Semoga kau lulus di universitas terbaik agar tak mengecewakan kedua orang tua yang telah mengangkatmu.
Semoga harimu menyenangkan, Jo Eun Mi :)
.
Darahku seperti mendidih begitu membaca tulisan pada kertas berukuran A3 yang pagi ini tertempel di atas mejaku.
Aku menatap seisi kelas yang kini menatapku. Rasanya kakiku kini terasa lemas, duniaku seakan berakhir. Aku hanya bisa diam di posisiku dengan tubuh bergetar.
"Jangan dihiraukan. Duduklah."
Aku menatap Hanbin yang baru saja tiba dan langsung menarik kertas itu dari mejaku.
"Duduklah, Eun Mi! Tidak usah dipikirkan," perintah Hanbin dengan suara yang kali ini dikeraskan. Ia tampak menatap kertas di tangannya dengan menahan marah. "Kau tahu kan di sekolah ini ada banyak yang iri kepadamu."
Aku menggeleng dan langsung meraih kertas di tangan Hanbin lantas berjalan keluar kelas dengan emosi yang kini berada di puncak kepala.
Sakit. Rasanya sakit sekali.
Saat aku tak pernah mengusik orang lain, namun orang lain dengan seenaknya menginjak-injakku. Rasanya sangat menyakitkan.
Dengan langkah terburu aku langsung menuju ke arah kelas XII IPS 3.
Kelas yang selama ini tak pernah kudatangi. Bahkan aku pernah bersumpah tak akan pernah mendatanginya.
Kelas dimana terdapat satu orang yang membuat hidupku selama setahun ini tak pernah damai.
Dia. Demi Tuhan aku sangat membencinya.
"Apa maumu sebenarnya Park Jimin?"
Jimin tampak tidak begitu terkejut saat melihatku kini berdiri di hadapannya.
Lelaki itu lantas bangkit dari tempat duduknya. Senyum puas terlihat menyungging dari wajahnya yang bengal itu.
"Waw, aku berhasil memanggil bintang sekolah kesini. Selamat datang--"
PLAK!
Aku sungguh tak bisa lagi menahan tanganku yang akhirnya menampar wajah Jimin.
"Kau adalah orang paling brengsek yang pernah kukenal, Jimin," ucapku dengan suara bergetar.
Jimin tersenyum kecut. "Kau bisa marah juga rupanya."
"Kau boleh bermasalah denganku. Tapi jangan bawa-bawa keluargaku." Aku mengarahkan telunjukku tepat di dadanya. "Aku sudah berusaha sabar dan tidak meladenimu. Tapi kau terus saja menggangguku. Bahkan sampai mencari tahu tentangku."
"APA SALAHKU SEBENARNYA PADAMU?! " Aku berteriak tanpa kendali.
"Eun Mi pergilah sekarang." Taeyong menyentuh lenganku yang langsung kutepis dengan keras.
Jimin kini menatapku tajam. Lenyap sudah ekspresi tengil yang sedari tadi menghias wajahnya.
"Salahmu?" Ia berjalan mendekatiku tanpa ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason (30 Days Project)
Adventure30 hari menjelang hari kelulusan, Jo Eun Mi harus mengakhiri hubungannya dengan si keras kepala Jeon Jungkook. Sayangnya mengakhiri hubungan palsu mereka ternyata tak semudah mematahkan sebatang lidi. Namun tak disangka putusnya ia dengan Jungkook j...