26

1.9K 202 34
                                    

Senja, seperti masa kanak-kanak, dipandang dengan takjub bukan hanya karena indah, tetapi karena cepat berlalu.

______________________________________

Rafa tengah memasukkan beberapa buku ke dalam tasnya, rencana mereka kemaren buat belajar bareng di cafe jadi guyss... Rafa udah siap, ganteng, cakep, tampan mempesona dengan jaket denim andalannya.

Turun kebawah menghampiri Ayah, Bunda dan Adeknya yang lagi rebahan sambil makan cemilan. Keluarganya udah ayem tentrem lagi ya santai santai kemaren kemaren kalo mo santai pasti ada aja pikiran yang ngeganjel.

"Mau kemana sayang?" Fani.

"Balapan?" saut Ray.

"Balapan pala lo! Balapan mulu pikiran lo!" Fani.

"Udah Yah kemaren kemaren hehe.."

"Wah kamu ga ajak ajak Ayah, menang? Dapet apa?"

"Kalah, lawannya main curang yodah Rafa ngalah aja dari pada Rafa menang tapi celaka." Rafa.

"Nah sip! Baru anak Ayah, besok besok kalo mo ke arena Ayah ikut."

"Siyap!"

"Motor kalian berdua Bunda jual ya! Terutama lo Ray!! Anak bukannya dilarang balapan. Fa nikah cepet sama Rasyel, Bunda yakin Rasyel juga bakalan sama kaya Bunda gini!"

"OTW BUN!"

"Astaga Fan, dia ngebet banget." Ray bisik bisik ke Fani.

"Abel pusyingggg Abel naik bhayy!" Abel tiba tiba melengos pergi naik ke atas. Fani, Ray sama Rafa cuma bisa liatin Abel sampe Abel masuk kamar baru mereka lanjutin topik mereka.

"Kamu mau nikah muda kaya Ayah?"

"Kenapa emang? Nikah muda ga berarti ga bahagia kan Yah?" Rafa.

"Betul, liat Ayah sama Bunda.. Bahagia kan." Ray merangkul pundak Fani sombong, belaga sok senior gitu.

"Ya bahagia sama pusing ribut terus ma lo!" Fani menyingkirkan tangan Ray yang nyaman nangkring di pundak Fani.

"Tapi asik kan ribut ma gue?"

"Ga!"

"Yah, Bun plis deh,, coba sekali kali jadi kaya pasangan diluar sana yang romantis."

"GAK BISA!"

"GAK BISA!"

"Bodo amat! Rafa pergi belajar bareng sama Rasyel, Galang."

Rafa mencium pipi Ray dan Fani sebelum dia berlari keluar, Kelakuan Ayah dan Bundanya itu udah kek makanan sehari hari buat Rafa. Kadang aja Rafa mikir, Ayah sama Bunda tuh suami istri bukan sih? Kok lo-gue an, teplak sana teplak sini, ga yang laki ga yang cewek ga sungkan buat neplak. Tapi kalo sehari Rafa ga denger Ayah sama Bundanya ribut malah jadi aneh gitu. Rafa berdoa semoga besok kalo dia nikah sama Rasyel ga kaya Ayah sama Bunda.















"Kamu mau kemana?"

"Belajar bareng Rafa sama Galang Mah."

"Pas banget."

Sial. Perasaan Rasyel udah ga enak ini. Pasti bakal disuruh ini itu lagi. Rasyel itu anak apa babu nya?

"Emm pas kenapa?"

"Belajar sama anak sialan itu kan? Dimana?"

Rasyel dalam hati jadi bingung sendiri. Kasih tau engga kasih tau engga. Ah engga deh..

RAFA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang