23 Ketulusan Mas Dev

2.4K 109 24
                                    

Saat ini aku tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaan dan pikiran aku. Rusak, remuk, tersayat, semua terasa menjadi satu di dalam diriku. "Ya Tuhan apakah ini azab dunia untukku" batinku
Sambil mendengarkan lagu usai disini, ya selama kejadian kemarin aku sering mendengarkan lagu melow, dan akupun berakhir dengan tak kuasanya menahan tangisku

Pedihnya tanya yang tak terjawab
Mampu menjatuhkanku yang dikira tegar
Kau tepikan aku kau renggut mimpi
Yang dulu kita ukir bersama
Seolah aku tak pernah jadi bagian besar dalam hari-harimu

Lebih baik kita usai di sini
Sebelum cerita indah tergantikan pahitnya sakit hati
Bukannya aku mudah menyerah tapi bijaksana
Mengerti kapan harus berhenti
Ku kan menunggu tapi tak selamanya
Ku kan menanti tapi tak selamanya

Tak akan jera kupercaya cinta
Manis dan pahitnya kan kuterima
Kini kisah kita akhiri dengan makna

"Apakah ini akhirnya bang Wira?? Ael sudah cinta sama bang Wira" tanyaku pada diriku sendiri dan sembari menangis dan sesenggukan,

"Ade kamu kenapa??, Wira ngapain kamu?!!" Tanya mas Deva yang sembari tadi memperhatikanku dan aku tidak mengetahuinya.
"Ih mas dev, kok masuk kamar nggk bilang bilang" kagetku sambil menyembunyikan air mata dan mengelap sisa air mata, serta mencari alasan lain

Aku hanya terdiam dan sesenggukan
"JAWAB!!!!!!!!" Bentaknya kembali dan aku semakin menangis sejadi jadinya

"Mas Dev" suara ku memanggil mas Dev dengan tangisan sendu dan mas Dev langsung menghampiri aku
Brukkkkkk..... Sangat terasa pelukan mas Deva dan sangat terasa kasih sayang seorang Kaka kepada adiknya

"Kamu kenapa de??!!!" Tanya nya penuh introgasi padaku dan mungkin itu rasa khawatir bang Wira kepadaku
"Udah cerita aja sama mas de" utasnya dengan pelan dan menahan emosi.

Aku masih diam dan mencoba untuk mengumpulkan nyali untuk bicara semuanya kepada mas Dev.
"Bang Wira mas, dia..." Aku tak kuasa melanjutkan ceritaku dan segera memeluk mas Dev lagi
"Iya dia ngapain Ade??" Tanyanya lebih halus dan membuat aku tenang

"Tapi mas janji jangan apa apain bang Wira, kalau ketemu bang Wira mas juga bersikap biasa aja kedia ya" utasku padanya
"Iya Abang janji" jawabnya

"Ok Abang udah janji ya, cup ndul ndul" kataku padanya
"Ih kaya bocil aja" timpal dia kembali "udah gih cerita" lanjutnya

"Jadi kaya gini bang,........." Aku kembali menangis saat menceritakan kejadian yang membuat hati aku tersayat sayat.
"Mungkin kamu salah paham sama dia Ade" jawab mas Dev yang seolah olah membela bang Wira

"Jadi mas Dev belain bang Wira daripada adek sendiri?" Tanyaku dengan nada memarah
"Sekarang mas dev keluar dari kamarku, cepat!!!!!!" Bentakku padanya.
"Percuma juga curhat kepada Kaka sendiri kalau ujung ujungnya mas belain dia" lanjutku dan tanpa sepatah kata mas Dev meninggalkan aku seorang diri di apartemen

"De Abang pamit ke Semarang dulu ada urusan" kata mas Dev dingin sebelum membuka pintu untuk keluar.

"Kok mas Dev ngomongnya dingin banget kaya gitu ya, aku aja merinding dengernya, baru kali ini aku dengar mas Dev ngomongnya dingin kata gitu" batinku

++++Mas Deva POV ON++++
Mendengar Adekku bercerita bahwa dia telah disakiti oleh Wira, sungguh aku tidak terima, sangat tidak terima. Apalagi dia dulu pernah janji kepadaku buat jagain adekku, tetapi aku berusaha tenang dan seolah cuek padanya. Aku tidak ingin dia tahu kalau aku ingin menghabisi wira.

Setelah dia menyuruhku keluar dari apartemen
"De Abang pamit ke Semarang dulu ada urusan" kataku padanya dan aku sangat ingin menghabisi wira

Akupun langsung mengendarai motorku untuk menuju Semarang, butuh waktu 2,5 jam untuk sampai Semarang.
"Dimana Lo?" Tanyaku melalui chat
"Cepet Dateng sekarang ke Semarang, kalau nggk gue yang Dateng ke rumah Lo!!!!" Lanjutku chat kedia

Sefruit CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang