Day 4

528 110 28
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Kalau menurut kalian cerita ini menarik, share atau rekomendasiin ke temen kalian ya guys. Thank you 🥰

.

"Kakimu sudah baikan?" Aku langsung menghampiri Jennie di tempat duduknya begitu tiba di kelas pagi ini.

Tentunya juga karena Jungkook belum datang.

Jennie mengangguk diiringi tawa kecil. Wajahnya masih terlihat sedikit pucat, tanda bahwa ia masih belum baikan. "Lumayan. Ya tapi beginilah, jadi tidak bisa bergerak leluasa," ucapnya sembari menunjukkan pergelangan kaki kanannya yang terbalut gips.

"Ya ampun sampai seperti itu." Aku menatapnya bersimpati. Merasa bersalah karena cederanya Jennie juga diakibatkan olehku yang tidak mengecek baik-baik keadaan semua anggota sebelum tampil kemarin.

"Tidak apa-apa kok." Jennie terkekeh pelan. "Kata dokter tidak parah. Tidak perlu terlalu dikhawatirkan."

Aku mengangguk-angguk kecil. "Kalau kau butuh bantuan katakan saja padaku." Aku menepuk pelan pundaknya  lantas berbalik menuju bangkuku.

Tapi lagi-lagi hal menyebalkan terjadi. Saat aku berbalik ternyata Jungkook berdiri tepat di belakangku. Hampir saja aku menubruknya.

Sial, sial sekali. Tahu tidak, iris coklatnya itu menatapku lamat-lamat. Pandangannya benar-benar mengintimidasi.

Berhubung jarak antar bangku begitu sempit, Jungkook akhirnya sedikit memiringkan tubuhnya, memberiku jalan untuk lewat.

"Selamat pagi Jung."

"Pagi. Kakimu bagaimana?"

Aku sempat menoleh beberapa detik saat  mendengar percakapan Jennie dan Jungkook. Membandingkan bagaimana cara Jungkook menatap Jennie dan diriku membuatku semakin kesal.

Apa masalah Jungkook sebenarnya hingga begitu dingin padaku?

Bukankah putus memang sudah menjadi kesepakatan kita?

Bukankah selama ini kita memang tidak memiliki perasaan satu lama lain?

Bahkan menurutku, aku dan Jungkook lebih terlihat seperti sepasang sahabat dibanding kekasih. Kami tak pernah melakukan kencan romantis, bersentuhan pun biasa hanya dilakukan di depan ayah dan ibu Jungkook, bahkan pertama kali Jungkook menciumku adalah tempo hari saat kami putus.

Selama ini yang kami lakukan hanya menghabiskan waktu bersama. Seperti di akhir pekan aku akan ke rumah Jungkook dan makan malam bersama keluarganya, lalu di hari-hari lain biasanya dia akan mengantarku ke toko buku, atau mengerjakan tugas di rumahku.

Kemudian selama di sekolah, Jungkook akan selalu berada di dekatku karena satu fakta yang tak boleh dilupakan adalah bahwa Park Jimin masih berada di sekolah ini. Walaupun sejak aku bersama Jungkook, Jimin benar-benar tak berani mengangguku. Hanya seringkali  ia tampak menatapku dengan wajah tak suka bila kebetulan kami berpapasan.

The Reason (30 Days Project) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang