25

2.2K 149 46
                                    

Persahabatan itu seumpama laut dan pasir, senantiasa bersama-sama menghadapi pecahan ombak, bersama-sama merasakan lelehan senja, dan saling melengkapi dari masa ke masa.

______________________________________

"Pagi Bun, Yah, Bel." Rafa baru turun setelah mandi dan sebagainya, menyapa Ayah, Bunda dan Adeknya yang sudah siapa buat sarapan bareng. Dapat Rafa liat senyum di bibir Ayah dan Bundanya yang ga luntur sama sekali.

"Pagii!!"

"Makan sayang." Fani.

"Iya."

Rafa ikut bergabung duduk, Rafa berniat ingin mengambil nasi sendiri tapi malah Fani yang terlebih dahulu mengambilkan nasi untuk Rafa, bukan cuma nasi tapi lauk pauk juga. Rafa hanya bisa memperhatikan bundanya. Benar apa kata Galang? Kalau Fani tidak sayang Rafa, lalu untuk apa ini semua?

"Makasih Bun."

"Sama-sama."

"Ayah, Ayah nanti ke kantor?" Rafa.

"Kenapa?"

"Rafa mau ngomong. Bunda pergi ga?" Rafa.

"Ke butik, tapi nanti sorean."

"Rafa mau ngomong bentar nanti ya."











Sekarang diruang tamu rame orang kek mo syukuran. Ada Ray, Fani, Jino, Bagas, Galang, Rasyel ada Abel juga dan Rafa.

Sebenarnya mereka semua eh ralat kecuali Rafa dan Rasyel bingung ini semua mau ngapain. Rafa mau ngomongin apa? Kok sampai dikumpulin begini?
Sebenarnya Rafa ga minta Jino sama Bagas datang cuma ya kebetulan aja mereka lagi main jadi sekalian aja.

"Rafa sama Rasyel mau ngomong sebentar." Rafa.

"Apa? Rafa ma Rasyel mau nikah?" Jino.

"Masih rencana Om." Rafa.

"Wihh beneran nih, Ray ma fani mo punya besan nih." Jino.

"Rafa mah harus sama Rasyel, calon mantu Bunda tersayang." Fani.

"Iyain.. Doain aja ya." Ray.

"Yoi." Bagas.

"Emm permisi, bukan ajang jodoh jodohan ya ini, Rasyel sama Rafa mau ngomong. Jadi.. Duh gimana ya, Rafa aja deh yang mulai." Rasyel tersenyum manis ke Rafa tapi malah dibalasan tatapan malas doang.

"Untuk masalah Hendrawan kemaren Rafa ucapin terimakasih.. Masalah selesai bukan berarti udah aman. Ada satu lagi masalah."

"Apa? Masalah apa lagi?" Ray.

"Rasyel ini.. Cucunya Bi Irah."

"APA?!!"

"WAANJIR!!"

"DEMI APA?!"

"SUMPAH LO FA?!"

"BI IRAH ITU SIAPA?!!!"

Krik
Krik

Galang mending diem deh.

"E ekhem... Tenang tenang wahai bapak ibu. Rafa lanjutkan." Rasyel.

"Gue mulu."

"Ya lo kan lakinya."

"Lakinya siapa syel?!" Galang.

"Lakinya gue."

"Astaga anak muda udah ngebet aja. Lanjut nih penasaran." Bagas.

"Bi Irah itu pembantu keluarga Rafa yang udah lama meninggal dan meninggalnya itu karena kecelakaan. Mamahnya Rasyel, Mba Wening dia yang jadi permasalahan sekarang. Mba Wening mau balas dendam ke Rafa karena menurut dia Bi Irah meninggal karena Rafa, karena nyelamatin Rafa. Ayah ingat dulu sewaktu kita mau balapan, Rasyel tiba tiba datang dan suruh kita ga ikut itu karena lawan balap Rafa orang suruhan Mamahnya. Lalu pas Rafa diserang di gang itu, itu juga rencana Mamahnya Rasyel."

RAFA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang