Part 3. Se
By puspakirana55Pagi sobat semuaaa😍😍
Kembali lagi dalam cerita Areumdaun Duo yang pasti akan selalu membuat cerita tentang kakak beradik ini gemezzz.
Di Part 3 ini akan menayangkan Pov Dey yang dibuat oleh partnerkuh yang paling kece, Mbak puspakirana55
Bagaimana kelanjutan ceritanya? Yuk langsung dibaca yaa 😍
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Aku menarik napas dalam sebelum melangkah pelan ke kubikelku. Rasanya bahu ini diganduli batu beberapa ton dan kepala baru keluar dari mesin pemanggang. Bukan hanya teguran Bu Listya karena di dua laporan terakhir aku melakukan kesalahan, tetapi juga karena WA call dari Pak Ardi yang tidak kuterima kemarin.
Ternyata Pak Ardi bermaksud memberitahu bahwa redaksi poster seminar yang kubuat masih kurang lengkap dan perlu diperbaiki segera. Bukan kesalahanku karena aku sudah membuat poster itu sesuai dengan redaksi darinya. Pak Ardi mengakui itu kesalahannya dan akhirnya membuat sendiri poster tersebut dari awal. Hanya saja hal itu membuatnya tidak bisa hadir tepat waktu di pertemuan dengan partner tadi pagi.
Ia hampir meminta penjadwalan ulang pertemuan itu ketika Bu Listya menawarkan diri untuk mewakili. Walaupun Pak Ardi mengatakan tidak keberatan membuat poster tersebut, tetapi aku kadung kesal karena Bu Listya menegur padahal itu bukan kesalahanku.
Kesalahan di dua laporan terakhir juga karena sebagian waktuku dialihkan untuk membuat materi unggahan media sosial dan desain leaflet layanan terbaru Pro-Life. Aku jadi agak terburu-buru saat mengerjakan dua laporan tersebut. Semestinya Bu Listya bisa melihat aku keteteran karena tugas itu dan menghentikannya segera. Bukan menegurku seperti barusan!
Aku juga merasa kurang dihargai karena ditegur di depan orang lain yang tidak ada hubungan dengan bagian kami, QC. Semestinya Bu Listya menunggu sampai Pak Ardi kembali ke ruangannya baru menegurku. Ah, hari ini aku jadi banyak menggunakan kata "semestinya". Kata yang tidak kusukai karena menyiratkan kekecewaan.
Setelah duduk di kubikel dan mengembuskan napas perlahan, aku memijit salah satu tuts laptop. Laptop menyala dan dua wajah personil Stray Kids kesayangan menyambutku. Perlahan kepala seolah diperciki air pegunungan, membuat hati yang tadi mengerut, mulai mengembang lagi. Aku baru hendak menuliskan password ketika ponsel berbunyi. Aku melirik dan mendecak. Nama Ferlianda Prameswari terpampang di sana. Kubiarkan nada itu berhenti sendiri.
Kedua laporan yang salah tadi harus selesai sebelum pukul tiga sore ini. Bu Listya perlu membaca dan menggabungkannya dengan laporan lain untuk rapat evaluasi besok pagi. Sementara setengah jam lagi sudah waktunya istirahat. Aku berharap paling tidak satu laporan selesai diperbaiki sebelum makan siang yang mungkin akan agak telat hari ini.
Aku baru membaca kembali halaman pertama laporan di laptop saat ponsel itu berbunyi lagi. Aku memejam dengan rahang mengeras ketika membaca nama yang sama di layarnya. Semestinya Kak Fey tahu dan mengerti, ini masih jam kantor (Tuh kan, kata itu muncul lagi). Apa susahnya sih menunggu setengah jam lagi baru meneleponku!
Aku melanjutkan membaca laporan dan segera menemukan kesalahan yang kuperbuat karena sudah ditandai oleh Bu Listya. Dengan cepat kubuka fail lain berisi laporan dari beberapa kantor cabang Pro-Life yang menjadi tanggung jawabku. Mataku yang sudah terlatih segera menemukan data yang salah kumasukkan ke laporan itu.
Aku baru akan menuliskan angka yang benar ketika ponsel berbunyi lagi. Sekarang bukan hanya rahang yang mengeras tetapi juga kedua tanganku otomatis mengepal. Kak Fey lagi! Maunya apa, sih?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Areumdaun Duo
Ficțiune generală"Enggak Dey! Cara itu bukan untuk kita. Udahlah, enggak usah punya pikiran yang aneh-aneh kayak gitu! Kita kan sudah sampai di titik ini. Jangan sampai mundur lagi, Dey!" "Siapa yang mau mundur? Justru Dey mau bikin kita maju, Kak!" * * * Fey dan D...