After that Day (Jungkook)

548 108 111
                                    

Eun Mi tidak tahu bagaimana bisa.

Tapi tiba-tiba saja Seokjin menghubunginya semalam, mengatakan bahwa penerbangannya ke Osaka dimajukan hingga pukul lima pagi ini. Padahal harusnya mereka baru akan terbang ke Jepang pukul sepuluh siang nanti.

Katanya jadwal kuliah umum yang akan Seokjin bawakan dimajukan dari pukul tiga sore ke pukul dua belas siang.

Sebenarnya Eun Mi tidak terlalu mempermasalahkan berangkat sepagi ini. Dia hanya merasa tidak enak saja saat ayahnya dan Ji So harus mengantarnya di pagi buta. Hampir saja tadi ibunya juga memaksa untuk ikut mengantar.

Satu hal lagi yang menurut Eun Mi terasa sedikit janggal adalah karena ia dan Seokjin berada di pesawat dan jam terbang yang berbeda. Pria itu menaiki pesawat di pukul delapan pagi nanti dengan konfirmasi alasan yang menurutnya juga sedikit kurang spesifik.

"Besok kau naik penerbangan di pukul lima pagi tak apa kan, Eun Mi?"

"Iya tidak masalah, Kak."

"Aku naik pesawat di pukul delapan pagi. Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan dulu sebelum berangkat. Tapi tidak usah khawatir, aku sudah memerintahkan anggotaku untuk menjemputmu nanti di bandara. Bisa kan?"

"Oke, Kak siap."

Kurang lebih seperti itulah percakapan mereka di telepon semalam.

Mau bagaimana lagi, Eun Mi juga hanya menerima tiket penerbangan yang telah diberikan Seokjin. Tentunya dia juga tidak berani menolak atau melakukan protes sekalipun ia dan Seokjin sudah sangat akrab--bahkan sudah seperti adik kakak.

Eun Mi menyamankan dirinya di kursi penumpang yang saat ini telah didudukinya. Wanita itu memeluk bantal coklat berbentuk kepala beruang yang dibawanya dan menyandarkan kepalanya di kaca jendela pesawat. Perlahan ia sedikit meluruskan kakinya mengikuti bentuk kursi penumpang lantas memasang safety belt.

Kelas bisnis pesawat ini benar-benar nyaman.

Dengan kedua mata yang sedikit mengantuk, Eun Mi kini memandangi pramugari yang tengah memeragakan instruksi keselamatan. Mungkin setelah lepas landas, dirinya benar-benar akan terbang ke alam mimpi.

"Flight attendant, take off station."

Eun Mi sedikit menegakkan tubuhnya manakala suara pilot terdengar--penanda bahwa pesawat yang ditumpanginya akan segera lepas landas.

Sejujurnya Eun Mi tidak terlalu suka dengan situasi take off tiap kali naik pesawat. Rasa tegang biasanya selalu menjalari ubun-ubun dan ujung-ujung jari kakinya. Terlebih ketika ia berpergian hanya seorang diri seperti ini.

Beberapa menit berlalu, ketegangan di wajah wanita itu akhirnya memudar--selaras dengan napasnya yang kembali berderu stabil. Detak jantungnya kini perlahan-lahan kembali normal bersamaan dengan perintah dari pramugari untuk melonggarkan sabuk pengaman mulai terdengar.

"Selamat pagi para tamu yg terhormat."

Suara pilot pesawat yang terdengar bersahabat pun mulai menyapa para penumpang.

"Disini dengan Kapten Jeon Jungkook yang berbicara dari ruang kemudi. Selamat datang di pesawat Korean Airlines dengan nomor penerbangan 7767 DT, tujuan Osaka."

DEG.

Eun Mi yang baru saja hendak memejamkan mata tampak sedikit tertegun mendengar suara pilot yang saat ini tengah berbicara.

Tunggu.

Apa dia baru saja mendengar pilot itu memperkenalkan diri dengan nama Jeon Jungkook?

Eun Mi menyentuh dadanya yang seketika saja berdegup kencang sembari menanti sang pilot selesai mengucapkan announcement  dan mengulanginya dengan bahasa inggris.

The Reason (30 Days Project) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang