14

1.8K 165 40
                                    

Ni aku next, aku g mau ngegantungin anak orang. Walaupun target belum terpenuhi, dahal ya aku liat yang baca tuh lebih dari 70 tapi kenapa yang vote cuma dikit :(

Jangan jadi sider bund..

Dapatkah dirimu menungguku sejenak, paling tidak hingga hatiku sembuh dari luka yang tengah menganga ini.

______________________________________

"B bunda.. "

"Masih marah sama ayah hm?"

"D dia bukan ayah rafa."

Rafa menggeser tubuhnya dia ga mau deket deket sama bundanya. Bukan apa apa tapi dia kaget yang ada dihadapannya ini bunda lea.

Entah bagaimana bunda lea sekarang ada disamping rafa. Duduk disamping anak cowoknya yang terdiam ga bisa ngomong apa apa.

"B bunda lea kenapa disini?"

"Ga boleh bunda ketemu sama anak bunda sendiri?"

Sungguh baru pertama kali rafa dengar suara bundanya itu, dan emang benar bundanya itu cantik lebih cantik dari yang ada di foto.

Muka bundanya yang cantik, kalem ga mencerminkan sama sekali kalo dia itu pelakor. Tapi kenyataannya bundanya itu memang hadir di tengah tengah ray sama fani.

"Sini deketan.."

"G ga mau."

"Sini.. Bunda mau ngomong bentar sama rafa. Sebentar aja." lea menepuk nepuk sisi bangku sebelahnya agar rafa lebih mendekat kearahnya.

Rafa yang masih ga percaya geser perlahan lahan tubuhnya jadi deket bunda lea. Ini juga kali pertama rafa merasakan duduk dekat disamping bundanya.

"Rafa.. Rafa kecewa sama bunda? Sama ayah ray?" lea mengusap lembut puncak kepala rafa dan kali pertama juga rafa merasakan sentuhan lembut dari bundanya itu.
Rafa pengin nangis jelas ada, ketemu bundanya, duduk didekat bundanya, merasakan sentuhan lembut bundanya yang rafa ga ngerasain selama ini.

"Jangan sebut nama dia!! Bunda tau rasa sakit yang ada di hati rafa? Rasa rindu yang ada di hati rafa? Bunda tau rasanya.. Menyiksa bunda ini menyiksa!!"

"Bunda tau.. Rafa rindu siapa? Adek rafa? Bunda fani? Kalo rindu temui mereka."

"Hahaha temui? Sifat bunda itu bener bener ga hilang. Ga tau malu. Rafa mau ketemu sama mereka tapi rasa ketidakpantasan selalu muncul gitu aja." rafa kini menatap bundanya. Memberanikan manik mata miliknya bertemu dengan manik mata bundanya.

"Bunda kenapa lakuin itu? Bunda lagi disini jadi rafa tanya kenapa bunda lakuin itu? Setelah lakuin itu semua bunda pergi ninggalin rafa sendiri, bunda biarin rafa ngerasain ini semua, bunda kasih semua beban ke rafa! Rafa ga minta untuk dilahirkan ke dunia, rafa ga minta! buat apa dilahirkan kalo rafa harus kayak gini." rafa tanpa sadar menggenggam tangan lea erat banget, menumpahkan segala emosinya. Lea hanya bisa tersenyum mendengar ucapan anaknya itu dan ikut menggenggam tangan anaknya balik. Lea sadar itu memang salah dia, dia yang udah bikin rafa jadi kayak gini. Tapi apa boleh buat semua udah terjadi.

"Bunda sama sama wanita. Apa bunda ga ngerasain sedikitpun apa yang bunda fani rasain? Bunda ga ngerasain rasa sakitnya bunda fani? Bunda bahagia diatas air mata bunda fani, iya? Coba bunda yang ada diposisi bunda fani, diposisi dimana bunda udah menikah tapi malah ada orang ketiga? Rafa yang cowok aja ngerasain segimana sakitnya hati bunda fani! Tapi rafa gak sepenuhnya nyalahin bunda karena dia si brengsek itu juga jelas jelas salah!! Pikiran dia ga tau kemana!! Cuma nurutin nafsu ga guna! Hati bunda fani gak sekuat baja, hati bunda fani juga bisa patah dengan mudah. Rafa yang kaya gini aja sakit bunda. Sakit dihajar realita!"

RAFA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang