20 Pasca Hiatus

1.9K 98 23
                                    

"De......kangen.....😘😘" chat masuk di hp aku
Ya dialah orang yang bisa dikatakan aku tunggu tunggu kehadirannya, tapi sedikit benci kedia karena tidak memberikan kabar setelah sekian lama.
"Hmmmmmm" balasku kepadanya

Kringgggg......kringggg
Haduh kok tumben banget bang Wira telpon
"Halo Ade ael" katanya
"Apa?" Jawabku sesingkat mungkin
"Maafin Abang baru ngasih kabar ke kamu de, disini Abang susah sinyal" jelasnya padaku

"Hmmmmm" jawabku cuek kembali
"Pliss ya de jangan marah ke Abang, disini Abang juga sangat rindu sama kamu de" gombalnya
"Hmmmm, emang Abang Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara (Latsitardanus)  dimana?" Tanyaku
"Di pelosok Madura de, ini aja Abang harus ke kota dulu biar bisa hubungin kamu, maaf ya" jelasnya kembali

"Yaudah Abang jaga diri baik-baik, jaga kesehatan juga ya" pintaku
"Yang penting Abang harus jaga hati ini, karena hati ini cuma buat Ade ael, begitu juga kamu ya de" gombalnya kembali
"Dasar" jawabku

"Oh ya de" jawabnya dan mengaktifkan video call
"Abanggg.... Ael malu" jawabku malu malu
"Ngapain malu kan cuma sama Abang" sanggahnya
"Ya ampun bang, kamu tambah item disitu, huhuhu" ejeku
"Nggk papa yang penting calon istri Abang bersih putih mulus" jawabnya sambil terkekeh

"Yaudah dulu ya bang, Ade udah hampir mulai matkul, nanti ael kabarin lagi ya" pintaku
"Yah de Abang masih kangen" manjanya
"Iya ael tahu, entar lagi ya"

Tuttt....tutttt....tutttt
Aku mematikan telpon
"Bocil, matikan dulu ponselnya, bapak udah mulai matkulnya" ejek pak dosen
"Iya pak maaf" jawabku
Sontak hal tersebut membuat aku menjadi bahan tertawaan satu kelas.
-------------------------------------
Detik ke jam, Hari ke hari, bulan ke bulan tak terasa rasa kangen antara aku dan bang Wira akan terobati dengan berjumpa di Jogja.
"Ade Abang nanti ke apartemen kamu malam natal ya soalnya abang liburnya cuma hari itu" chat bang Wira

"Iya bang, semisal kalau Abang sibuk jangan dipaksain ke Jogja" saranku
"Pokonya Abang harus ke Jogja, ada rindu yang perlu diistirahatkan ke Ade ael" gombalnya kembali
"Dasar" balasku kembali dan aku tidak sadar mukaku terasa panas dan memerah seperti udang rebus.

Setelah aku mengetahui bang Wira akan menginap di apartemen, aku mulai bingung kan dan aku mulai mikir macam-macam. Sebenernya aku ngerasain kaya di loker pas dia Diklat di Bandung karena tatapannya dia beda.

Aku pun mengalami perang batin "ah mungkin aku saja yang terlalu parno, tapi aku juga khawatir akan terjadi apa-apa dengan diriku" batinku

Akupun mulai berbenah membersihkan apartemenku, mulai dari merapikan buku, membersihkan kamar mandi, memasang pewangi ruangan dan lain sebagainya.

Ting... Tongg
Suara bel apartemenku dan aku bersiap-siap untuk membukanya,
"Hai Ade" sapanya terlebih dahulu
"H--aaii ba--ng" jawabku dengan gugup
"Ngapain kamu gigi kaya gitu biasa aja kali" jawabnya

"Siapa juga yang gugup, mari masuk bang" ajakku
"Oh ya Abang mau minum apa biar ael buatin" tanyaku
"Sebisanya kamu" jawabnya sambil membuka jaketnya dan terpampang nyata baju ketat dan dada bidang bang Wira terlihat

"Ok deh" jawabku dengan cepat dan meninggalkan bang wira, menuju ke pentry untuk menyiapkan minuman.
"Haduh ada apa dengan perasaan aku ini, kenpaa aku menjadi panas dingin kaya gini?" Batinku

Disaat aku membuat minuman aku merasakan bang Wira memeluk aku dari belakang
"Ba---ngg" jawabku gugup
"Iya kenpaa de?" Jawabnya
"Lepasin bang malu tahu" utasku
"Oh kamu lucu, malu sama siapa coba?, kan cuma kita berdua yang ada disini" timpalnya kembali,

Bang Wira langsung menggendong aku menuju tempat tidur dan menidurkan aku diatas dadanya,
"Bang Wira mau apa?"
"Ssstttttt, jarinya menutup mulutku"
"Udah kamu tidur aja di dada Abang, nyaman nggak?" Tanyanya
"Mmmm, ii--ya ba--ng nyaman kok" jawabku dengan nada lirih

Sefruit CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang