Aku terbangun di pukul enam pagi saat alarm ponselku berbunyi nyaring.
Begitu membuka kedua mata, butuh beberapa saat bagiku untuk menata kesadaran. Menatap lukisan di langit-langit kamarku selanjutnya memberiku rasa lega, aku masih baik-baik saja.
"Astaga kenapa bangun? Kau sudah baikan?" Ibu yang kebetulan hendak masuk ke dalam kamar langsung tergopoh saat melihatku keluar kamar.
"Punggungmu bagaimana? Tadi malam Ibu cek ada yang memar." Ibu mengusap wajahku dan merapikan rambutku. Ia terlihat menatapku begitu khawatir. "Apa yang terjadi sebenarnya, Sayang? Ibu tanya Jungkook dia bilang juga tidak tahu."
Aku berusaha tersenyum ceria lantas menggeleng. "Tidak apa-apa Bu. Kemarin aku cuma terpleset sehabis berenang."
"Ya ampun." Ibu mencubit gemas pipiku. "Hati-hati, Nak. Kalau masih sakit nanti kita ke dokter ya."
Aku mengangguk diiringi kekehan. Mengingat Ibu menyebut nama Jungkook, akupun langsung celingukan menengok ke lantai bawah. Aku ingat semalam aku tertidur saat di perjalanan, jadi aku sama sekali tak sempat berterima kasih padanya.
"Cari siapa?" tanya Ibu.
"Jungkook semalam langsung pulang kan Bu?" tanyaku. Berjaga-jaga mengingat Jungkook kadang suka bersikap berlebihan tanpa diduga.
Ibu menghela napas. "Dia di ruang tengah. Masih tidur."
Kedua alisku spontan terangkat tinggi. Benar kan dugaanku.
"Serius? Dia tidak pulang?"
"Dia pulang setelah mengantarmu. Tapi pukul sepuluh tahu-tahu kembali lagi kemari."
Kepalaku langsung berdenyut kencang mendengar ucapan Ibu. Aku pun langsung turun ke lantai bawah dengan tergesa.
Dan benar saja, lelaki itu kini terlihat sedang terlelap di atas karpet di ruang keluarga--masih dengan mengenakan celana jins hitam dan t-shirt putih. Di sebelahnya terlihat kemeja kotak-kotak miliknya tergeletak.
Aku menghela napas kesal lantas meraih remote AC dan menurunkan temperatur. Tertidur dengan posisi seperti ini, lelaki itu sepertinya kepanasan.
Aku meraih selimut di lantai yang sepertinya ditendang oleh kaki bar-bar Jungkook lantas meletakkannya di atas sofa.
Sialnya aku tak sengaja menyenggol kakinya, gerakanku itu langsung membuatnya menggeliat. Dan benar saja, dalam hitungan detik kedua kelopak mata lelaki itu terbuka.
Ia terlihat sedikit terkejut saat mendapatiku berdiri di hadapannya.
"Bagaimana keadaanmu?" tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur-- seraya mendudukkan tubuh. Ia mengusap wajahnya lantas menyibakkan rambutnya yang mulai gondrong itu ke belakang. Ia terlihat menatapku sembari berusaha mengumpulkan kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason (30 Days Project)
Macera30 hari menjelang hari kelulusan, Jo Eun Mi harus mengakhiri hubungannya dengan si keras kepala Jeon Jungkook. Sayangnya mengakhiri hubungan palsu mereka ternyata tak semudah mematahkan sebatang lidi. Namun tak disangka putusnya ia dengan Jungkook j...