15.Calon Mantu

157 80 162
                                    

Hai maaf ya lama up lagi ga mood nulis
nih:( Jangan lupa vote coment supaya aku cepat up next part-nya!!

*****

Sudah setengah jam lebih Cinta dan Darren hanya diam diaman seraya melihat rintikan air hujan di halte. Sebenarnya Cinta bergerak gelisah daritadi karena dia paling tidak bisa jika diam diaman seperti ini. Sudah berbagai cara dilakukannya untuk menarik perhatian Darren namun kalian pasti tau sendiri jawabannya kan?? Gagal.

Hujan sudah berhenti dan sekarang jam menunjukkan pukul 5 sore yang artinya tidak ada lagi kendaraan yang berlalu lalang.

Cinta menoleh ke arah Darren yang baru berdiri dari tempat duduknya.

"Kak Darren gue numpang ya?" tanya Cinta dengan puppy eyes

Sedangkan Darren yang melihat itu bukannya tergoda malah kesal. Sejak Cinta menggombali Darren dibawah rintikan hujan tadi, entah mengapa Darren kesal melihat muka gadis itu.

"Malas," balasnya ketus.

Cinta mencebikkan bibirnya kesal. Astaga sejak kapan Cinta menjadi gadis kalem dan imut seperti ini?? Oke sepertinya ini akan dilakukannya hanya di depan Darren seorang berharap Darren akan luluh padanya.

"Kak Darren ayolah." Cinta mengayun ayunkan tangan Darren ke udara. Darren langsung menghempas tangan Cinta dia merasa risih jika dipegang pegang seperti ini. Lama lama Darren bisa ilfeel kepada Cinta sepertinya.

"Kak Darren kan baik ayo dong tumoangin gue masa kakak tega liat anak imut kayak gue jalan sendiri ke apartement yang jauhnya naudzubillah."

Darren menggeram pelan. Mengapa dia selalu skakmat jika berdebat dengan adik kelas yang sangat menyusahkan ini. Ingin rasanya Darren melawan dan membuat Cinta tidak berani mendekatinya lagi tapi gadis itu sangat keras kepala.

"Ck ayo nyusahin aja," kesal Darren.

Cinta bersorak dalam hati. Tidak sia sia dia mengeluarkan bakat terpendamnya selama ini. Rasanya dia tidak sabar satu jok dengan Darren untuk yang kedua kalinya.

Darren menyalakan mesin motornya kemudian Cinta langsung naik dan memeluk pinggang Darren erat dan menyandarkan kepalanya di punggung erat pria itu. Cinta mendongakkan kepalanya kala tidak merasakan motornya berjalan.

"Kok gak jalan sih kak?"

Darren melirik tajam ke arah tangan Cinta yang masih bertengger indah di pinggangnya. Sedangkan Cinta mengernyitkan dahinya bingung apa maksud Darren.

"Tangan lo lancang," sarkas Darren.

Cinta tersenyum kikuk. "Sialan ni orang gak bisa di modusin apa?" batin Cinta.

Setelah itu Cinta berpegangan pada tas Darren saja barulah Darren menyalakan motornya dan meninggalkan halte sekolah walaupun masih ada sedikit gerimis yang tersisa.

Di tengah perjalanan hujan deras kembali mengguyur jalanan ibu kota membuat dua remaja yang masih mengenakan seragam sekolah berada di atas motor itu panik.

"Kak Darren ini gimana hujannya deras banget!!!?" tanya Cinta berteriak agar suaranya bisa di dengar oleh Darren.

"Kita ke rumah kak Darren aja ya gak usah ke apartement gue kan jauh nanti bahaya," ujarnya lagi karena tidak mendapat respon dari Darren.

CINTA (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang