21.Gombalan ala Cinta

154 64 217
                                    

Hai aku kembali jangan lupa vote komen sebelum membaca ya supaya aku semangat dan cepat update nya.

Happy reading ❤

*****

Sinar matahari yang sangat terang menebus gorden yang ada di kamar itu. Seorang gadis yang bergelung di bawah tebalnya selimut itu seolah tak terganggu akan cahaya matahari yang menerpa wajahnya. Posisi tidurnya yang sangat tidak elit membuat ia tidak terganggu sama sekali malahan nyaman.

"Hoaam" Cinta bangun dari tidurnya. Ia mengucek kedua matanya.

"Gue dimana?" tanyanya melihat sekeliling kamar yang sedang ditempatinya sekarang.

Cinta membelalakkan matanya lebar. Dengan cekatan ia menyingkap selimut tebal yang membungkus dirinya saat ini.

"Hufft untung baju gue lengkap." Bukan apa-apa ia hanya takut terjadi sesuatu yang tidak dinginkan apalagi tempat terakhir kali ia berada semalam adalah di club.

Ckleck

"Kamu udah bangun?" tanya seorang wanita berumur yang baru memasuki kamar.

"Tante--" Cinta meenjeda ucapannya seraya mengingat kembali wajah wanita yang ada di hadapannya. "Tante Mamanya kak Darren kan?" tebak Cinta tepat sasaran.

Silvi tersenyum lembut. Tangannya membelai lembut rambut Cinta membuat Cinta sangat nyaman.

"Semalam Darren bawa kamu kesini katanya kamu pingsan."

Jelas Darren berbohong kepada Silvi. Sekejam-kejamnya pria itu ia tidak mau membuka aib seseorang apalagi kepada Mamanya sendiri.

"Makasih tante Cinta ngerepotin," ujar Cinta merasa canggung.

Silvi terkekeh pelan. "Enggak kok mau kamu nginap sebulan disini juga tante gak keberatan."

"Mau, mau banget tante!!!" Ingin sekali rasanya Cinta meneriakkan kalimat itu kepada Silvi tapi ia harus menjaga image-nya dihadap calon ibu mertua.

"Kak Darren mana tante?" tanya Cinta.

"Darren udah di meja makan. Kamu siap-siap gih biar bareng sama Darren ke sekolah."

Cinta tersenyum lebar. Dalam hati ia sangat berterima kasih kepada Silvi. Berkatnya ia bisa bersama-sama dengan Darren.

"Okey tante!" Cinta membuat gaya hormat mebuat Silvi tertawa.

Sarapan di keluarga Darren kalu ini terasa berbeda karena adanya kehadiran Cinta. Sedangkan Cinta merasa bahagia bisa merasakan moment ini kembali walaupun bukan dengan keluarga kandungnya.

"Kamu sekelas dengan putra saya?" tanya Bara, Papa Darren.

Cinta menatap Bara takut-takut karena pria itu memiliki wajah yang tak kalah datar nya dengan Darren. Cinta akui jika Bara memiliki wajah yang awet muda sehingga di umurnya yang sudah tua pria itu masih terlihat tampan dan berkharisma, mukanya yang sangat mirip sekali dengan Darren. Memang anak sama bapak sama saja.

"Ti-tidak om," ujar Cinta gugup.

"Tuhkan Papa sih Cintanya jadi takut." Seolah mengerti dengan perasaan Cinta, Silvi langsung menegur suaminya itu.

"Loh kok jadi Papa? Memang muka Papa begini."

"Shutt udah-udah lanjut makan," ucap Silvi mengalah. Ia tahu berdebat dengan suaminya sampai besok pun tidak akan selesai karena Bara mempunyai sifat yang sangat keras kepala dan sifat buruk itu menurun kepada Darren.

"Darren pergi ma." ucapnya ketika sudah menghabiskan sarapannya. Ia menyalim Papa dan Mamanya. Cinta pun mengikuti pergerakan Darren.

"Dah om, tante," ucap Cinta lalu melangkah keluar rumah bersama dengan Darren.

CINTA (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang