Malam sobat semua😍 aku akan update cerita Fey. Nah ini lanjutannya. Dey jangan curiga dulu, Ardi sama Fey cuma
... cuma apa ya? puspakirana55🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Part 31. Seoreun Hana
By Adelia Yulianti“Mbak Fey!” terdengar suara seseorang memanggilku dari belakang.
Aku segera menoleh ke pemilik suara. Terlihat sosok lelaki tinggi dan putih sudah berdiri di belakangku. Yap! Lelaki itu Ardi!
“Maaf, saya telat sepuluh menit ya!”Lelaki itu melirik jam tangannya lalu berjalan menuju kursi yang berada dihadapanku.
“Ah, engga kok. Santai aja. Saya juga baru dateng kok. Tadi jalan lumayan macet.” Aku menyeruput jus manga yang sudah ada di atas meja.
“Iya soalnya lagi ada perbaikan jalan tuh di depan jadi macet.” Ardi meletakkan ponselnya di atas meja.
Aku mengangguk seraya menaruh jus itu Kembali ke atas meja.
“Pesan makan dulu aja.”Aku menyodorkan buku menu makan kepada Ardi. Segera Ardi mengambil dari tanganku. Kemudian ia memanggil karyawan restoran untuk memesan beberapa menu yang ia pilih.
“By The Way, gimana usaha Dey?”tanyaku pada lelaki yang menggunakan kemeja biru tua itu.
“Alhamdulillah usahanya makin berkembang, Mbak!” Senyumnya mengembang. Aku bisa lihat pendar matanya berbinar saat menjelaskan tentang bisnis baru Dey. Ardi kagum dengan Dey yang bisa membangun bisnis barunya itu. Dey memang benar-benar beruntung mendapatkan Ardi. Aku senang sekali mendengarnya.
“Syukurlah! Saya senang sekali mendengarnya. Memang saya akui, produk Dey bagus. Pelanggan saya banyak yang ketagihan menggunakan produk dari Kireina ini. Sampai saya memutuskan untuk membuka cabang AD salah satunya karena ingin mengembangkan produk Kireina ini!”
Setelah pertemuan dengan Ardi beberapa waktu lalu, ia mengatakan jika Dey sedang mencoba membuat produk untuk kecantikan dari bahan tradisional. Aku segera membelinya lewat online untuk AD. Kebetulan aku memang sedang mencari beberapa produk terbaru untuk AD yang akan buka cabang di Jakarta. Ternyata produk Kireina ini mendapat respon baik dari pelanggan AD.
“Saya salut sekali sama Dey. Ide-idenya selalu brilian dan menghasilkan karya yang luar biasa.” Wajahnya sumringah, senyumnya semakin mengembang saat sedang menceritakan Dey padaku.
“Betul sekali! Dari kecil dia tuh udah pinter. Semua orang suka sama Dey. Makanya kamu beruntung banget dapetin Dey, Ardi!” Aku menatapnya sesaat lalu menyendokkan nasi dengan potongan ayam di atasnya.
Kulihat Ardi tersenyum simpul mendengar kata-kataku barusan.
“Kalau Mbak sama Genta gimana?” ledek Ardi.
Aku yang sedang mengunyah sampai berhenti. Apa-apaan Ardi malah balik bertanya tentang Genta? Aku jadi tersipu malu. Rasa-rasanya pipiku sudah memerah seperti tomat.
“Gimana apanya?” Dahiku mengernyit.
Ardi tersenyum.
“Sepertinya kalian berdua cocok. Genta bilang sih, cocok banget." kata Ardi tertawa kecil dengan tatapan menggoda.
Aku sedikit kaget mendengar Ardi menceritakan pengakuan Genta. Apa aku tak salah dengar? Cho Si Won versi Indonesia itu sedang jatuh cinta padaku? Tiba-tiba jantung ini berdetak tak karuan. Kencang sekali. Ada apa ini? Apa aku juga sedang jatuh cinta?
Selesai makan, Aku dan Ardi segera berangkat menuju lokasi calon cabang AD yang tidak jauh dari ruko Dey. Setelah itu menuju AD untuk persiapan konsep pemasaran. Melihat AD yang sudah semakin berkembang, aku rasa AD perlu membuka cabang di Jakarta. Sasarannya empuk untuk kalangan K-Pop. Desain dan nama AD pun masih sama. Aku tak ingin mengubahnya karena nama AD dapat ide dari Dey. Papa pun sangat menyetujui kalau AD akan buka cabang. Maka dari itu aku perlu bantuan Ardi dalam hal pemasaran.
“Siang Mbak Fey!”sapaan Nissa membuatku mengulum senyum.
“Siang, Pak!” terdengar sapaan Nissa untuk Ardi.
“Eh,Mbak Shay! pas banget akika mau ngomong. Stok Kireina udah tinggal dikit tuh katanya! Kayanya harus beli lagi deh!”ucap Joice melambaikan tangannya berjalan ke arahku yang masih berada di ruang tunggu.
“Oh gitu Joice! Perasaan dua hari lalu sudah pesan banyak deh!”
“Aduh Cyin! Abis gimana ya semua pelanggan udah hapal banget sama produk baru itu. Katanya mereka udah banyak perubahan gitu. Kulitnya tambah cerah, Cyin! Jadi mereka dateng lagi dateng lagi!”
Aku mengembus napas pelan sambil tersenyum. Kulihat Ardi juga tersenyum mendengar Joice menceritakan produk Kireina laku keras itu.
“Baiklah. Saya akan pesan lagi dua kali lipat dari sebelumnya, ya?”ucapku.
“Nah gitu Mbak Shay. By The Way, ini siapa Mbak Shay. Masa cowok ganteng dan body seksoy ini gak dikenalin sama akika?,”lirik Joice menyolek pundak Ardi.
Tiba-tiba Ardi tertawa mendengar Joice mengatakan hal itu.
“Apa tuh seksoy?”balas Ardi yang tiba-tiba mundur karena dicolek oleh Joice.
“Ih, masa you gak tau sih! Seksoy itu seksi, Cyin!” Joice mengedip-ngedipkan matanya.
“Hush! Joice! Jangan diganggu deh! Ini tuh Ardi, Pacarnya Dey!”
Aku melihat Ardi ketika mengenalkan Ardi pada Joice. Ardi melirikku cepat dan tersenyum mendengar perkataanku barusan.
“What? Pacar Mbak Dey? Kok bisa sama Mbak Fey?Mbak Fey kan udah sama Mas Genta. Masa masih kurang?,”sahut Joice yang terus saja mengoceh, wajahnya merengut.
“Aduh Joice jangan berprasangka buruk dulu, saya tuh ada bisnis sama Ardi. Iya kan Ardi?”
“Iya betul ini hanya bisnis,”balas Ardi
“Oh, gitu. Akika kira…,”ucapannya menggantung.
“Udah ah! Saya mau ke atas dulu ya? Mau meeting dengan Ardi dan juga Vidya. Nanti kalau ada apa-apa kabarin aja ya, Joice!”
“Siap Mbak Shay!” Primadona salon itu kembali ke ruang perawatan.
Aku dan Ardi segera jalan ke ruang kerja AD. Ketika sedang berjalan di ruang perawatan menuju ruang kerja AD, kulihat Ardi menatap satu per satu dinding artis K-Pop. Apa dia juga menyukainya sama seperti Dey? Ah kurasa tidak. Tapi, bisa jadi dia jadi suka. Buktinya Genta pun menyukainya semenjak sering mendengar lagu Stray Kids.
Harum aroma kopi sudah tercium kala tiga cangkir putih itu ada di meja kerja AD. Sambil menunggu Vidya yang belum datang, aku segera memesan produk Kireina untuk AD lewat toko online. Mungkin Dey belum tahu, kalau aku diam-diam sudah beberapa kali memesan produknya. Biarlah Dey tidak tahu, aku takut malah ketika tahu, ia marah dan tidak mau menjualnya untuk AD. Tiba-tiba ponsel ini berdering. Ada panggilan telepon masuk. Aku segera meraih ponsel untuk melihat nama yang tertera pada benda pintar ini. Ternyata Wa Call dari Genta! Kenapa Genta Wa Call di saat yang tidak tepat. Ada Ardi pula! Atau dia malah sengaja.
“Angkat dulu aja. Siapa tau itu penting.” Ardi melirik lalu tersenyum. Ah, ternyata Ardi sudah tau kalau Genta yang Wa Call. Aku melihat ekspresi Ardi yang masih senyum-senyum menyuruhku untuk mengangkat Wa Call dari Genta.
Aku segera mengangkat Wa call dari Genta. Ucapan pertamanya membuat senyumku mengembang. Ah! Genta. Aku tidak bisa menyembunyikan raut wajahku dihadapan temanmu ini! Rasanya aku malu sekali.
Ih, Fey. Emang Genta bilang apa sih di Wa Call🤭 sampe senyum-senyum gitu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Areumdaun Duo
General Fiction"Enggak Dey! Cara itu bukan untuk kita. Udahlah, enggak usah punya pikiran yang aneh-aneh kayak gitu! Kita kan sudah sampai di titik ini. Jangan sampai mundur lagi, Dey!" "Siapa yang mau mundur? Justru Dey mau bikin kita maju, Kak!" * * * Fey dan D...