Day 19

531 115 47
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

"Astaga Eunmi!'

"Yya!" Aku berseru kesal saat Hanbin langsung saja memelukku begitu aku tiba di kelas.

"Kau tahu betapa merananya aku duduk sendiri hah?" gerutu Hanbin seperti anak kecil.

"Masih pagi woy."

Aku berusaha menahan tawaku saat Jungkook yang baru tiba di kelas langsung memukul punggung Hanbin saat hendak ke tempat duduknya. Membuat Hanbin akhirnya melepas pelukannya sambil menatap Jungkook diiringi tatapan kesal.

"Kalau cemburu bilang," sungut Hanbin. "Sudah punya yang baru juga, masih--"

"Aish! Sudah duduk!" Aku langsung menarik Hanbin untuk duduk sebelum terjadi perang yang tak diinginkan. Terlebih aku yakin sejak tiba dari menemui Mark semalam, Jungkook belum tidur sama sekali hingga pagi ini. Disengat sedikit saja emosi lelaki itu pasti bangkit.

"Ini catatan tiga hari kemarin." Hanbin menyodorkan binder serta buku latihan soal miliknya padaku. "Tapi menurutku ketinggalan tiga hari sama sekali tidak menurunkan performa otakmu itu sih."

Aku tertawa kecil lantas meraihnya. "Terima kasih. Nanti aku teraktir di kantin ya sebagai imbalannya."

Hanbin mengibaskan tangannya seraya memamerkan tawa lebarnya yang khas. "Aduh ibu ratu tidak usah repot-repot, hamba ikhlas melakukannya."

"Senang kau sudah kembali sekolah,  Eun."

Aku baru saja hendak menyalin catatan milik Hanbin saat aroma parfum Vanilla menyambangi penciumanku.

Aku mengangkat kepalaku untuk melihat sosok yang sedang berdiri di samping mejaku.

Yah, walaupun aku sudah tahu jelas bahwa itu pastilah Jennie.

Aku tersenyum, berusaha bersikap biasa-biasa saja. "Terima kasih."

"Omong-omong bisa kita bicara sebentar diluar?" tanya Jennie seraya menyelipkan kedua tangannya di saku sweater biru muda yang ia kenakan.

Aku menghela napas samar, akhirnya mengangguk. "Oke."

Sekilas saat aku bangkit dari tempat duduk, aku sempat melayangkan tatapanku pada Jungkook yang terlihat memandangiku dari bangkunya. Lelaki itu tampak menyugar surainya dengan wajah lelah.

Dan ia hanya tersenyum tipis padaku.

*

*

*

Kata 'diluar' yang diucapkan oleh Jennie tentunya hanya kiasan.

Karena faktanya kini kami berdua malah berada di rooftop gedung kelas dua belas.

The Reason (30 Days Project) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang