8 Lupa

3.3K 148 1
                                    

Tiba tiba dari kejauhan terdapat pria mengenakan seragam pres body berwarna coklat, serta mengenakan topi dan juga menjinjing tas nya disebelah kiri, tak lama kemudian dia melambaikan tangannya kepadaku, ya mas Dev tahu aku karena aku memberitahu pakaian yang aku kenakan agar gampang saat dia mencari ku.
"Mas Dev?!" Sambil berlari ke arahnya dan langsung memeluk mas Dev begitu juga dengan ka Lando yang mengekoriku
"De kok kamu makin lucu si" cubit mas Dev dipipiku

"Ya ampun mas Dev tambah item, botak lagi, Ade jadi sedih ngeliatnya" jawab miris ku melihat kondisi mas Dev sekarang
"Ya namanya juga tentara de mainnya di lapangan bukan di dalam ruangan, hehehe" jawab mas Dev dengan entengnya
"Oh ya mas Dev, kenalin ini Kaka kelas aku namanya ka Ando" aku memperkenalkan ka Ando kepada mas Dev
"Ando" sahut ka Ando sambil mengajak berjabat tangan
"Deva" jawab mas Dev membalas jabatan tangan ka Ando

Kamipun pergi meninggalkan stasiun dan beranjak ke mall yang ada di kota Bandung. Sesampainya di mall kami pun menuju tempat makan yang ada disana.
"De kamu mau makan apa?" Tanya mas Dev
"Terserah mas Dev aja" jawabku
"Kalau kamu Ando, mau makan apa? Tanya mas Dev kepada ka ando
"Saya ngikut saja mas" jawab ka Ando dengan muka tertekuk dan menunduk.

Akhirnya kamipun memesan makanan di restoran Jepang, sembari menunggu kami melakukan obrolan-obrolan disana dan ka Ando juga sudah lumayan akrab dengan mas Dev
"Kamu masih ingat mas Wira?" Tanya mas Dev
"Iya, masih mas emangnya kenapa mas Wira?" Jawabku dan menanyakan mas Wira kepada mas dev
"Dia sebenernya juga pengin ikut tapi kebetulan mamahnya lagi sakit jadi dia pulang deh ke rumahnya langsung" jelas mas Dev

"Tante sakit apa mas?, ya ampun semoga keadaannya sekarang sudah membaik ya mas" sahutku dengan simpati
"Alhamdulillah tadi mas dikabarin katanya udah baikan. Oh ya de Ando kelas berapa kalau boleh tahu?" Tanya mas Dev kepada ka ando
"Oh. Mmm saya kelas 11 mas" jawabnya seperti orang kaget
"Santai aja ando, wah sebentar lagi kelas 12 ya dan bentar lagi mau lulus juga. Niatnya mau ngelanjutin kemana?" Tanya balik mas Dev

"Penginya si kaya mas Dev lanjut ke Akmil gitu. Hehe tapi masih belum mantap si" balasnya diikuti kekehan kecil dari mulutnya tetap menatap ku dengan tatapan percaya diri kepadaku
"What!!!!, Idih pede banget dia?" Kaget ku dalam hati
"Wah bagus dong, kamu harus mantepin lagi ya, jangan setengah-setengah kalau kamu ingin mencapai cita-cita" saran mas Dev untuk ka Ando

"Permisi ini meja no 10?" Tanya pelayan
"Iya betul mba" jawab mas Dev
"Maaf ini saya mengantarkan pesanannya" jawab pelayan
"Makasih mba" sahut aku
"Selamat menikmati" jawab pelayan dan meninggalkan kami

Kamipun menyantap dengan lahap dan setelah itu mas Dev membayar semuanya. Ka Ando pun mengantarkan kami kerumah aunty dan setelah sempai ka Ando langsung berpamitan
"De Ando makasih ya udah mau njemput mas, jadi ngrepotin" ucap tidak enak dari mas Dev
"Iya nggk papa ko mas, kalau begitu saya permisi dulu" jawab ka Ando
"Hati hati ka ando" utasku
"Iya de pastinya" jawabnya dengan mata seperti orang mau menangis. "Apakah dia??" batinku

Ka Ando pun berlalu meninggalkan kami berdua. Aku dan mas Dev langsung masuk rumah aunty
"De malam ini mas tidur sama Ade ya?" Pinta mas Dev kepadaku
"Nggak mau mas Dev bau asem" jawabku sambil menjauhi mas dev
"Ih kamu ya, dasar ya" ucapnya sambil mengejarku dan memeluk aku, hal itu membuat aku diam seketika
"Mas kangen meluk kamu de" suara sendu mengiringinya

"Udah dong mas Dev jangan sedih, kan udah ketemu sama Ade" jawabku sambil mengelap air mata mas Dev "yaudah mas Dev mandi dulu sana" lanjutku
"Nggak mau de mas ganti baju aja ya, hehe" jawab dia terkekeh
"Kalau nggk mau mas Dev tidur di sofa ruang tengah aja" balasku
"Iya iya mas Dev mandi dulu ya" jawabnya dan dia berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri

Malam sudah semakin larut akan tetapi kami tidak merasa kantuk sama sekali, kamipun masih asyik mengobrol, pasti selalu ada saja yang menjadi bahan obrolan kami berdua
"De,.." suara ka Ando yang pelan dan menenangkan
"Iya mas kenapa?" Jawabku
"Selama pendidikan disana mas selalu mikirin kamu, mas selalu kebayang wajah lucu kamu" pernyataannya yang terlihat sendu kembali
"Iya mas, Ade tahu. Tapi mas Dev harus bisa menyampingkan urusan keluarga, soalnya setengah dari badan mas Dev sudah menjadi milik negara, dan setelah lulus nanti seutuhnya menjadi milik negara. Makanya mas harus pandai-pandai ya mengatur itu semua" jelasku sekaligus saran

Sefruit CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang