Busan, 17.15
Yeri menghampiri Hanbin yang duduk di pinggir jalan dan menghadap pantai. Dengan seulas senyum yang berada di wajahnya, gadis itu lantas menempatkan diri duduk di samping Hanbin.
"Sudah lama menunggu?"
Hanbin mengangguk dan memperhatikan wajah Yeri, membuat Yeri sedikit salah tingkah.
"Kenapa melihatku seperti itu? Apa ada sesuatu di wajahku?"
"Berapa lama kau bisa mencintaiku?"
Yeri tertegun ketika mendengar pertanyaan Hanbin yang terdengar serius. "Kenapa tiba-tiba berbicara seperti itu?"
"Aku hanya penasaran."
"Kita masih muda. Jika kita memandang terlalu jauh, kita hanya akan mendapatkan kegagalan ... dibandingkan dengan memikirkan masa depan yang terlalu jauh, bukankah akan lebih baik jika menjalaninya saja?"
"Rasanya sakit sekali," gumam Hanbin yang membuat Yeri terlihat bingung.
"Di bagian mana yang sakit? Jika kau sakit kenapa kau malah duduk di sini?"
Tak berniat menanggapi ucapan Yeri, Hanbin kemudian meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya.
"Ada apa? Kau terlihat sedih."
"Aku merasa bersalah padamu."
"Tentang apa?"
"Aku ... berapa kalipun kita bertemu, sepertinya aku tidak akan pernah bisa mempertahankanmu."
Yeri menatap penuh selidik. "Apa yang sedang kau bicarakan?"
"Mari kita putus."
Yeri terkejut dan segera menepis tangan Hanbin. "Apa yang kau bicarakan? Itu sama sekali tidak lucu."
"Aku harus pergi."
Suara Yeri tiba-tiba mengeras, "ke mana? Apa kau sudah menemukan keluargamu?"
Hanbin mengangguk.
"Keluargamu adalah orang kaya, itu sebabnya kau ingin mencampakanku? Benar begitu?"
Bukannya menjawab, Hanbin justru terdiam tanpa melepas pandangannya pada Yeri yang terlihat marah padanya.
"Kenapa kau diam saja? Cepat jawab aku."
"Ini bukanlah keluarga seperti yang kau pikirkan."
"Apa maksudmu?"
"Mereka adalah teman, saudara dan kadang menjadi keluarga. Ada hal yang belum kami selesaikan. Untuk itu aku harus pergi."
"Kau memiliki hutang? Kalau begitu tetaplah di sini dan aku akan melunasi semua hutangmu."
"Sama seperti yang kau katakan, kita masih sangat muda ... aku memiliki rasa tanggung jawab yang tidak bisa aku abaikan. Sejak awal aku hanya bersinggah di tempat ini."
"Kau sudah mengingat siapa dirimu yang sesungguhnya?"
Hanbin mengangguk.
"Lalu katakan ke mana kau ingin pergi?"
"Ke tempat yang sangat jauh."
"Kau akan kembali?"
Hanbin kembali bungkam di saat ia tak bisa menjanjikan apapun.
"Kembalilah, aku bisa menunggumu."
"Tidak. Kau tidak boleh melakukan hal itu ... aku tidak berjanji bahwa aku akan kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKE ME UP : SKYFALL [KEBANGKITAN LEE MINHYUK]
FantasySERIES KEDUA DARI THE CLAN : CHAPTER 3 ~ WAKE ME UP [BATTLE WITH THE DEVIL] Lee Minhyuk. Seorang Raja dengan Tahta yang abadi, seorang Raja yang mengawali perjalanan panjang Neverland, seorang Raja yang paling berdosa. Dia kembali untuk hari pembeba...