Day 3

518 109 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Pagi ini aku sengaja berangkat lebih awal karena pukul delapan nanti tim Cheers-ku akan tampil sebagai pembuka pada pertandingan final basket antar sekolah-- yang kebetulan tahun ini diadakan di sekolahku.

Aku menatap penampilanku di cermin kamar mandi. Kubenahi pita merah marun yang mengikat rambut panjangku lantas membubuhkan liptint agar bibirku tidak terlalu pucat. Aku sedang sangat malas merias wajah, asal tidak terlihat seperti zombie saja aku sudah bersyukur.

Tanpa sadar aku tersenyum saat beberapa junior kelas sebelas dan kawan-kawan Cheerleaders yang lain menghampiriku begitu aku keluar dari kamar mandi.

Ini adalah penampilan terakhirku di sekolah, sebagai anggota sekaligus Captain untuk timku. Tak terasa keberadaanku di sekolah ini benar-benar tinggal menghitung hari. Bisa kukatakan mungkin aku salah satu murid yang sangat menikmati masa SMA-ku.

Overall, seluruhnya menyenangkan.

Kecuali bagian dimana aku harus mengenal Jeon Jungkook.

"Sudah siap?" tanyaku pada gadis-gadis yang kini mengerumuniku.

Beberapa mengiyakan, beberapa mengangguk, dan beberapa anggota baru terlihat sangat antusias untuk penampilan kali ini.

Entah mengapa aku selalu suka pemandangan seperti ini. Rasanya bangga menemani mereka tumbuh dan berkembang.

"Kak Eun sedang berkelahi dengan kak Jungkook ya?"

Aku sedikit terkejut dengan pertanyaan Chanmi. Junior kelas sebelas itu tampak menatapku penuh selidik. Saat memasuki area pertandingan basket, pandangannya secara bergantian terlihat menatap antara aku dan Jungkook yang kini tampak sedang memberi arahan pada timnya.

Aku memilih menjawab dengan gelengan diiringi senyuman. Tak tahu harus menjawab apa karena nyatanya aku dan Jungkook memang sudah tidak lagi bertegur sapa sejak kejadian kemarin pagi.

Biasanya setiap kali ada pertandingan basket, aku pasti akan berada di dekat Jungkook.  Pasalnya dimana ada klub Basket, disitu pula ada tim Cheers. Ditambah Jungkook juga merupakan Kapten Basket di sekolah, sehingga mau tak mau kami sering terlibat urusan bersama.

Walau sesungguhnya aku selalu risih dengan julukan Couple Goal yang disematkan pada kami. Hanya karena kami sama-sama ketua di ekskul masing-masing, bukan berarti hubungan kami seperti di drama-drama. Terlebih kisah percintaan kami hanya settingan.

"Ayo semuanya! Kita gladi dulu sekali lagi!" seruku pada anggota Cheers lainnya.

Saat melangkah ke lapangan tatapanku sempat bertemu beberapa saat dengan mata elang Jungkook. Sebelum akhirnya lelaki itu memilih memalingkan pandangan lebih dulu.

Aku memaksakan diri untuk tersenyum. Berusaha memperbaiki mood sebelum pertandingan dimulai.

*

*

*

Usai pertandingan aku berniat ke kantin untuk membeli cemilan dan minuman untuk anggota Cheers.

Namun baru saja beberapa langkah keluar area gedung olahraga tiba-tiba Chanmi dan Soyeon berlari sembari berteriak memanggilku.

"Ada apa?" tanyaku ikut panik melihat dua gadis itu terengah-engah.

"Kaki kak Jennie terkilir, ia seperti kesakitan sekali," sahut Chanmi dengan suara khasnya yang melengking.

"Kita harus memanggil petugas P3K atau memanggil guru olahraga dulu?" sambung Soyeon dengan napas ngos-ngosan.

"Satu dari kalian panggil petugas P3K, satunya lagi cari Pak Kim. Oke?" ucapku yang direspon dengan anggukan cepat. Kedua gadis itu lantas berlari dengan tergesa.

Sementara aku buru-buru mencari keberadaan Jennie.

Aku baru ingat, Jennie datang terlambat tadi pagi. Stretching pasti dilakukannya dengan buru-buru, ditambah dia dan aku memiliki bagian jumping terbanyak di penampilan kami. Pun gadis itu juga baru saja sembuh dari sakitnya.

Dengan cepat aku menemukan kerumunan kecil anak-anak Cheers dan anak basket.

Dan benar saja dugaanku, Jennie tampak berada di tengah-tengah mereka. Gadis itu tampak tengah menangis kesakitan.

Namun seketika bukan itu yang menjadi fokusku.

Melainkan pada sosok Jungkook yang tampak tengah memijat pergelangan kaki Jennie yang tampak sedikit membiru.

Pantas saja semua orang berkerumun disini.

"Sepertinya ototmu tertarik. Ini harus cepat diurut," ucap Jungkook dengan perhatian. Lelaki itu kini berjongkok di dekat Jennie dengan tubuh yang masih bermandikan peluh akibat pertandingan yang berhasil dimenangkannya.

Jennie menyeka air matanya seraya menahan isak tangisnya. "Rasanya sakit sekali kalau bergerak Jung."

Aku tersenyum hambar menatap kejadian di hadapanku.

Ya, tapi kenapa aku harus heran? Bukannya Jungkook memang suka bersikap baik hampir kepada semua perempuan?

Terlebih Jungkook dan Jennie kini duduk berdekatan di kelas.

Aku menghela napas, akhirnya berjalan mendekati Jennie.

"Kau masih bisa jalan?" tanyaku. Begitu tiba aku langsung menyentuh pergelangan kakinya. Aku memperhatikan keadaan gadis itu, tanpa peduli pada keberadaan Jungkook yang kini bangkit dari posisinya. "Soyeon dan Chanmi sudah memanggil petugas P3K. Sebentar lagi pasti datang."

"Kalau dia sudah tidak tahan aku bisa mengangkatnya ke UKS," ucap Jungkook. Sorot matanya masih saja begitu dingin saat menatapku.

Jennie meringis dengan wajah pucat sembari menatapku. "Bisakah aku ke UKS bersama Jungkook saja? Aku sudah tidak tahan."

Aku terpaksa mengangguk. "Baiklah kalau begitu." Lantas aku beralih menatap Jungkook. "Maaf merepotkanmu."

Jungkook mengangguk samar. Lelaki itu lantas membopong tubuh Jennie dengan kedua tangan kekarnya. Sebelumnya ia sempat memberi instruksi pada anggota basket yang lain untuk beristirahat duluan.

"Nanti aku menyusul ke UKS," ucapku pada Jungkook yang kembali hanya dijawab dengan anggukan.

Selanjutnya aku hanya terdiam di posisiku selama beberapa saat.

Aku menyentuh dadaku setelah Jungkook berjalan membawa Jennie keluar.

Entah kenapa ada sesak bercampur nyeri yang tengah menggantung.

Aku selalu ingat perkataan Jungkook yang sering diucapkannya.

"Aku memang suka membantu wanita, bersikap baik walaupun kadang disalah artikan. Tapi selama aku berpacaran denganmu, percayalah, aku tak akan menyentuh gadis lain tanpa izinmu. Aku akan jadi lelaki yang menjaga perasaan kekasihnya. Yah, walaupun kita pacaran hanya pura-pura saja."

Dengan emosi yang tidak jelas aku menarik pita yang mengikat rambutku hingga rambut panjangku jatuh terurai.

Kepalaku benar-benar pening memikirkan semua ini.

Mengapa aku jadi merasa sakit saat melihat Jungkook memperhatikan gadis lain?

*

*

*
Tbc.

The Reason (30 Days Project) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang