The letter

7K 281 32
                                    

Assalamualaikum.
My name is Renjana.
I proud have a perfect husband and cutest son.

Kejadian itu berlangsung tiga tahun lalu, sekarang Mas Ge (panggilan sayang) udah kuliah. Khusus fakultas yang menunjang karir nya nanti. Hihihihi, semangat Mas 💕

Cerita ini emang Rumi bikin buat jadi pertimbangan para calon pasangan yang pengen nikah muda. Bukan sekedar nulis aja. Kasus nikah muda di Indonesia karena dipaksa atau tradisi banyak banget, bahkan ada yang baru umur 13 tahun nikah. Jana gak bisa bayangkan gimana perasaan dia.

Hamil di usia dini juga perlu dipikirkan lagi, pinggul sempit, bayi prematur hingga kematian Ibu dan anak harus dipertimbangkan ketika hamil diusia muda.

Penyesalan selalu datang terakhir, saat di vonis tidak bisa mengandung lagi. Dunia seakan runtuh, karena Gema pingin punya anak dua katanya. Dan Aku sebagai istrinya merasa harus memenuhi permintaan dia. Bukan karena perempuan dibawah laki-laki tapi Cinta kali ya, hehehe.

Setelah melahirkan Arfa memang saat Aku haid sakit menstruasi sangat berat dan nyeri panggul. Aku pikir ya biasa saja, namanya juga sakit sebelum pms. Eh ternyata ada masalah dengan rahimku :)
Tapi memang sangat beda rasa sakit itu.

Puncaknya saat penyelamatan terakhir dengan mengangkat rahim. Saat itu terjadi aku tidak diberitahu, tapi Gema dan keluarga langsung mengiyakan saran dokter itu. Padahal aku siap saja mengorbankan diri untuk anak selanjutnya.

Otomatis tidak bisa punya anak lagi. Nangis sejadi-jadinya, Gema mau punya anak lagi sementara Aku nggak bisa kasih itu. Dia baik banget sampe Aku gak tega.

Saking stress nya pernah Aku pinta dia nikah lagi (padahal gak rela) Gema waktu itu langsung natap tajam dan bilang. "Mending gak punya anak kedua daripada nikah lagi."

Sehabis itu Papah dan Bapak minta maaf ke kami karena memaksa nikah. Aku juga sempat menduga kalau semua sebab nikah ini, gimana ngga. Hubungan intim saat usia belum pantas saja beresiko apalagi hingga hamil sepertiku. Namun, Gema selalu mengingatkan jika semua telah digariskan Allah.

Jadi aku hanya ingin memberikan sebuah pesan ini bukan antara guru dan murid tapi sebagai teman :)
Nikah tidak segampang foto romantis yang terpampang di sosmed.

Dua kepala, dua pemikiran serta karakter berbeda dapat dibayangkan bagaimana kesehariannya. Cekcok sana-sini, beda pendapat ataupun sebagainya.

Kekurangan Gema harus aku terima, kebiasaan burukku juga harus diperbaiki agar tidak ditiru Arfa. Sebenarnya ketika hamil jujur saja aku sempat depresi bagaimana mendidik Arfa, sungguh aku tidak ingin Arfa jadi anak broken home.

Kami benar-benar mengatur adab ketika di depan Arfa, Balita mungil nan tampan itu peniru ulung. Ketika Gema emosi dan sempat melampiaskan dengan lirikan tajam, Arfa mengikuti. Huaa, aku sangat kaget. Gema juga. Jadi kami memutuskan untuk sangat berhati-hati dengan Arfa.

Do'akan keluarga kecil kami jadi lebih baik ke depannya teman-teman, dan terimakasih untuk Rumi sudah merelakan waktunya nulis cerita kami. I love you

Semua ada hikmahnya. Bertemu dengan Ibu, Putri dan Nisa juga aku syukuri sebab melatihku jadi lebih baik dan memaafkan orang.

Salam dari Renjana, Gema dan Arfa

•••

Rumi said : You're welcome Jan :)
Kalo menemukan alur, tanda baca atau kejanggalan dalam cerita ini, tolong kasih tau ya. Dadah! Sampai jumpa di cerita ku yang lain.

Akrasia |✔|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang