prolog

801 224 176
                                    

Seorang gadis cantik dan mungil yang berpakaian serba hitam dan menenteng dua buah koper besar ditangannya. Sudah sekitar tiga menit gadis ini hanya berdiam ditempatnya seraya memandang apartement mewah di hadapannya ini. Salah satu apartement yang berada di kawasan elit di jakarta yang akan menjadi tempat tinggal baru untuk gadis ini.

Apartement peninggalan kakek dan neneknya yang sudah berbeda alam dengan dirinya. Gadis itu meringis, tidak pernah terbayangkan nya hidup seperti ini Kesepian telah menyambutnya.Selama ini gadis itu hidup penuh dengan kebahagiaan dan harta. Sekarang itu semua hanya masa lalu yang ingin dilupakan olehnya.

"Hufftt ... selamat datang kehidupan baru" ucap gadis cantik itu.

Dia mulai memasuki kawasan apartement itu dan menuju lantai 20 dimana kehidupannya telah menunggu.

Setelah memasuki apartement barunya itu, dia dibuat kagum oleh isinya yang serba mewah dan sebagian barang terbuat dari emas.Setelah puas mengagumi isi apartement tersebut gadis itu mulai membereskan barang barangnya.Dia tidak seperti perempuan kebanyakan yang serba ribet.Terbukti dari isi koper yang dibawanya hanya ada baju, sepatu, makeup yang seadanya ,dan peralatan sekolahnya.

Setelah dia meletakkan barang barangnya ke tempatnya dia membaringkan dirinya diatas kasur yang akan menjadi teman tidurnya. Dia menatap langit langit kamarnya setitik kenangan masa lalu terlintas dipikirannya

"Sayang, anak mama nanti kamu gak boleh nakal ya sayang dengerin apa kata gurunya oke!"

"Ote mama aku ingat kok" ucap gadis itu yang masih berusia enam tahun

"Anak papa udah makin gede aja ya udah mau masuk sekolah lagi jadi gak bisa main sama papa dong" ucap papanya dan menampilkan raut sedihnya

"Papa jangan nangis dong aku bisa kok main sama papa aku juga mau kok gak sekolah biar bisa main sama papa" ucap gadis itu polos

"Ck pa jangan diajarin gitu dong anaknya!!" ucap mama dari gadis itu

"Hehe gak kok sayang papa tadi cuma bercanda,pokoknya kamu harus sekolah biar jadi sukses melebihi papa oke?"

"Ote papa sayang!!"

"Ohh jadi cuma papa ni mama enggak ya?"

"Eh no no mama juga,sayang mama sama papa dong"

"Uhh kamu bisa aja jadi makin sayang sama kamu"

"Jangan pernah tinggalin aku sendirian ya ma,pa"

"Iya sayang kita gak akan pernah tinggalin kamu sendirian kok" ucap mama gadis kecil itu

"Janjii?"tanya gadis kecil itu seraya mengacungkan jari kelingkingnya untuk melakukan pinky promise kepada kedua orang tuanya.

"Janji!!" Ucap kedua orang tuanya seraya menyatukan jari kelingking mereka bertiga.

Jika ada yang melihat pemandangan itu pasti mereka berpikir bahwa gadis kecil itu begitu beruntung memiliki kedua orang tua yang sangat menyayangi dan mencintainya.

Gadis itu memejamkan matanya kuat kala mengingat kembali memori itu betapa bahagianya dirinya disitu. Tetapi gadis itu sadar bahwa kehidupannya tidak lagi seperti itu.

Disini dia akan memulai semuanya dengan baru dan mencari kebahagian nya sendiri. Tanpa sadar air mata keluar dari pelupuk matanya. Dia menangis dalam diam.

Keheningan kamar nan gelap, langit yang gelap serta bulan purnama yang berada di langit menjadi saksi bisu seorang gadis cantik bernama Cinta sedang menuangkan kesedihan yang selama ini ia pendam. Ia butuh kehangatan dan kasih sayang.

"Ma, Pa Cinta rindu kaliann!"

*****

Hai teman-teman! Selamat datang di cerita pertamaku. Setelah melewati ombak dan hampir saja terbawa angin puting beliung, akhirnya aku bisa publish cerita ini heheh.

Semoga kita bisa dekat layaknya ibu dan anak. Eh ralat maksudnya layaknya readers dan author. Di sini kalian bebas berpendapat dan bebas segalanyaaa!! Jangan canggung sama aku. Aku welcome aja kok kek keset kaki:))))

Pliss jangan jadi silent readers:)

Oke sekian bacotan dan salam perkenalan dari saya. Semoga kalian suka sama cerita ini.

Kalau kalian udah baca prolog fikss kalian harus baca cerita ini sampai end. Canda.. Aku gak maksa kok.

Big love buat kalian yang udah mau baca.

Sayang kalian tiga rebuuu ❤❤

CINTA (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang