28.Curiga

126 47 548
                                    

Hai selamat datang!!

Apa kabar?

Jangan lupa vote dan ramein komen ya hihiww

Happy reading ❤

Salah gak sih gue terlalu curiga?
Gue pernah sangat terluka akibat terlalu percaya
.
.
.
.
.
Cinta

*****

"BISA DIAM GAK?!!"

Cinta tersentak mendengar bentakan Darren yang lumayan kuat. Matanya memanas menahan air mata yang bisa saja tumpah jika tidak ditahan. Bukannya cengeng, hanya saja Cinta terkejut mendengar bentakan dari Darren.

Cinta menundukkan kepalanya seraya memejamkan mata. Ia memilin jari-jarinya. "Kak Darren kenapa?" cicit Cinta sangat pelan.

Dengan wajah yang memerah, Darren mengusap wajahnya kasar. Emosinya sedang tidak terkontrol saat ini. Entah apa yang terjadi sehingga emosi pria itu naik seketika. Padahal baru beberapa menit yang lalu mereka berbicara santai dengan Cinta yang selalu menggoda dirinya.

"Arrgghh!!! Anjing." Teriakan Darren kali ini cukup keras. Ia menendang kaleng minuman yang kebetulan berada di sebelahnya. Untung keadaan taman saat ini sepi sehingga tidak banyak orang yang melihat kemurkaan nya.

Cinta bangkit dari tempatnya. "Kak tenang."

"Diam dulu," ucap Darren dengan suara melemah.

Cinta tertegun mendengarnya. Sebenarnya Darren ini punya kepribadian ganda atau bagaimana? Baru saja tadi pria itu membentaknya dan kini sudah berbicara dengan suara yang melemah. Cinta semakin bingung menghadapi sifat labil kekasihnya ini.

Tangan Cinta terangkat mengelus bahu Darren. Walaupun harus sedikt jinjit karena Darren yang lebih tinggi darinya.

"Kak Darren kalau ada masalah cerita sama aku aja. Kakak tau gak sih apa gunanya aku jadi pacar kakak? Aku mau kakak bagi kesedihan kakak sama aku biar masalahnya terasa ringan."

"Aku sayang banget sama kakak, aku gamau kamu sampai sakit karena banyak pikiran. Kita udah mau pacaran setahun tapi kamu gak pernah cerita satupun masalah yang kamu alami. Aku jadi ragu kamu ini nganggap aku pacar atau apasih?" tanya Cinta dengan nafas tersenggal senggal. Matanya semakin memerah karena manahan air yang akan tumpah.

"Please cerita sama aku. Mau itu cerita sedih ataupun bahagia aku siap dengarinnya kak."

Darren sedari tadi hanya diam mendengarkan setiap kalimat yang keluar dari mulut Cinta. Perasaan pria itu kini campur aduk dan terasa sangat sulit menjelaskannya bagaimana. Wajah yang masih memerah menahan amarah membuat Cinta yakin kalau Darren masih dalam kuasa emosi sekarang.

Darren menghempas kasar tangan Cinta yang masih bertengger di bahunya. Gadis itu meringis karena hempasan Darren bisa dibilang cukup kuat.

"Gue pulang," ucap Darren tiba-tiba. Ia berbalik dan berjalan menuju area parkiran.

"Trus aku gim--"

"Naik taxi!" potong Darren cepat tanpa menatap ke arah Cinta. Lalu ia kembali berjalan dengan santai tanpa merasa bersalah telah meninggalkan pacar nya sendirian.

CINTA (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang