18. Seulas Senyuman

286 34 10
                                    

Happy reading ❤

Bilur makin terhampar
Dalam rangkuman asa
Kalimat hilang makna
Logika tak berdaya

Di tepian nestapa
Hasrat terbungkam sunyi
Entah aku pengecut
Atau kau tidak peka ...

Ku mendambakan mu mendambakan ku

Bila kau butuh telinga tuk mendengar
Bahu tuk bersandar
Raga tuk berlindung
Pasti kau temukan aku di garis terdepan
Bertepuk dengan sebelah tanggan ...

Garis terdepan - Fiersa Besari (Cover Febby Putri) 🎶

18. Seulas Senyuman

Kaila menyuruh Kennan untuk memberhentikan motor nya di sebuah lapangan yang cukup luas dan memperhatikan banyak anak-anak yang sedang bermain layangan.

"Ngapain berhenti?" tanya Kennan sambil membuka helm full face nya.

"Parkirin dong motornya. Gue mau kesana." Tunjuk Kaila pada anak-anak yang sedang bermain layang-layang.

Kennan mendengus kesal lalu mengikuti perintah Kaila. Kennan memarkirkan motornya tidak jauh dari sana, setelah terparkir rapih Kaila turun dari motor Kennan. Kaila membuka helm nya lalu memberikan itu kepada Kennan, dia langsung berlari mendekati anak-anak itu.

Kennan yang melihat itu mau tidak mau nengikuti langkah Kaila.

"Kakak, boleh ikut main?" tanya Kaila pada salah satu anak disana.

"Boleh Ka!" ucap anak-anak itu penuh dengan semangat.

"Terus layang-layang Kakak, mana?" tanya salah satu anak itu membuat Kaila tersenyum cangung.

"Yah ... kakak ga punya," ucapnya dengan wajah yang ditekuk.

"Beli aja Ka disana, ada ko!" ucap anak itu lagi membuat Kaila mengalihkan pandangan nya menatap penjual layangan yang tidak jauh dari sana.

"Oke deh, tunggu sebentar!" Anak itu mengangguk lalu fokus dengan layangan nya lagi.

Saat Kaila membalikan badannya, betapa terkejutnya dia melihat Kennan yang sudah berdiri di belakang nya, satu langkah saja Kaila maju, mungkin itu akan membuat jarak mereka semakin menipis.

"Kemana?" tanya Kennan datar.

Kaila yang salah tingkah buru-buru mengalihkan pandangan nya ke arah lain. "Mau ... beli layangan," jawabnya pelan.

"Gausah kaya bocah deh," Kaila kembali menatap Kennan lalu menekuk wajah nya kesal.

"Ini tuh bakalan seru! Gue jamin deh," ucap Kaila sedikit mengebu-gebu.

"Lo diem disini, biar gue yang beli." Saat Kennan akan membalikan tubuhnya, dengan cepat Kaila menahan nya.

"Jangan, gue aja. Kan gue yang ajak lo, lo tunggu di sini aja." Tanpa menunggu persetujuan dari Kennan Kaila langsung berlari kearah penjual layangan itu membuat Kennan menggelengkan kepalanya pelan.

"Pa, layang-layang sama benang nya dua dong," pinta Kaila membuat sang pedang langsung berdiri dari dudukya.

"Eleh ... eleh ... ini teh, neng Kaila.kan yang suka ada di depan majalah?" tanya bapa penjual layangan itu, menatap Kaila takjub.

"Bapak tau saya?" tanya Kaila tidak menyangka.

"Ahh, ya tau atuh Neng. Saya suka liat Neng di depan majalah. Ya, walaupun saya ga pernah beli," ucap penjual layangan itu sambil terkekeh.

MAGNETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang