23. Kenyataan Sebenarnya

285 33 13
                                    

Jangan lupa tinggalkam vote and comen kalian, biar aku lebih semangat lagi update nya!!

Happy reading❤

Ku hampiri, jalan yang kita lewati
Setiap hari kita disini
Ku menanti hadir mu untuk kembali
Hanya kenangan yang tersisa disini

Namun sekarang kau t'lah pergi
Dan ku yakini kau takan kembali

Mungkin hari ini, hari esok atau nanti
Berjuta memorie
Yang terpatri dalam hati ini

Mungkin hari ini, hari esok atau nanti
Tak lagi saling menyapa
Meski ku masih harapkan mu

Mungkin hari ini, esok atau nanti - Anneth 🎶
_______________________________________

Sudah siap menyelami kisah mereka?

Siapa nih yang kangen Kennan?

Atau

Kangen Kaila?

Ayoo, kita absen dulu siapa aja yang lagi baca cerita ini?? Maemunah? Jubaedah? Nengsih? Yuu di absen dulu!!

23. Kenyataan Sebenarnya

Kaila memeluk erat tubuh Devan saat melihat Arina yang terus berteriak histeris karena mengetahui jika bayi dalam perut nya sudah tidak ada. Semua orang berusaha menenangkan Arina, sampai-samapi dokter harus membius Arina dan membuat Arina terlelap di pelukan Rizki.

"Aku ga mau kehilangan anak aku, Ka," lirih Arina sebelum akhirnya kesadaran nya hilang karena pengaruh obat bius.

Rizki menatap sendu Arina, Rizki bisa merasakan betapa terpukul nya Arina saat mengetahui semua ini. Rizki mengecup kening Arina dan mengelus rambut Arina dengan sayang.

"Maaf, lagi-lagi aku gagal jaga kamu," gumam Rizki menatap wajah Arina yang tertidur di dekapan nya.

Kennan memberikan tatapan tidak suka pada Devan dan Kaila yang sangat dekat, entah kenapa timbul rasa tidak suka dalam dirinya. Dia tau, seharus nya rasa itu tidak timbul di saat seperti ini. Kennan ingin sekali jika Kaila berada di dekapan nya dan membuat gadis itu tenang.

"Kai tenang oke," ucap Devan sambil mengelus punggung Kaila.

"Dev, bunda bakalan baik-baik aja Kan? Gue ga tega liat bunda kaya tadi, Dev," lirih Kaila dalam dekapan Devan.

"Tante Arina itu cewek yang kuat, Kai. Gue yakin, dia bakalan baik-baik aja." Devan membelai rambut Kaila untuk membuat gadis itu tenang.

"Dev, mending kamu anter Kaila pulang. Kasian dia, habis pemotretan kan?" tanya Nazar membuat Devan menganggukan kepalanya.

"Kai, pulang yah?" pinta Devan berusaha membujuk Kaila.

"Gue mau disini temenin bunda, Dev," ucap nya sambil melepas pelukan nya dengan Devan.

Devan menghapus air mata yang membasahi wajah Kaila dan menyingkirkan rambut yang menghalangi wajahnya.

"Lo harus istirahat, Kai. Tadi, setelah selesai pemotretan lo langsung ke sini." Kaila membalikan tubuh nya menatap Arina yang sedang tertidur.

"Gue bisa istirahat disini," kekeh nya membuat Devan menghela nafas pelan.

"Kai, ga lucu kan kalau lo juga ikutan sakit kaya tante Arina. Besok lo boleh jenguk tante Arina lagi, sekalian nginep juga gapapa karena, besok lo ga ada pemotretan," bujuk Devan membuat Kaila langsung mengangguk kan kepalanya.

MAGNETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang