19 Hiatus

2.2K 108 5
                                    

Tahun ini aku memfokuskan diri untuk menghadapi rentetan ujian yang diselenggarakan sekolah maupun negara. Selain itu juga aku disibukan menentukan universitas yang akan aku inginkan.

Selama itu juga bang Wira tidak memberikan kabar, dia juga sedang memulai perjuangan skripsi nya yang pasti menguras pikiran dia. Dan selama itu juga kami berdua HIATUS.

Universitas, universitas kata itu selalu muncul di pikiranku, aku telah memutuskan untuk mendaftar di prodi HI. aku pun segera menghubungi kedua orang tuaku untuk meminta doa restu kepada mereka.

Tuttt......tutttt.....tttuu
"Hallo, assalamualaikum ibu?"
"Wa'alaikum sallam, tumben telfon pasti minta uang bulanan ya?" Jawab ibu sambil terkekeh
"Bukan Bu, jadi gini Bu....." Akupun menceritakan semua keluh kesah aku selama ini
"Ok bentar ya, kita diskusi bareng sama ayah saja, mumpung ayah di rumah" jawab ibu dan membuatku terkaget
"Waduh kalau diskusi sama ayah sama aja nggk diskusi, pasti aku harus ngikut keinginan ayah" batinku

"Hai, nak" sapa ayah
"Iya yah"
"Kamu pilih polisi atau dokter?" tanya ayah
"Tuh sudah kudugong" batinku

"Nggak mau dua duanya yah, ael mau kuliah prodi HI" Jawabku kembali
"Kamu pilih polisi atau dokter?" Pertanyaan yang sama terulang kembali
"Ayah ihhh aku nggk mau jadi polisi atau dokter, ael maunya di prodi HI" jawabku kembali

"Hanya ada dua pilihan itu nak, nggk ada yang lain" sahut ayah kembali
"Kamu harus nurut kaya Kaka mu si Andi sama Deva, nggk boleh bantah ayah" lanjutnya
"Hmmmmm, ya sudah percuma kalau diskusi sama ayah pasti ujung-ujungnya kaya gini"
Aku langsung mematikan ponsel aku

Huftttt, ya Tuhan kenapa si aku dilahirkan dari orang tua yang diktaktor kaya gitu, kalau pilihan cuma ada dua mending aku pilih dokter daripada polisi, tubuhku aja minimalis bgt nggk ada cocok cocoknya jadi polisi.

----------------------------
Dengan berjalanya waktu hari ini adalah hari kelulusan aku di masa abu abu. Aku bahagia puas karena nilai aku sangat memuaskan.

Akan tetapi aku nggk bisa ikut SNMPTN karena aku kudu banget wajib daftar AKPOL sama ayah. Akupun mendaftar dan mengikuti seleksi itu, asalkan kalian tahu aku sehabis pulang sekolah dulu harus banget ngikuti les masuk Akpol di Bandung, sampai badanku kaya keras banyak otot gitu dan itu membuat aku nggk percaya diri, jadi takut ngeliat diri sendiri.

Akupun mengikuti seleksi tingkat Kapolres kemudian ke Kapolda dan di akpol. Aku merasa sangat ada yang aneh dari penilaian seleksi akhir dimana postur tubuh aku pas pasan dengan nilai akhir yang lebih kecil daripada yang nggk lolos.

Setelah itu aku langsung menghubungi panitia dan membicarakannya
"Permisi pak kok hasil seleksinya kaya aneh gitu?" Tanyaku
"Yang penting kamu lolos kan?" Jawabnya
"Yaudah pak saya mengundurkan diri dan ini kartu peserta saya" jawabku dan aku langsung meletakkan kartu peserta diatas meja dan pergi meninggalkan Akpol.

Kringggg..... Kringgggg
"Hallo" sapaku
"Kamu gila ya nak, kenpaa kamu mengundurkan diri!!!!"
"Aku nggk mau ngambil hak milik orang lain" jawabku dan langsung mematikan telpon

Hari ini begitu panjang dan melelahkan, dan aku nggk pulang kerumah aku di Semarang melainkan aku langsung pulang ke Bandung.

Aku langsung mempersiapkan diriku untuk mengikuti SBMPTN dan mengambil prodi yang aku pilih.
"Ael ini ibu telpon aunty" sahutnya
"Wah tumben banget aunty, hallo" sapaku

"Nak ibu sudah daftarkan kamu di SBMPTN nanti kamu tinggal cetak kartu saja, maafin mama itu ayah yang nyuruh"
"Ibuuuu...." Aku langsung menangis dan memberikan hp aku kepada aunty

"Ael ael" sahut aunty
"Ya udah ya ka, aku mau ke ael dulu" lanjutnya

Tok tok tok
"Ael aunty masuk ya?" Tanyanya
"Iya aunty masuk aja"
"Udah kamu jangan nangis sini aunty peluk dulu"

Sefruit CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang