2

3.8K 246 46
                                    

Merenung membayangkan apa yang terjadi, ingin melawan tapi mau bagaimana lagi ini sudah jadi jalan hidupku, takdir yang tak bisa lagi tuk dipungkiri


______________________________________


"Yah, ayok berangkat."


"Iya."

Rafa sama Ray jalan pelan pelan kearah pintu, malem malem gini mereka mo berangkat balapan, maksudnya Rafa yang balapan Ray yang nonton.

"Ayah pake motor kamu ya?"

"Iya pake aja, tukeran motor hehe.."

"Ayok cepet mumpung Bunda lagi sama Abel dikamar."

Baru aja Ray mo buka pintu, orang yang diomongin dateng.

"Cowok cowok ganteng pada mo pergi balapan hah?!"

"Eh Bunda...iya kan kemaren Rafa dah bilang." Rafa sambil cengengesan ga jelas.

"Boleh ga kalo pergi tidur aja?"

"Oh no no no!" Ray.

"No no no pala lo! Ayah sama anak 11 20."

"Eh 11 12 dong Bun."

"Nah iya itu maksudnya."

"Rafa pergi ya Bun pliss... Rafa pen banget main balap, ya Bun pliss..sayang Bunda." Rafa mencium pipi Fani. Sebenarnya kalo diliat liat Rafa sama Fani itu dah kek pacar, Fani keliatan masih muda soalnya xixixi.

"Gak usah main cium, punya Ayah itu." ya elah Ray anak ndiri juga. Pelit amat.

"Satu doang Yah.. "

"Dah ya kita pergi." Ray.

"Awas aja, kalo Rafa kenapa napa gue cekek lo!"

"Bunda sadis ih, dah Bunda kita pergi dulu."

"Jan pulang malem malem!"

"Ni dah malem oy!!" Ray.

"Rayhan jagain Rafa!"

"Anak ma laki susah dibilangin kalo dah masalah balapan, pen banget gue tendang tendang tuh motor, tapi sayang soalnya beli nya mahal."











"Kamu harus bisa sebabin anak itu celaka." seorang ibu bicara kepada laki laki yang lebih muda darinya.

"Siap."

"Jangan Mah, plis jangan.."

"Kamu diem aja! Dan kamu, cepat pergi sana."

"Mah.. Mamah kok tega, plis jangan lakuin ini."

"Mamah ingetin sekali lagi sama kamu, dia yang udah bikin Nenek kamu meninggal Rasyel!"

"Itu takdir Mah! Rafa gak salah."

"Kamu belain aja terus anak itu, tapi mamah gak akan biarin dia hidup tenang!"

RAFA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang