama. Mandinya lama, dandannya apalagi. Tapi karena Mama mengatakan jika ia rindu dengan Dey, kuurungkan sejenak untuk berangkat. seketika aku tak kuasa meninggalkannya sendirian. Sekitar dua puluh menit ketika Mama hendak ke atas karena dipanggil Papa, aku baru izin untuk berangkat.
“Eva!” Aku berjalan mendekatinya.“Duh! Lama banget sih, Mbak! Kukira tadi udah di dalam.” Tangannya bersedekap sambil melirik AD.
Aku meringis. “Maaf, tadi ada hal yang urgent pokoknya,” sahutku menyentuh pipi Eva yang sedang cemberut.
Tiba-tiba pintu mobil terbuka. Lelaki yang mirip Cho Si Won itu menghampiri aku dan juga Eva. Dahiku mengernyit. Menatapnya dari atas sampai bawah, terlihat pakaiannya begitu rapi dan stylist.
“Makasih ya sudah antar Eva,”ucapku mengawali percakapan dengan lelaki yang mirip Cho Si Won itu.
Lelaki itu mengangguk dan tersenyum. Entah mengapa pagi ini aku lupa sarapan. Tapi nyatanya sudah kenyang karena melihat senyum Genta yang manis itu.
“Saya sama eva pergi dulu, ya?” lanjutku sembari membalik badan.“Eh tunggu! Kan saya ikut!” teriak Genta.
Aku menoleh saat mendengar Genta mengatakan akan ikut.“Maksudnya? Ikut anter kita sampai tempat konser gitu?” Dahiku mengkerut. “Gak usah repot. Saya bisa nyetir sendiri kok!”
“Gak, Fey! Maksud saya, saya juga ikut nonton konsernya!” Lelaki yang senyumnya mirip Cho Si Won itu meraih ponsel yang ada di saku kanannya. Lalu menunjukkan tiket online yang ada di ponselnya itu.
Mataku membelalak kaget. Genta ikut konser? Mana mungkin? Lelaki yang wajahnya sudah mirip orang korea ini akan ikut konser? Setahuku, Artis korea saja dia tidak suka, apalagi nonton konser K-Pop?
“Kamu serius? Bukannya kamu gak suka K-Pop?”tanyaku yang masih berdiri di parkiran AD.
Aku dan Eva sengaja bertemu di depan AD. Agar jarak Eva lebih dekat dari rumahnya.“Dulu saya memang gak suka. Tapi kali ini, AD yang buat saya menyukainya,” ledek Genta tertawa kecil.
Eva mendehem keras sampai aku dan Genta menatapnya.
“Aku juga gak nyangka lho, Mbak! Kalau Kak Genta ternyata beli tiket konser ini. Pantes aja sih aku pernah mergokin dia setel lagu Stray Kids yang judulnya Booster. Cuma aku gak berani ngeledek, takut dimarahin!” ledek Eva tertawa terbahak-bahak.
Genta tertawa malu. Ia menggaruk-garuk kepalanya. Aku sudah hampir hapal Ketika ia menggaruk-garukkan kepalanya ada sesuatu yang membuatnya salah tingkah.“Semenjak saya ke salon AD. Kan sering dengerin tuh lagunya Booster dari Stray Kids. Ya tau-tau jadi suka aja,” jawabnya sembari meringis.
Aku tersenyum mendengar ucapannya itu.“Yaudah ayu berangkat! Mobilmu simpan di sini saja Fey! Biar naik mobil saya aja,” kata Genta sembari menuju mobil.
“Horeee! Ada Kak Genta dan Mbak Fey! Aku gak akan takut diculik kalau ada kalian berdua,” sahut Eva menggenggam pundakku. Aku menggeleng-gelengkan kepala mendengar ocehan Eva.
“Oke aku ambil barang-barang dulu di mobil ya!” teriakku menuju mobil.
***
“Mbak Fey! Serius nih kita tunggu di sini. Ini rame banget lho!” keluh Eva bersandar dipundakku.“Kamu mau gak bisa ngeliat Hyunjin, Bang Chan sama Lee Know dari deket! Ya emang gini. Kita harus siap desak-desakan pas pintu dibuka, ya!”
“Duh, Mbak! Aku takut ilang nih!”
“Siapa yang mau nyulik kamu sih emangnya? Anak manja begini juga,” sindir Genta meringis.
“Nanti kamu pegang tangan saya biar gak ilang!”ucapku tersenyum.
“Sekarang aja!” sahut Eva.Aku menyodorkan tanganku ke tangan Eva. Ia lalu menggenggam tanganku erat. Seperti anak kecil yang takut ke sasar.
Tiba-tiba dari jauh aku melihat seorang perempuan begitu familiar. Dey? Itu Dey? Dari gaya berjalan, postur tubuh dan juga bajunya! Itu benar-benar Dey!
“Dey!” teriakku ketika melihat Dey ternyata ikut konser Stray Kids. Aku memang sudah menduga, bahwa Dey akan ikut konser walau bukan denganku.
Lalu aku perlahan berjalan menghampirinya. Eva aku dan Genta berjalan beriringan.“Dey! Sama siapa?” tanyaku sambil melirik teman yang ada disekitarnya.
Lalu Dey mengenalkanku pada teman kantornya yang bernama Hara. Dan juga beberapa teman penggemar Stray Kidsnya itu. Setelah mengenalkan teman-temannya kini giliranku mengenalkan Eva dan juga Genta padanya.
“Ini Eva, Dey. Ingat, enggak? Dia salah satu pelanggan setia AD. Dan ini Genta, kakaknya Eva. Eva, Genta, ini Dey, adikku.”
Eva melepaskan genggamannya padaku karena akan bersalaman pada Dey.“Dey! Nanti pulang pakai apa? Bareng kita aja, yuk!” “Maksudnya, nanti diantar ke kosan kamu. Bisa kan, Genta?” Aku menoleh ke arah Genta. Genta balik menatapku, tersenyum lalu mengangguk.
Dey bilang tidak perlu mengantarkannya karena ia bareng dengan teman-temannya. Mendengar jawaban Dey sebenarnya rasanya sedih. Rasanya kau ingin menceritakan kerinduan Mama pada Dey, tapi tidak memungkinkan.
“Ayo, Mbak Fey! Kita masuk antrean. Makin panjang, tuh!” ucap Eva menepuk pundakku. Aku segera menuruti kata Eva untuk segera masuk antrean. Sebelum akhirnya meninggalkan Dey, aku menyampaikan bahwa nanti aku akan Wa Dey. Tak sempat tahu jawaban Dey aku segera berjalan menuju antrean.
Konser kali ini sungguh mengasyikan. Para personil Stray Kids mampu membuat jiwaku kembali ke umur dua puluhan. Cuma di sini aku masih bisa lompat-lompat ketika Stray Kids membawakan lagu Booster. Genta pun ikut menikmati lagu demi lagu. Ia pun tak kalah heboh denganku. Aku sampai tertawa melihat tingkahnya itu. Eva pun sama. Awalnya aku sempat heran dibuatnya. Ia sampai menangis melihat Hyunjin dari dekat.
***
“Kamu gak apa-apa? Kok abis nonton konser kamu kelihatannya pucet. Kamu sakit, Va?”tanyaku merangkul pundak Eva. Habis nonton konser harusnya Eva senang bisa ketemu Fansnya itu dari dekat. Tapi wajahnya terlihat begitu pucat.“Ah, engga apa-apa. Aku cuma, cuma ….” Jawabannya menggantung.
“Cuma apa?” tanyaku penasaran.
“Dia Laper Fey! Cari makan, yuk! Saya juga Laper,” sambar Genta sembari memegang perutnya itu.
Genta meraih Pundak Eva lalu mengacak-acak rambut adik perempuannya itu sebelum akhirnya merangkul pundaknya.
Aku hanya tersenyum melihat tingkah kakak adik yang lucu ini. Genta dan Eva persis dengan aku dan juga Dey. Keduanya saling sayang, cuma kadang gengsi saja untuk mengungkapkan.
Aku segera masuk ke mobil Genta. Eva menyuruhku agar duduk di depan saja bersama Genta. Ia beralasan ingin merebahkan diri di kursi tengah padahal aku tahu, ini adalah trik supaya aku dekat dengan Kakaknya itu.
“Oh, iya Fey? Kenapa Dey gak mau ikut ya? Padahal kamu kan udah lama gak ketemu Dey? Apa Dey masih marah?” tanya Genta sembari melajukan mobilnya perlahan.
Aku diam sejenak. Tiba-tiba jadi ingat kalau aku janji akan Wa Dey! Haduh aku harus Wa Dey!
***Genta mulai perhatian sama Fey kayanya nih🤭 sampe Genta ngerasa Dey masih marah sama Fey🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Areumdaun Duo
General Fiction"Enggak Dey! Cara itu bukan untuk kita. Udahlah, enggak usah punya pikiran yang aneh-aneh kayak gitu! Kita kan sudah sampai di titik ini. Jangan sampai mundur lagi, Dey!" "Siapa yang mau mundur? Justru Dey mau bikin kita maju, Kak!" * * * Fey dan D...