Sore sobat semuaaaa. Hari ini aku update cerita Dey, the last part dari Mbakpuspakirana55
Duh makin gemesin aja sih cerita Dey.Yuk! Intip keseruannya😍
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Part 40. Maheun
By: Puspa Kirana
Lagu So Am I dari Ava Max baru saja melantun menggantikan lagu B Me dari Stray Kids. Aku yang sedang memasukkan beberapa barang ke travel bag, ikut berdendang pelan. Setelah beberapa bait, aku terdiam dan tersenyum dikulum. Sejak Gathering Reseller Kireina minggu lalu, aku jadi suka dengan beberapa lagu Ava Max. Selain karena lagu-lagu itu diputar saat gathering, juga karena terdengar di mobil Kak Ardi ketika perjalanan menuju restoran untuk makan malam. Kak Ardi mengatakan sedang suka mendengar lagu-lagu itu terutama saat menemani lari.“Memang kenapa?” Kak Ardi melirikku.
“Ini kan diputar juga tadi di gathering.” Cepat aku mengalihkan pandangan.
“Kamu suka juga?”
“Itu lagu-lagu kesukaan Vinka, tapi ternyata enak juga.”
“Sudah punya di playlist-mu?”
“Belum.”
Kami terdiam hingga menunggu agak lama di satu lampu merah. Tiba-tiba Kak Ardi berkata, “Akun Spotify-mu apa? Nanti aku share playlist lagu-lagu Ava Max.”
Sebetulnya aku bisa mencari sendiri, tetapi entah kenapa malah memberitahu akun Spotify-ku padanya. Saat kucek playlist yang ia kirim tidak lama kemudian, bukan hanya lagu-lagu Ava Max yang berada di daftar itu, tetapi juga beberapa lagu Cold Play, Eminem, dan Stray Kids. Stray Kids? Really? Aku menoleh ke arah Kak Ardi yang sedang mengemudi. Saat kami bersirobok, ia tersenyum.
“Kenapa, Dey?”
“Stray Kids buat nemenin lari?”
“Iya. Supaya kangennya enggak makin berat.”
Aku mengalihkan pandangan ke layar ponsel dengan senyum di tahan karena pipi ini menghangat. Namun, apa benar ia kangen aku? Aku masih penasaran kenapa ia berduaan di restoran dengan Kak Fey beberapa bulan lalu.
“Kak, jadi Kak Genta pacaran sama Kak Fey?”
“Katanya sih begitu.”
“Terus sekitar tiga bulan lalu, Kak Ardi berduaan di restoran daerah Pasar Minggu sama Kak Fey, maksudnya apa?” Terucap juga pertanyaan itu.
“O, itu. Jadi begini.” Kak Ardi menceritakan kalau ia diminta Kak Genta membantu proses pemasaran AD. Ia dan Kak Fey janjian bertemu di restoran itu dalam rangka membahas masalah tersebut.
Aku tidak berkomentar setelah Kak Ardi selesai bercerita. Masih ragu dengan kata-katanya. Kalau iya hanya sebatas itu, kenapa mereka akrab sekali? Kami sama-sama terdiam beberapa saat.
“Kamu tahu dari mana aku dan Fey ketemu di restoran itu?”
“Mmm ….” Aku bingung akan menjawab apa. Tidak ingin ia tahu kalau sesungguhnya aku ….
“Ah, enggak penting kamu tahu dari mana. Ini lebih penting.” Ia melirikku lagi. Kali ini dengan senyum menggoda. “Kamu cemburu?”
“Ih, siapa bilang?” Tebakannya yang tepat membuatku cepat-cepat mengalihkan pandangan lagi ke layar ponsel.
“Aku yang bilang, barusan.”
Aku merutuki diri. Kenapa juga tadi bertanya itu. Kalau ada tombol “back” di hidup ini, sudah aku tekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Areumdaun Duo
General Fiction"Enggak Dey! Cara itu bukan untuk kita. Udahlah, enggak usah punya pikiran yang aneh-aneh kayak gitu! Kita kan sudah sampai di titik ini. Jangan sampai mundur lagi, Dey!" "Siapa yang mau mundur? Justru Dey mau bikin kita maju, Kak!" * * * Fey dan D...