38. Berdamai Dengan Waktu

448 31 8
                                    

Berdamai Dengan Waktu

"Hufttt, capek sekali hari ini" keluhku
Hari ini adalah pelaksana ulang tahun desa dan semuanya sudah terselesaikan sesuai dengan rencana dan acaranya pun meriah dan lancar.

"Hai dok" sahut angga
"Ehh angga" kagetku
"Di posko ada yang memerlukan bantuan untuk pemeriksaan kandungan" ujarnya

"Bu bidan kemana?" Tanyaku
"Dia meminta untuk memeriksa bersama kamu dok" ujarnya
"Ok, baiklah"

Aku pun membonceng motor yang dikendarai oleh angga, bersamaan dengan hal tersebut aku melihat mas wira yang menyapa angga dan mengabaikan aku.
"Kemana ngga" ujar mas wira
Angga Sambil memberi hormat ke wira
"Ada pasien ibu hamil yang membutuhkan pemeriksaan" ujarnya

Aku pun mencoba memberi senyuman ke mas wira akan tetapi dia langsung melanjutkan perjalanan dan aku masih diabaikan olehnya

"Apakah mas wira sudah benar benar melupakan aku" batinku
"Dok . Dokk" sahutnya mengagetkan lamunanku
"Eh iyaaaa, maaf. Bagaimana"

"Jangan ngalamun ini udah mau berangkat" utasnya
"Ok baiklah" jawabku

Sesampainya aku langsung memeriksa pasien tersebut bersama bu bidan. Ya memang pasien tersebut sudah mendekati hari kelahiran dan kami menyarankan untuk bermalam di posko kesehatan agar tidak terjadi hal yang diinginkan
"Sebaiknya ibu bermalam disini" ujar bu bidan
"Apakah akan segera lahir anak saya bu bidan" tanyanya
"Sepertinya iya, sudah ada tanda tanda pembukaan soalnya" ujar bu bidan

"Dok, nanti bantu saya untuk proses persalinan ya" pinta bu bidan
"Baik, bu bidan. Saya izin ke posko kkn untuk bersih bersih ya, setelahnya saya langsung kesini" ujarku
"Baiklah, hati hati ya"

Terdengar suara motor berhenti di depan posko dan aku segera melihatnya siapakah yang datang. Ya yang datang adalah mas wira.
"Hallo mass" ucapku sumringah
"Ooo, iyaa" ujarnya datar dan dingin

"Mass..." Ujarku terpotong
"Ehh kapten wira, ini obat untuk dibawa ke posko" sambil memberikan obat-obatan

"Dosisnya gimana bu bidan" ujar wira
"Nanti dijelasin dokter ael, soalnya saya harus menjaga pasien disini" ujar bu bidan

Mendengar hal tersebut aku langsung bahagian karena aku akan bisa berbicara lagi dengan mas wira dan aku pun membonceng nya akan tetapi perlakuan dia masih dingin kepadaku. Sesampainya di posko aku langsung membantu menuliskan dosis masing masing obat dibantu mas wira

"Tumben mas posko sepi, yang lain kemana" utasku memecahkan keheningan
"Ya ada tugas di perbatasn" ujarnya
"Mass... Kok aku dicuekin dari kemarin" ujarku

"Engga ada, bukan cuekin aku lagi banyak kerjaan" utasnya tanpa melihat aku
"Aku???" Utasku

"Iya aku, memangnya harus apa?"
"Mas" jawabku cepat
"Bukanya kita udah engga ada hubungan apapun?" Utasnya melihat ku dengan sorot mata intimidasi

"Mas, hubungan kita berakhir tetapi apa salahnya kalau kita masih saling sapa" utasku
"Heiiii, itu yang salah. Kamu nyuruh lupain kamu. Tapi kamu malah menyuruh demikian. Mau kamu apa sekarang?!!" ucapnya meninggi dan memojokan aku di dinding

Aku hanya tertunduk lemas mendengar perkataan mas wira dan terdengar juga hujan tetesan air hujan yang menandakan hujan deras

"Kalau sudah selesai, silahkan boleh pergi" utasnya
"Baiklah, mas wira jaga kesehatan" jawabku
Akupun meninggalkan posko dan menangis dibawah hujan yang turun

Sambil berjalan aku masih termenung memikirkan apa perkataan mas wira tadi, aku juga sebenarnya masih bingung akan perasaan aku, entah aku oke ataupun engga aku juga tidak tahu.

Sefruit CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang