39. Batin Mas Wira

933 42 25
                                        

"Anggap aja ini kissing terkahir kita" utasku dingin

Aku selalu memikirkan perkataan ku tersebut, tetapi apa boleh buat aku harus berusaha pura pura untuk cuek ke ael.

"Sebaiknya memang untuk beberapa hari kedepan, aku harus berpura-pura cuek kepadanya" batinku

Hari ini aku sedang perjalanan pulang dari perbatasan, patroli di perbatasan kali ini benar benar untuk mendapatkan kedamaian, akan tetapi aku harus pulang karena digantikan oleh anggota yang lain. Sesampainya di kampung tiba tiba..

"Kapten wira!!!" Bentak bu bidan dengan gugup
"Bikin kaget saja" sambil aku menghentikan motor
"Bagaimana?" Lanjutku
"Nitip pesan, mumpung searah panggil dokter ael kesini ya, penting" ucapnya dan langsung meninggalkanku sebelum aku menjawab

"Haduhhh padahal aku sedang tidak ingin bertemu dengannya" batinku

Aku pun melanjutkan perjalanan akan tetapi saat melewati posko KKN aku tidak singgah melainkan langsung melanjutkan ke posko keamanan.
"Sebaiknya aku tidak mampir biar orang poako saja yang memberitahunya" batinku

Cklek suara standard motor ku
"Capt" sambil memberikan hormat

"Tolong sampaikan ke ael sekarang untuk ke posko, oh ya sekalian antar dia ke posko" ucapku
"Siap, laksanakan" jawab angga

Setelah mendengar jawabanya aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Enaknya kemana hari ini ya" batinku

Semua sudah kulakukan rutinitas, aku memiliki rencana untuk camping di bukit karena aku mendapatkan curve malam ini sampai pagi.
"Ahh sebaiknya aku menyendiri saja ke bukit" batinku

Aku pun menaiki motor dan memulai perjalanan, saat aku melewati posko KKN, aku berpura pura bertanya
"Kemana ngga" ujarku
Angga Sambil memberi hormat kepadaku
"Ada pasien ibu hamil yang membutuhkan pemeriksaan" ujarnya

Disaat itu juga ael memberi senyuman kepadaku akan tetapi aku langsung melanjutkan perjalanan dan mengabaikanya
"Sialan kenapa dia memberikan senyum kepadaku, ingat wira kau harus dingin!!" Batinku

Aku pun sudah sampai di bukit, Aku benar benar menunjukkan gejala stres dimana pertanyaanku kujawab sendiri. Aku pun membaringkan tubuhku diatas matras.
"Tuhan aku harus bagaimana" utasku sambil meneteskan air mata

Damai sekali ditemani suara hening hutan dan bintang dilangit

"Monitor Angga masuk...Ganti" suara HT memecahkan keheningan
"Angga masuk... Disini wira.. Ganti" balasku lewat HT
"Mohon izin radar navigasi di posko tidak bisa dilacak diperbatasan kapten.... Ganti" ucap angga
"Baik dimengerti, segera diperbaiki....Ganti" balasku kembali

"Huftt baru saja mau mendamaikan diri" gumamku

Akupun langsung membereskan peralatan yang tadi aku bawa dan kembali pulang ke posko.

Sesampainya aku langsung memperbaiki, setelah aku cek semua nya kesalahan hanya pada sambungan internet saja. Setelahnya aku melihat jadwal posko yang ditempel di dinding.

"Hari ini......" Sambil mencari kegiatan yang harus dilakukan
"Mengambil obat ke posko kesehatan" gumamku
"Sial kenapa harus hari ini" lanjutku

____________&&&_____________&&&_____________
Aku pun langsung ke posko untuk mengambil obat tersebut, sesampainya disana
"Hallo mass" ucap nya
"Ooo, iyaa" jawabku dingin

"Mass..." Ucapnya terpotong
"Ehh kapten wira, ini obat untuk dibawa ke posko" jawab bu bidan sambil memberikan obat-obatan

"Dosisnya gimana bu bidan" jawabku
"Nanti dijelasin dokter ael, soalnya saya harus menjaga pasien disini" ujar bu bidan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sefruit CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang